JAKARTA – Selamat kepada para elit Partai Golkar yang dinilai konsisten menjaga amanat rakyat. Terus fokus bekerja keras dan cerdas memperjuangkan hak rakyat, apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang. Tidak mencederai kepercayaan rakyat dengan perilaku korup dan tindakan kurang terpuji lainnya. Dengan track record seperti ini wajar bila Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat percaya kepada para elit Partai Golkar.
Hubungan lebih hangat memang ditunjukan Jokowi dengan elit Partai Golkar. Apalagi, dalam sepekan terakhir muncul banyak baliho dengan background Jokowi dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Salah satunya bertuliskan ‘Terima Kasih Pak Jokowi dan Airlangga Hartarto Atas Kerja Kerasnya Memulihkan Ekonomi Kami’. Pengakuan ini diberikan ‘Pedagang Kaki Lima dan UMKM’.
“Jokowi terlihat sangat percaya kepada elit Golkar. Banyak posisi strategis seperti penanganan pandemi Covid-19 diberikan kepada elit Golkar. Hal ini tidak bisa disalahkan, apalagi ada ‘pengkhianatan’ seperti penyalahgunaan wewenang dana bansos,” ungkap Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio.
Hubungan Jokowi dengan PDIP memang terlihat merenggang. Apalagi, sebelumnya muncul kasus korupsi dana bansos yang dilakukan eks Menteri Sosial Juliari Batubara. Kader PDIP tersebut ditangkap KPK dan dibawa ke gedung lembaga anti rasuah pada 6 Desember 2020. KPK bahkan menyita uang Rp14,5 Miliar dalan operasi senyap tersebut. Kasus ini sempat melunturkan kepercayaan publik atas penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
“Kepercayaan Jokowi kepada elit PDIP seolah berkurang setelah pengkhianatan Juliari terungkap. Kasus korupsi bansos yang dilakukan Juliari memang sempat menurunkan kepercayaan rakyat kepada pemerintah dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi,” tegas Hendri yang juga Founder lembaga survei KedaiKOPI.
Hendri menambahkan, kerenggangan hubungan Jokowi dan PDIP semakin meruncing. Penandanya adalah banyaknya kritikan elit PDIP kepada kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Jokowi. Hendri menambahkan, Jokowi tidak bisa disalahkan atas lunturnya kepercayaan kepada elit PDIP dan menguatnya kepercayaan kepada kader Partai Golkar.
“Saya tidak bisa 100% menyalahkan Jokowi atas renggangnya internal mereka. Sebab kader PDIP Juliari Batubara malah berkhianat dan korupsi saat mengurusi bansos. Lebih percaya kepada elit Golkar. Bansos itu saat pandemi sangat strategis. Belum lagi, banyak elit PDIP yang justru mengkritik Jokowi,” lanjut Hendri lagi.
Lebih lanjut, kepercayaan Jokowi kepada parpol memiliki banyak keuntungan. Menuju kontestasi Pemilu 2024 dan Pilpres 2024, Jokowi tentu bisa menaikkan popularitas para Capres. Hendri mengatakan, parpol memiliki banyak keuntungan diberi kepercayaan besar untuk mengimplementasikan program-program Jokowi terlebih menyangkut pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
“Persepsi masyarakat atas renggangnya hubungan Jokowi dan PDIP memang kuat. Jokowi saat ini memang lebih suka bekerjasama dengan elit Golkar seperti Airlangga dan Luhut Binsar Pandjaitan. Hal ini tentu positif untuk 2024 karena Jokowi bisa membantu mempopulerkan para Capres,” kata Hendri.
Terkait penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, kinerja impresif memang diperlihatkan Airlangga. Pertumbuhan ekonomi sepanjang Kuartal II/2021 mencapai 7,07%. Angka tersebut pun mengeluarkan Indonesia dari status resesi. Indonesia bahkan optimistis bisa mewujudkan target pertumbuhan ekonomi nasional 3,7%-4,5% sepanjang 2021, meski ada penerapan PPKM di Kuartal III/2021.
“Partai Golkar pada prinsipnya tetap memegang teguh amanat dan kepercayaan rakyat. Menempatkan posisi dan kepentingan rakyat di atas segalanya. Dalam kondisi pandemi Covid-19, kami bekerja keras. Alhamdulillah, hasilnya bagus dan bisa dinikmati masyarakat,” terang Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Golkar Maman Abdurrahman.
Lalu, bagaimana dengan penanganan pandemi Covid-19? Hasil Survei Nasional Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik di Masa Pandemi yang dilakukan Charta Politika, 12-20 Juli 2021 menyatakan positif. Sebanyak 51,4% responden mengatakan penanganan Covid-19 di Indonesia saat ini sangat baik dan baik. Pun demikian catatan World Health Organization (WHO).
WHO mencatat, Indonesia tetap gencar menjalankan kebijakan PHSM (Public Health and Social Measures) secara ketat, meski vaksinasi Covid-19 tetap berjalan. Pelaksanaan PPKM juga mendorong peningkatan test Covid-19 di Indonesia. “Permasalahan pandemi Covid-19 pasti bisa terselesaikan dengan baik dan cepat. Memang perlu kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat,” tutup Maman.(*)