JAKARTA – Sinergi program 10 Rumah Aman dan Pustaka Bergerak menghasilkan energi besar untuk redam pandemi Covid-19. Keduanya memiliki banyak kelebihan. Pustaka Bergerak memiliki network besar pada 34 provinsi di Indonesia. Adapun 10 Rumah Aman yang diinisiasi Kantor Staf Presiden (KSP) didukung ‘amunisi’ mumpuni. Sistemnya sudah diujicobakan pada beberapa Rukun Tetangga (RT) di Jakarta, Depok, dan Tangerang Selatan.
“Kolaborasi dengan 10 Rumah Aman ini sangat menarik. Program tersebut sangat simpel dan mudah dikerjakan oleh siapapun. Program 10 Rumah Aman dimulai dari lingkungan kecil keluarga, tapi bisa memberikan impact positif luas. Asalkan semua orang mengerjakannya, dijamin Covid-19 pasti akan ditanggulangi secara cepat dan tuntas,” ungkap Founder Pustaka Bergerak Nirwan Ahmada Arsuka.
Dihadapkan pada pandemi Covid-19, Program 10 Rumah Aman memang mengajak masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan pemerintah. Bentuk konkritnya menjaga lingkungannya tetap berstatus zona hijau Covid-19 hingga jarak 10 rumah persegi dari kediamannya. Dilakukan secara berantai, status bebas Covid-19 akan meluas dari level Rukun Tetangga (RT) hingga strata wilayah besar di atasnya.
Ditopang oleh aktivis Dasa Wisma, beragam program digulirkan rutin melalui 10 Rumah Aman. Sebut saja pengukuran suhu tubuh warga dengan menggunakan Thermoscan atau Thermo Gun. Aktivitas ini dalam prakteknya berkembang. Thermoscan jadi media komunikasi efektif pemerintah dengan warga. Selain suhu tubuh, didapat juga data warga yang membutuhkan bantuan plus para donaturnya.
Selain memerangi sebarannya, Thermoscan juga menekan impact negatif bawaan pandemi Covid-19. Mengacu RT.008/RW.04 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, grafik dari warga yang butuh uluran tangan terus menanjak setiap pekannya. Saat ini jumlahnya ada di angka 33 kepala keluarga. Wilayah ini didiami sekitar 120 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah warganya 530 jiwa. Tiga pekan sebelumnya, jumlah KK butuh uluran tangan ada 9.
“Melalui kolaborasi bersama 10 Rumah Aman, teman-teman Pustaka Bergerak mendapatkan ‘amunisi’ baru. Pergerakan mereka membantu pemerintah dan membendung Covid-19 semakin efektif. Sebab, ada beragam paket bantuan untuk warga. Bentuknya ada Thermoscan, Masker, dan lainnya. Jadi kami tidak sekedar edukasi verbal, tapi akan bentuk riilnya. Hal ini bagus dan lebih konkrit,” terang Nirwan.
Menjadi ujung tombak program 10 Rumah Aman, Pustaka Bergerak memiliki profil luar biasa. Pustaka Bergerak sejatinya program pemberdayaan masyarakat. Adapun medianya melalui literasi. Mereka ini membangun kemandirian masyarakat melalui penyebaran buku tidak berbayar. Fokus utamanya yaitu, daerah dengan akses transportasi terbatas dan tidak dilengkapi perpustakaan umum.
Pustaka Bergerak saat ini memiliki 3.000 member dengan sebaran merata di 34 provinsi. Komposisi member besar berada di Jawa, adapun slot besar juga dimiliki Sulawesi Selatan dan Barat. Saat ini angka pertumbuhan Pustaka Bergerak dimiliki Nusa Tenggara Timur dan Papua. Untuk bentuk jejaringnya seperti, Perahu Pustaka, Kuda Pustaka, Gerobak Pustaka, Kereta Pustaka, Noken Pustakan, dan lainnya.
“Kami memanfaatkan jaringan yang sudah ada. Data kami juga sangat lengkap. Kerjasama kami makin riil dengan paket bantuan warga dari 10 Rumah Aman. Kami memakai paket ini untuk mengedukasi warga. Tujuannya, agar warga lainnya mau melakukan apa yang diminta pemerintah melalui 10 Rumah Aman. Kini upaya mereda Covid-19 lebih bagus dengan zonasi luas,” jelas Nirwan lagi.
Untuk memberi gema program lebih kuat, Pustaka Bergerak memanfaatkan fungsi media sosial. Semua program 10 Rumah Aman terkait pandemi Covid-19 dan lainnya disounding melalui Facebook, Twitter, dan Instagram. Fungsi WhatsApp Group (WAG) juga dimanfaatkan optimal untuk mengedukasi warga. Sinergi strategis 10 Rumah Aman dan Pustaka Bergerak direspon positif Kepala Staf Presiden Moeldoko.
“Program-program yang dimiliki 10 Rumah Aman sangat strategis. Lalu, Pustaka Bergerak punya link kuat dan langsung menyentuh masyarakat. Mereka juga mengakses daerah-daerah dengan transportasi terbatas. Dengan sinergi luar biasa ini, sebaran Covid-19 akan terhapus. Masyarakat juga mendapatkan edukasi yang memadai dan akurat,” tegas Moeldoko.(***)