JAKARTA – Pemenuhan komoditas pangan menjadi tantangan yang arus dipenuhi oleh Kementerian Pertanian. Hal itu dijawab dengan sejumlah inovasi dan terobosan. Termasuk menerapkan Permaculture dalam Beternak Ayam KUB.
Pengetahuan mengenai hal ini disampaikan dalam Bertani On Cloud Volume 162, Kamis (17/3/2022). Tema yang diangkat adalah ‘Permaculture dalam Beternak Ayam KUB ala P4S. AFRo FARM’.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian harus bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Dalam pandemi, kebutuhan pangan sangat penting. Terutama pangan yang sehat untuk membantu membentuk imunitas tubuh. Oleh karena itu, kita arus menggenjot produksi,” katanya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, yang membuka kegiatan Bertani On Cloud, menjelaskan lebih lanjut mengenai permaculture.
“Permaculture adalah cabang ilmu desain ekologis, teknik ekologis, dan desain lingkungan yang mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya berdasarkan ekosistem alam. Inti dari permaculture adalah Peduli bumi. Karena tanpa bumi yang sehat, manusia tidak bisa sejahtera,” katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan, cara berpikir inovatif dan menciptakan ketahanan, dapat diterapkan saat menciptakan komunitas dan membangun secara berkelanjutan.
“Ada banyak langkah kecil yang bisa dilakukan untuk semua orang, mulai dari mengurangi sampah di dapur,” katanya.
Prof Dedi menjelaskan, salah satu prinsip permaculture adalah mengurangi limbah.
“Tidak ada sampah di alam. Sisa makanan berubah menjadi kompos , yang memberi makan tanaman yang kita makan, dan sampah akan diubah menjadi kompos lagi. Semuanya adalah bagian dari siklus,” katanya.
Diterangkannya, desain ekologis dalam permaculture yang berada di sekitar rumah, dapat memberi tambahan hasil berupa bahan pangan seperti buah-buahan, sayur-sayuran, bunga-bungaan, rempah-rempah, obat-obatan dan ternak (telur dan daging).
Hanya saja, Dedi menilai pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pendapatan jangka pendek pada umumnya masih belum optimal disebabkan belum diketahui bagaimana pemanfaatan pekarangan.
“Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dapat dilakukan dengan gerakan permaculture berbasis Ayam KUB, tanaman pangan dan Holtikultura. Jika dirunut ke belakang, sebetulnya pemanfaatan lahan pekarangan untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan pangan (nutrisi) serta pendapatan,” katanya.
Ditambahkannya, pemanfaatan pekarangan sudah dilalukan sejak lama terbukti hampir ditemui setiap pekarangan rumah tangga di pedesaan terdapat tanaman marungge, jeruk, mangga, kelapa, pepaya dan tanaman lainnya serta ayam kampung.
Namun, dalam pengertian sebuah program yang terencana dengan inisiasi pemerintah mungkin belum banyak dilakukan dan atau jika pernah ada suda lama tidak dilakukan.
“Pemanfaatan lahan pekarangan diartikan sebagai upaya pengelolaan pekarangan melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman dan ternak, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beraneka ragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi dan pendapatan tunai keluarga,” katanya.
Bertani Permaculture diharapkan menyediakan jalan pintas memecahkan berbagai permasalahan kemiskinan dan defisiensi nutrisi serta stunting.
“Desain egologis peternakan ayam KUB di pedesaan dan berperan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan model (contoh) mengatasi permasalahan kemiskinan dan defisiensi nutrisi serta stunting berbasis ayam KUB,” ujarnya.