TEGAL – Lahan pertanian di Kabupaten Tegal diserang hama wereng. Kendati ada lahan gagal panen, tetapi hasil produksi petani tetap bertahan. Bahkan cenderung meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebut, banyak pencapaian sejak penerapan asuransi pertanian. Dengan ikut asuransi pertanian ini agar petani merasa aman untuk berproduksi.
“Kita tidak ingin kalau kena bencana alam seperti banjir, kekeringan, bencana alam, atau sapi yang mati itu menyebabkan petani yang rugi,” kata Mentan SYL, Selasa (8/12).
Risiko yang dijamin dalam AUTP meliputi banjir, kekeringan, serangan hama dan OPT. Hama pada tanaman padi antara lain, wereng coklat, penggerek batang, walang sangit, keong mas, tikus dan ulat grayak.
Sedangkan penyakit pada tanaman padi antara lain, tungro, penyakit blas, busuk batang, kerdil rumput, dan kerdil hampa. Serangan hama dan penyakit ini akan mengakibatkan kerusakan yang dapat mengakibatkan gagal panen sehingga petani akan mengalami kerugian.
“Waktu pendaftaran dapat dimulai paling lambat satu bulan sebelum musim tanam dimulai. Kelompok tani didampingi PPL dan UPTD kecamatan mengisi formulir pendaftaran sesuai dengan formulir yang telah disediakan,” ungkapnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sarwo Edhy Wibowo mengatakan, pembiayaan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang dibayarkan melalui mekanisme APBD sangat dimungkinkan bagi daerah yang memiliki kepedulian tinggi pada keberlanjutan pertanian di daerahnya.
“Seperti yang sudah dilakukan Pemerintah Daerah lainnya. Seperti Jawa Tengah yang sudah dilakukan hingga tingkat Provinsi,” ujar Sarwo Edhy.
Jika mengikuti AUTP, kata Sarwo Edhy, para petani tak perlu bersedih karena ada asuransi yang menangani. AUTP sangatlah penting bagi petani utamanya menghadapi musim kering seperti saat ini. Jadi sayang sekali jika petani tidak mau ikut dalam asuransi ini.
“Sayang sekali kalau petani tidak ikut karena jika mereka gagal panen, kan ada uang yang akan cair sebesar Rp 6 juta per hektare. Ini kan sangat membantu petani,” pungkas Sarwo Edhy.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Tan KP) Kabupaten Tegal Toto Subandrio, mengungkapkan, wilayah Kecamatan Kramat dan Suradadi, ada Lahan pertanian yang gagal panen. Jumlahnya sekitar 63 hektare. Gagal panen itu karena diserang hama wereng sejak awal tahun hingga akhir tahun ini.
“Tahun ini, hasil produksinya sudah mencapai 360 ribu ton gabah kering panen. Itu per Oktober 2020, pencapaian itu sudah melebihi tahun 2019,” katanya
Meski demikian, para petani yang mengalami gagal panen sudah diasuransikan. Sehingga mereka mendapat asuransi sebesar Rp6 juta untuk 1 hektare Lahan pertanian. Total asuransi yang sudah dibagikan kepada petani sebanyak Rp 362 juta.
“Gagal panen di tahun ini tidak mempengaruhi hasil produksi padi di Kabupaten Tegal. Sebab, total Lahan pertanian di Kabupaten Tegal lebih dari 38 ribu hektare,” tambahnya. Setiap tahun, lanjut Toto Subandrio, para petani bisa menanam padi satu kali hingga tiga kali.
“Yang tanamnya sekali biasanya irigasi tidak lancar. Sehingga mereka hanya mengandalkan air hujan,” pungkasnya.