Emas Hijau Pekarangan Ditambang Melalui READSI Kementan

oleh -428 views

JAKARTA – Potensi emas hijau pekarangan di Tolitoli, Sulawesi Selatan, terus dieksplorasi. Optimalisasinya melalui program Rural Empowerment Agricultural and Development Scalling Up Initiative (READSI) Kementan. Beragam bantuan pun dialirkan READSI untuk optimalisasi kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dengan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT).

“Pekarangan menjadi obyek potensial untuk pengembangan kegiatan pertanian. Apalagi, hampir semua rumah di daerah READSI memiliki pekarangan. Tidak perlu luas. Untuk luasan lahan bisa disikapi dengan implementasi teknologi, seperti hidroponik,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Eksplorasi emas hijau Tolitoli diantaranya dilakukan di Desa Pise, Dampal Selatan. Obyeknya adalah KWT Melati dan KWT Mawar. Mereka mendapatkan paket lengkap bantuan. Sebut saja, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), saprodi, hingga benih. Untuk kompetensi SDM didorong melalui pelatihan hingga pendampingan petani.

“Pekarangan menjadi obyek dengan value ekonomi tinggi dan efisien. Kami akan terus memberikan dukungan. Apalagi, Indonesia sedang berjuang untuk mencapai ketahana pangan nasional. Kemandirian pangan bisa dipenuhi dengan sinergi dan optimalisasi potensi yang ada,” terang SYL lagi.

Support besar Kementan melalui READSI untuk kegiatan pertanian memang buka isapan jempol belaka. Melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Tolitoli, READSI Kementan mengalirkan bantuan lengkap. Ada saprodi dengan komposisi benih, pupuk, pestisida, dan beragam alat pendukung. Bantuan ini diberikan langsung kepada KWT Melati dan KWT Mawar.

“Asalkan SDM bagus dan mau berinovasi, keterbatasan lahan bisa disikapi. Dengan pekarangan yang luasannya terbatas, petani masih bisa produktif. READSI akan memberikan panduan dan bantuan,” jelas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.

Totalitas mengimplementasikan program P2L, petani Tolitoli juga disupport benih. Ada 9 varietas yang dialirkan READSI Kementan. Varietasnya ada sawi, kangkung, kacang panjang, pare, tomat, seledri, terong, cabai siruf, dan bawang merah. Dedi menambahkan, petani tetap berdaya saing dimasa pandemi Covid-19 melalui pengusahaan pertanian berbasis P2L.

“Kembangkan saja P2L. Nanti READSI yang akan membantu dan mendukung secara penuh. Keluarga bisa mendapatkan kecukupan gizi melalui implementasi READSI di pekarangan. Cara ini ideal diterapkan selama pandemi Covid-19. Jadi petani dan masyarakat luas tetap produktif selama Covid-19,” lanjut Dedi.

Mengembangkan seluruh potensi, READSI Kementan menjangkau 6 provinsi, 18 kabupaten/kota, dan 342 desa. Melalui beragam bantuan yang diberikan, READSI berharap menjadi stimulan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga. Bisa juga menjadi obyek apotik sehat dengan menyediakan sayuran dan tanaman obat.(*)

No More Posts Available.

No more pages to load.