IPDMIP Bantu Petani NTT Kelola Rantai Nilai Pertanian

oleh -1,823 views
Foto : Istimewa
Foto : Istimewa

KAHYANGAN.NET//NUSA TENGGARA TIMUR – Para penyuluh di Nusa Tenggara Timur mengikuti kegiatan pelatihan dasar fasilitasi rantai nilai selama 3 (tiga) hari, 25 s/d 27 Agustus 2020, di Centro Bajo Hotel & Resto, Jalan Soekarno – Hatta, Komplex PLN Labuanbajo.

Kegiatan ini termasuk dalam Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi Terpadu secara Partisipatif, atau yang dikenal dengan Integrated Partisipatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menilai kehadiran konsultan pada proyek IPDMIP sangat penting.

“Proyek IPDMIP bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan juga menyejahterakan petani. Untuk itu perlu pendampingan dari tenaga-tenaga ahli agar tujuan tersebut tercapai. Inilah peran yang harus dilakukan para konsultan,” tuturnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi menerangkan, IPDMIP mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai pertanian beririgasi secara berkelanjutan.

“Salah satu aspek terpenting dalam pertanian adalah ketersediaan air. Lewat IPDMIP, produktivitas dan nilai pertanian akan ditingkatkan dengan cara irigasi berkelanjutan. Agar tidak ada kendala teknis di lapangan, kita berharap Konsultan bisa segera ke lapangan,” katanya.

Kepala Pusat Penyuluhan (Kapusluh) Pertanian BPPSDMP Kementan Leli Nuryati, berharap semua yang tergabung dalam IPDMIP memiliki visi yang sama.

“Kita semua harus memiliki visi yang sama, tujuan yang sama, yaitu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani di daerah irigasi proyek IPDMIP,” terangnya.

Menurut ketua panitia penyelenggara, Susana Konstantia Laning, peserta pelatihan berjumlah 35 orang dari berbagai unsur. Seperti staf Dinas Pertanian, penyuluh (PPL/THL TB PP/staf lapangan dan penyuluh swadaya), petugas Bappeda yang menangani bidang ekonomi dan koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang berasal dari Kabupaten Manggarai Barat dan Manggarai Timur.

Sedangkan narasumber adalah penyuluh pertanian pusat Yulia TS yang sekaligus sebagai tim teknis IPDMIP, kemudian Alimin dari konsultan pelatihan IPDMIP, dan Masithah selaku konsultan rantai nilai daerah yang masuk regional 7 meliputi Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Sektor Pertanian di Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sumber mata pencaharian terbesar, sumber pasokan bahan baku sekaligus pasar bagi sektor industry,” tuturnya.

Namun, tambah Susana, dalam perkembangannya sektor pertanian cukup mengalami kendala yang bersumber dari berbagai aspek seperti penerapan teknologi budidaya pertanian, penanganan pascapanen, informasi pasar dan pemasaran serta permodalan.

Selama ini pembiayaan program sector pertanian di Indonesia lebih berorientasi kepada proses produksi (on farm) untuk meningkatkan supply produk ke pasar dan hanya sedikit yang berorientasi kepada paskaproduksi (off farm). Untuk menghadapi kendala, pembiayaan di sektor pertanian harus terintegrasi antara hulu dan hilir.

“Oleh karena itu salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendorong peningkatan pembiayaan di sektor pertanian adalah melalui pendekatan rantai nilai (value chain),” tuturnya.

Pelatihan dibuka oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang diwakili oleh Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Steven Thobyas Lay, yang didampingi oleh Sekretaris Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Kabupaten Manggarai Barat.

Dalam sambutannya Steven menekankan bahwa provinsi akan mengupayakan 30 ton benih bersertifikat untuk memenuhi kebutuhan benih petani yang masuk dalam proyek IPDMIP di Manggarai Timur.

“Pemerintah juga akan mengupayakan penangkaran benih dengan menanam padi seluas 15 ha di Manggarai Barat, yang rencananya sebagian hasilnya akan disertifikasi dan kelak untuk memenuhi kebutuhan benih petani IPDMIP di Manggarai Barat,” katanya.

Selain itu, Steven juga menekankan kalau provinsi akan lancar membayarkan BOP kepada penyuluh kalau kewajiban penyuluh menyerahkan laporan kegiatannya bisa sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

Yulia TS sebagai narasumber menyampaikan bahwa Materi yang akan diberikan kepada peserta antara lain Kebijakan Program IPDMIP dalam pengembangan rantai nilai. Konsep value chain dalam meningkatkan pendapatan petani, Pemetaan awal value chain, Validasi hasil rantai nilai, Penyusunan proposal pengembangan rantai nilai, dan Fasilitasi pengembangan rantai nilai.

“Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah ceramah, diskusi, penugasan dan praktek lapang di kelompok tani Ingin sukses, Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo, Labuan Bajo,” kata Yulia.(YTS/EZ)

No More Posts Available.

No more pages to load.