PATUK – Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) menyambut baik diresmikannya irigasi pompa di Gunungkidul, Yogyakarta. Kehadiran irigasi ini, membuat para petani di Patuk, Gunungkidul, siap menanam padi hingga 3 kali dalam setahun.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan irigasi bisa menjadi strategi untuk meningkatkan produktivitas serta mengantisipasi kemarau panjang sebagaimana diprediksi FAO.
“Air sangat penting buat pertanian. Oleh karena itu, petani harus memiliki ketersediaan air yang cukup untuk menanam. Apalagi Indonesia termasuk dalam negara yang diprediksi FAO akan mengalami kemarau panjang. Mau tidak mau petani harus mengantisipasi hal itu. Salah satunya dengan membangun irigasi,” kata Mentan SYL, Selasa (14/07/2020).
Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy mengutarakan hal serupa. Menurutnya, pembangunan irigasi ini sejalan dengan program Ditjen PSP.
“Ditjen PSP selalu berupaya meningkatkan luas pertanaman padi (IP Padi) melalui pemanfaatan infrastruktur air. Maka dilakukan pembangunan irigasi perpompaan besar untuk mendukung tanaman pangan,” katanya.
Buat para petani di Gunungkidul, air merupakan faktor yang sangat penting. Oleh sebab itu, Poktan Rukun Makaryo, Panjatan, Pengkok, dan Patuk, sungguh beruntung karena lahan yang diusahakan berdekatan dengan sumber air sungai Oya.
Sungai Oya di Gunungkidul tak pernah surut.Wilayah seperti Semin, Ngawen, Nglipar, Ponjong, Karangmojo serta Gedangsari, dan Patuk merupakan Kapanewon yang terlewati aliran sungai Oya. Para petani di sekitar aliran sungai Oya termasuk poktan Rukun Makaryo selama ini biasa menggunakan sumber air sungai Oya dengan perpompaan kecil secara perorangan dan swadaya.
Poktan Rukun Makaryo, Panjatan, Pengkok Patuk merupakan salah satu poktan yang dipercaya untuk melaksanakan kegiatan pembangunan irigasi perpompaan mendukung tanaman pangan. Senin (6/7/2020), Poktan Rukun Makaryo mengundang Wakil Bupati dan Dinas Pertanian dan Pangan untuk hadir dalam peresmian irigasi perpompaan.
Menurut Ketua Poktan Rukun Makaryo Jamari (64), irigasi perpompaan merupakan program yang lama diimpikan para petani. Namun, baru terealisasi tahun 2020.
“Oleh karena itu, poktan sangat berterimakasih atas bantuan pemerintah berupa pembangunan irigasi perpompaan. Dengan adanya irigasi perpompaan poktan merasa lebih ringan dalam mensuplai kebutuhan air khususnya pertanaman padi,” katanya.
Luas oncoran yang bisa dilaksanakan antara 20 sampai dengan 30 hektar padi. Sedangkan potensi lahan yang ada seluas 45 hektar selain untuk pertanaman padi sebagian ditanami palawija atau kacang tanah.
“Jika biasanya poktan hanya menanam padi 2x dalam setahun, dan kadang khawatir di musim kedua jika iklim tidak bersahabat seperti terjadi di tahun 2019, maka dengan adanya irigasi perpompaan para petani akan merasa aman dalam melaksanakan budidaya padi tidak khawatir kekurangan air, bahkan akan menanam padi 3x setahun tidak hanya 2x padi,” tutur Jamari.
Wakil Bupati Imawan Wahyudi, mengajak poktan bersyukur dengan adanya tambahan fasilitas irigasi perpompaan yang dapat meningkatan kesejahteraan petani.
“Dengan adanya irigasi perpompaan petani lebih mudah mendapatkan air irigasi sehingga pertanaman lebih subur, hasilnya lebih baik. Semuanya itu untuk upaya mengurangi kemiskinan masyarakat Gunungkidul,” tutur Imawan yang berharap bantuan sarana seperti irigasi perpompaan akan dimanfaatkan dengan baik.
Saat ini di Gunungkidul telah memasuki masa panen musim kedua. Luas pertanaman padi di musim kedua 8.522 Ha telah dipanen 1672 Ha di bulan Juni, sisanya akan di panen di bulan Juli seperti yang dilaksanakan di poktan Rukun Makaryo saat ini.(*)