LUWU – Program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) memperkuat branding hortikultura lokal. Harapannya, komoditi lokal tetap meraja di negeri sendiri dan semakin deras membanjiri pasar mancanegara. Salah satu komoditi yang diakselerasi adalah Buah Naga. Zonasi implementasinya berada di Saga, Bajo, Luwu, Sulawesi Selatan.
“Konsumsi hortikultura lokal harus ditingkatkan. Dengan begitu, produk pertanian yang dihasilkan petani semakin besar terserap pasar. Masyarakat juga mendapatkan manfaat imunitas dari konsumsi pangan berkualitas,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Luwu menjadi salah satu sentra Buah Naga. Buah Naga merupakan salah satu komoditi yang mengalami peningkatan permintaan pasar. Tidak terpengaruh oleh tarikan negatif pandemi Covid-19. “Buah-buahan Indonesia banyak diminati. Untuk itu, stoknya harus dijaga. Melalui READSI, kami siap memberikan dukungan penuh,” terang SYL lagi.
Pasar bisa mendapatkan banyak manfaat dari konsumsi hortikultura lokal, seperti Buah Naga. Buah naga mengandung vitamin C hingga karotenoid. Fungsinya sebagai antioksidan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sebagai anti rafikal bebas. Mencegah infeksi bakteri dan virus di dalam tubuh. Sebab kandungan zat gizi makro dan mikronya sangat lengkap.
“Pertanian justru makin kuat di kondisi sekarang ini. Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Untuk itu, sektor pertanian terus produktif dengan dukungan penyuluh, petani, dan petani milenial,” terang Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi.
Seperti diketahui, pengembangan agribisnis buah-buahan memberi nilai tambah bagi petani. Hal ini juga menjaga keseimbangan gizi bagi masyarakat. Dedi menambahkan, apresiasi bagi stakeholder pertanian di daerah yang terus bekerja keras membangun industri dari hulu hingga hilir.
“Tugas Penyuluh pertanian melakukan pertemuan rutin kelompok. Penguatan kelembagaan poktan dan gapoktan sekaligus menyusun rencana kerja yang diimplementasikan di lapangan. Memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi petani dalam budidaya dan pemasaran hasil pertanian,” tambah Dedi.
Meski dihadapkan dengan pandemi Covid-19, produktivitas tinggi terus diperlihatkan stakeholder pertanian Luwu. Salah satunya adalah Kelompok Tani Buntu Sappang 2 dengan komoditi Buah Naga. Dengan homebase di Desa Saga, Bajo, mereka aktif mengikuti bimbingan lanjut program READSI di lahan anggota poktan. Kegiatan tentunya dengan menjalankan protokol kesehatan lengkap. Selain Poktan, bergabung juga Fasilitator Desa dan Penyuluh.
Materi yang dibahas dalam bimbingan lanjut ini mengarah pada permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pengelolaan usaha tani. Dilakukan juga indentifikasi adopsi teknologi yang telah di laksanakan sebelumnya melalui sekolah lapang.
Penyuluh Pertanian Bajo Kamil mengatakan, permasalahan yang dihadapi petani diselesaikan secara tuntas.
“Harus diakui ada banyak persoalan yang dihadapi petani seperti sulitnya mengakses modal, membeli pupuk, hingga pestisida. Namun, dengan adanya READSI, semua menjadi mudah dan lancar. Kami bisa fokus mendorong produktivitas agar menaikkannpendapatan petani,” ujar Kamil.(*)