JAKARTA – Merdeka Ekspor yang dicanangkan pemerintah, dimanfaatkan para petani sukses di Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, yang tergabung dalam P4S P4S Lembang Agri, untuk melakukan ekspor sayuran buncis kenya ke Singapura.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan petani adalah profesi yang menjanjikan dan menghasilkan pendapatan menggiurkan dan Kementan akan terus mendorong.
“Artinya stereotipe bahwa menjadi petani tidak kaya akan terbantahkan. Terbukti mulai tampai dan muncul banyak start up di bidang pertanian hingga meningkatkan tren urban farming,” ungkap Mentan.
Ditambahkan oleh Mentan bahwa keberadaan Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan akan menjadi role model yang menginspirasi, memotivasi dan menjadi mitra bisnis petani muda lainnya untuk meningkatkan produktivitas, kualitas dan ekspor produk-produk pertanian. Terlebih, pemerintah baru saja melakukan Merdeka Ekspor Pertanian.
Sementara, terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menambahkan, generasi muda sangat prospektif untuk diajak menggarap sektor pertanian. Baik sebagai petani muda maupun wirausaha muda.
“Petani muda ini sangat dinamis. Mereka menguasai teknologi hingga memiliki akses pasar yang kuat. Generasi muda saat ini harus bergabung menggeluti bisnis pertanian yang sangat menjanjikan. Kalau petani muda tumbuh maksimal, maka ke depan pertanian semakin cerah dan menjanjikan,” tutur Dedi optimis.
Langkah Dodih, petani sayur dan juga sebagai Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Lembang Agri yang sukses mengembangkan usahanya hingga ke negara tetangga, bisa menjadi contoh positif. Pertanian seolah sudah mendarah daging dalam sosok Duta Petani Andalan asal Lembang Bandung Barat ini.
Mulai mengembangkan usaha pertanian dari nol, kini usaha yang ia tekuni mengantarkan pada petani sayur yang sukses dan makmur. Bahkan, omzetnya dari jualan sayur bisa mencapai Rp100 juta per bulan.
Sebelum pandemi, Dodih secara kontinyu telah mengekspor sayuran hasil pertaniannya khususnya buncis Kenya 3 kali dalam seminggu dengan volume 1 ton per sekali pengiriman. Namun, ketika ada pandemi, volume pengiriman mengalami pengurangan menjadi 400 kg untuk sekali pengiriman.
P4S Lembang Agri sendiri berada di Desa Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Dibentuknya P4S sendiri berawal dari keinginan untuk mengubah pola pikir petani.
Di sekitar lokasi P4S, masyarakat belum bisa menerapkan budidaya tanaman yang baik. Karena, masih menerapkan cara budidaya tradisional. Sehingga hasil panen kurang maksimal, menjadi bagaimana melakukan budidaya tanaman yang berorientasi pasar.
Hingga saat ini, beragam kegiatan pelatihan ditawarkan di P4S Lembang Agri yaitu diantaranya pelatihan budidaya cabai, tomat, buncis, brokoli, pengolahan sayuran, pembuatan pestisida organik, pembuatan pupuk organik, budidaya hidroponik, pelatihan penguatan kelembagaan tani dan manajemen usahatani.
“Selain melakukan budidaya sayur dan memenuhi permintaan pasar lokal serta melakukan ekspor buncis kenya dan buncis super ke luar negeri, kita juga melakukan pelatihan. Tujuannya agar petani dapat melakukan budidaya dengan baik serta memanfaatkan pupuk organik dari kompos, karena kita memang menuju pertanian organic. Pemberian pupuk organik sangat berpengaruh terhadap tanaman. Selain rasanya lebih enak juga daya simpan lebih lama walaupun biaya produksinya lebih tinggi,” ujar Dodih.
Bersama petani muda di Lembang, Dodih berinovasi membangun marketplace digital yaitu situs www.jualsayuran.com. Pemasaran online ini dilakukan dengan menggandeng para petani milenial dari Kelompok Tani Agri Muda di Desa Cibodas.
Dodih telah membuktikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat potensial dan menjanjikan. Keberadaan generasi muda yang cenderung akrab dengan teknologi terkini diyakini dapat meningkatkan ekspor sehingga mempercepat ketahanan pangan terwujud.