BATU – Kementerian Pertanian fokus pada pengembangan SDM. Untuk itu, sejumlah pelatihan dan bimbingan teknis diberikan untuk meningkatkan kapasitas SDM pertanian. Termasuk melalui Pelatihan Formulasi Pakan dan Pengolahan Susu.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peningkatan kualitas SDM pertanian.
“SDM memegang peranan yang sangat penting untuk pengembangan pertanian. Untuk itu, Kementan akan fokus untuk terus meningkatkan kualitas SDM,” tuturnya.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian mempunyai peran penting dalam pengembangan SDM Pertanian. Oleh karena itu, pengembangan kapasitas SDM Pertanian menjadi salah satu tugas pokok BPPSDMP dalam pembangunan pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan pihaknya berada di garis terdepan dalam pembangunan SDM pertanian.
“Itu berarti segala sesuatu yang terkait peningkatan kapasitas SDM merupakan tugas BPPSDMP,” katanya.
Lebih lanjut Prof. Dedi mengungkapkan, untuk mencapai produktivitas yang baik dibutuhkan SDM pertanian yang handal yaitu petani dan penyuluh, tentu menjadi pekerjaan yang perlu dicermati dan dimaknai bagaimana menciptakan penyuluh dan petani dengan kualifikasi tersebut.
“Pertanian adalah bisnis, berarti pertanian harus menghasilkan, pertanian harus menguntungkan, untuk itu BPPSDMP, akan terus berjuang melahirkan untuk mampu melatih para peserta memahami bisnis prosesnya, dimulai dengan bagaimana mencari modal dimana KUR dapat dijadikan pilihan, mengolah lahan sampai menjual produknya,” ujarnya.
Lebih lanjut Dedi Nursyamsi mengatakan, keberhasilan pelatihan tidak diukur semata berapa jumlah petani atau penyuluh yang sudah dilatih tapi bagaimana hasil pelatihan tersebut diterapkan oleh penyuluh dan petani.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas SDM pertanian dan sekaligus sebagai pengejawantahan tupoksi BPPSDMP, Balai Besar Pelatihah Peternakan Batu (BBPP) dalam waktu bersamaan melakukan pelatihan bagi Aparatur dan Non Aparatur. Yaitu, Pelatihan Formulasi Pakan dan Pelatihan Pengolahan Susu dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang dari beberapa wilayah Jawa.
Dalam pembukaan, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Sabir, mengatakan ada 3 pengungkit utama dalam pembangunan pertanian.
Pertama, banyak program dilakukan pada 2022 adalah melakukan peningkatan produksi dan daya saing yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“Pertanian itu bukan proyek, tetapi program jangka panjang yang ujungnya adalah mensejahterakan rakyat,” katanya.
Kedua, Inovasi teknologi
pertanian merupakan bidang yang sangat penting untuk menunjang kehidupan umat manusia.
Perkembangan pertanian diawali dari perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.
“Penerapan pertanian konvensional pada awalnya mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan pangan secara nyata, bahkan predikat yang disandang para petani dengan kumal, kotor masih mampi untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Tetapi ternyata diketahui kemudian efisiensi produksi semakin lama semakin menurun karena pengaruh umpan balik berbagai dampak samping yang merugikan,” ujarnya.
Dengan konsep pertanian berkelanjutan diharapkan sistem pertanian dapat bertahan sesuai dengan perkembangan zaman, yaitu untuk memenuhi kebutuhan manusia pada masa sekarang dan masa yang akan datang, bahkan predikat petani kedepan akan semakin baik, amat sangat mungkin para petani hanya cukup berdiri dipematang atau ditempat lain tetapi aktivitas pertanian tetap berjalan.
Ketiga yang tidak kalah pentingnya adalah faktor SDM Pertanian. SDM menjadi penentu keberhasilan pembangunan pertanian.
Apalah arti program, alat-alat super canggih jika tidak diimbangi atau didukung oleh SDM yang handal.
“Sumber Daya Manusia Pertanian yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung terlaksananya program utama Kementerian Pertanian dalam mensukseskan pembangunan pertanian. Pelatihan bagi penyuluh dan petani harus diberikan untuk meningkatkan kompetensi SDM pertanian,” ujarnya.
Sabir menjelaskan, keberadaan para penyuluh pertanian dan petani sangat vital dalam mewujudkan pencapaian swasembada pangan.
Hal itu tentu melalui penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan dalam membantu petani meningkatkan keterampilan teknis, pengetahuan, mengembangkan perubahan sikap yang lebih positif dan membangun kemandirian dalam mengelola lahan pertanian.
Pelatihan aparatur dan non aparatur yang tersaji dalam bentuk pelatihan formulasi pakan dan pengolahan susu dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dengan menerapkan azas efisiensi, efektifitas dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kompetensi SDM pertanian.
“Oleh karena itu, setiap peserta berharap mempunyai semangat, Fokus terhadap tujuan, Adaptif dengan perubahan dan mampu berkolaborasi,” pungkasnya.