KAHYANGAN.NET//NUSA TENGGARA TIMUR – Selain meningkatkan produksi pertanian, petani juga diharapkan bisa melakukan pengelolaan keuangan. Melalui Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) proyek Integrited Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP), petani di Manggarai Barat, NUsa Tenggara Timur, diajarkan cara mengelola keuangan.
Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, PLEK mengulas pengelolaan keuangan.
“Kemudian materi tersebut diteruskan oleh para ketua Poktan dan penyuluh swadaya kepada petani, dengan cara yang mudah dipahami. Sehingga petani lebih paham cara mengelola keuangan,” katanya.
Menurut Dedi Nursyamsi, PLEK melakukan pendekatan keluarga sebagai tim yakni suami dan istri.
Tujuannya, meningkatkan kapasitas dan pengelolaan keuangan usaha tani,” kata Dedi Nursyamsi.
Kegiatan PLEK di Manggarai Barat, NTT, diikuti sejumlah ketua kelompok tani. Kegiatan ini mengharuskan petani mengetahui besar modal, evaluasi arus kas, catatan pengeluaran dan pendanaan eksternal untuk pencapaian target produksi sehingga menunjang usaha tani berkelanjutan.
Koordinator BPP Sano Ngoang, Alwi, mengatakan pengetahuan dan cara pengelolaan kelompok tani akan lebih maksimal dengan PLEK. Alwi pun menyarankan agar PLEK diikuti dengan serius.
“Petani harus paham pengelolaan keuangan agar dapat mengevaluasi apakah usaha taninya untung atau merugi,” katanya.
Sedangkan Rofinus, selaku konsultan kabupaten, mengatakan dengan pelatihan IPDMIP petani irigasi di Kecamatan Sano Nggoang bisa paham indeks pertanaman (IP), bagaimana cara meningkatkan IP 100 menjadi IP 200.
Menurut Yulia TS selaku tim teknis sekaligus penanggung jawab NTT dan NTB, PLEK digelar dengan memakai video tutorial sebagai bahan ajar serta format laporan keuangan bentuk tercetak.
“Semua peserta berjumlah 40 orang (atau 20 pasang suami istri ) yang berasal dari 4 kecamatan,” ujar Yulia.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menaruh perhatian khusus pada IPDMIP. Pasalnya, bertujuan meningkatkan ketahanan pangan, yang berawal dari kemampuan literasi dan akses keuangan bagi petani.
“Pemerintah mendorong dan membantu petani untuk meyakinkan lembaga perbankan bahwa menyalurkan kredit kepada petani tidak akan merugi,” kata Mentan.(EZ)