JAKARTA – Indonesia memiliki momentum terbaik untuk mendesain pemulihan ekonomi global. Memberikan ide segar dan jalan keluar bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Sebab, Indonesia menjadi Presidensi G20 Tahun 2022 pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Semakin spesial, hanya segelintir negara yang pernah jadi tuan rumah Presidensi G20.
“Dengan menjadi tuan rumah presidensi G-20, Indonesia memiliki kesempatan secara strategis untuk ikut menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global terutama pada masa pasca pandemi Covid-19,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Indonesia sebelumnya sudah ditetapkan sebagai Presidensi G20 Tahun 2022. Ceremony serah terima Presidensi G20 akan dilakukan di Roma, Italia, melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi). Status tuan rumah Presidensi G20 menjadi sejarah. Sebab, ini kali lertama Indonesia sebagai tuan rumah.
Sepanjang penyelenggaraan G20, tidak banyak negara yang ditunjuk sebagai tuan rumah Presidensi. Sejauh ini baru 4 negara yang pernah menjadi tuan rumah Presidensi G20. Komposisinya diantaranya, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Saudi Arabia. Lebih lanjut, G20 beranggotakan 19 negara penggerak ekonomi dunia.
Dan, Indonesia merupakan salah satu negara penggerak perekonomian dunia. Ada juga perwakilan regional Uni Eropa yang memiliki PDB terbesar dunia. Sejauh ini, kelompok G20 berkontribusi sebanyak 85% terhadap PDB dunia. Mereka juga menguasai 75% perdagangan internasional, termasuk 80% investasi global.
“G20 sangat penting bagi Indonesia. Sebab, G20 banyak dihuni negara dengan perekonomian kuat. Kontribusinya terhadap perekonomian global sangat besar. Yang pasti, Indonesia siap menjadi tuan rumah Presidensi G20,” terang Airlangga yang notabene Ketua Umum Partai Golkar.
Menjadi tuan rumah yang baik, persiapan khusus tentunya sudah disiapkan. Sebab, Presidensi G20 akan ada 150 pertemuan. Untuk side event dimulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Rangkaian acaranya dimulai working group, tingkat Sherpa, tingkat finance, pertemuan tingkat menteri, hingga KTT yang akan dihadiri oleh seluruh Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.
Lebih lanjut, jumlah delegasi pertemuan sekitar 500 hingga 5.800 per event sepanjang tahun. Pertemuan akan dilakukan secara hybrid dengan mempertimbangkan kondisi pengendalian Covid-19 juga dilakukan secara fisik sesuai dengan parameter yang ada.
“Presiden Jokowi akan menghadiri dalam penutupan KTT G-20 di Roma pada tanggal 30 Oktober 2021 mendatang. Nantinya secara resmi ada penyerahan tongkat estafet presidensi G-20 dari Perdana Menteri Italia kepada Presiden RI. Tanggal 1 Desember 2021, Indonesia secara resmi menjadi tuan rumah presidensi G-20,” tutupnya.(*)