SAMBAS – Program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) Kementan ikut mendorong branding produk kreatif Kripik Keladi di wilayah Sambas. Potensi ini dirasa sangat besar karena varian rasa yang ditawarkan cukup beragam. Hal ini semakin memperpanjang mata rantai hilirisasi komoditas pertanian yang terus digaungkan Kementan.
“Kami apresiasi upaya stakeholder pertanian Indonesia yang terus berpikir kreatif dan inovatif. Dalam kondisi pamdemi Covid-19 seperti saat ini, penyesuaian harus diberikan. Mengolah komoditas pertanian agar mudah didistribusikan jadi opsi ideal. Tujuannya agar komoditas tetap terserap pasar, lalu feed back pendapatannya jadi lebih besar,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Menciptakan solusi usaha di masa pandemi, Keripik Keladi tersebut dikembangkan oleh Kelompok Camat Bulan II. Lokasinya berada di Temajuk, Paloh, Sambas, Kalimantan Barat. Dengan bahan baku Keladi, ada beragam varian kripik yang dihasilkan. Selain original, Kripik Keladi memiliki rasa jagung bakar, jagung manis, dan balado. Menggunakan bahan baku terbaik, produk Kripik Keladi tersebut memiliki cita rasa gurih dan renyah saat di mulut.
Sama seperti wilayah Kalimantan Barat lainnya, Sambas merupakan sentra komoditas Keladi. Produksinya melimpah setiap tahun. Para petani yang mengembangkan produk Keripik Keladi pun mudah mendapatkan bahan baku. Selain lokal Sambas, stok bahan baku juga bisa ditopang dari Singkawang. Apalagi, Singkawang mampu memproduksi Keladi sekitar 20 Ton per Hektar.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan READSI Kementan siap memberikan dukungan, mulai dari budidaya, pengolahan, hingga pemasarannya. Apalagi, READSI juga melakukan pendampingan secara berkesinambungan. Konsep hilirisasi pertanian ini yang harus dikembangkan oleh petani.
“Dengan teknik pengolahan yang dimilikinya, produk turunan dari komoditas pertanian pasti berkualitas. Sebab, kompetensi SDM-nya (Sumber daya manusia) terjaga. Selain pendampingan, READSI juga aktif melakukan pelatihan untuk transformasi pengetahuan terbaru. Semua menjadi bertambah maksimal karena petani mengadopsi teknologi ter-update,” terang Dedi.
Dedi menambahkan petani bisa mengolah beragam komoditas untuk menghasilkan keuntungan besar.
“Petani sudah harus menyiapkan komoditas yang bisa diusahakan agar memiliki nilai ekonomi tinggi. Mereka bisa menonjolkan ciri khas menurut komoditas usaha taninya. Apalagi, tiap daerah memiliki keunggulan komoditasnya masing-masing. Agar berbeda dan menarik, petani tinggal menguatkan kreativitasnya,” lanjut Dedi.
Menambah variasi makanan sehat, mengolah Keladi menjadi keripik tidaklah sulit. Sebagai gambaran untuk Keripik Keladi original hanya dibutuhkan bahan baku Keladi, garam, bawang putih, dan ketumbar. Cara membuatnya, Keladi yang sudah dikupas dan diberaihkan lalu direndam dengan air garam. Iris tipis Keladi lalu dicampur dengan bawang putih dan ketumbar selama 5 menit. Tiriskan Keladi tersebut, lalu digoreng. Hal sama dalam membuat Keripik Keladi balado.
Untuk bahan baku Keripik Keladi balado diantaranya minyak goreng, daun jeruk purut, dan tentunya Keladi. Bumbu halusnya ada cabe merah keriting, bawang merah, garam, dan gula pasir. Cara membuatnya, bumbu dihaluskan lalu panaskan minyak goreng dan ditumis hingga harum dan matang. Kalau dirasa cukup, lalu campurkan keripik dengan bumbu dan diaduk hingga merata.
Lebih lanjut, READSI sudah hadir pada 6 provinsi dan 18 kabupaten. Ada 342 desa yang mengoperasikan program READSI tersebut. Program tersebut memberikan kesempatan besar keterlibatan kaum perempuan sekaligus memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Penyuluh Pertanian Desa Temajuk Budiman memaparkan, Kripik Keladi memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
“Keripik Keladi kami memiliki banyak varian rasa. Sejauh ini pemasarannya bagus. Petani mendapatkan tambahan pendapatan cukup besar. Secara umum, keladi bagus intuk.menjaga kadar gula tubuh. Agar kadar gula stabil. Yang jelas, seluruh petani di sini berkomitmen untuk terus mengembangkan usaha off farm,” papar Budiman.(*)