Tingkatkan Kapasitas SDM Pertanian, Kementan Siap Latih Sejuta Petani

oleh -271 views

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus bergerak untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian. Dalam rangka itu, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan mengagendakan melatih sejuta petani.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, saat ini pertanian Indonesia tengah memasuki era 4.0. sektor pertanian terus bergerak ke arah yang maju, mandiri dan modern. Untuk itu, SDM pertanian seperti penyuluh, petani dan para praktisi pertanian lainnya harus terus ditingkatkan.

“Era 4.0 ditandai dengan penggunaan mekanisasi dan digitalisasi sektor pertanian. Pertanian kita sudah bergerak maju dari pola tradisional ke pertanian yang maju, mandiri dan modern. Untuk itu, kapasitas SDM-nya pun harus ditingkatkan,” kata Mentan SYL.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi dalam arahannya pada “Bertani on Cloud: Sosialisasi Pelatihan Sejuta Petani” yang diselenggarakan secara virtual menjelaskan pentingnya peningkatan kapasitas SDM pertanian.

Ia menyontohkan Jepang ketika kalah pada Perang Dunia II tahun 1945. Setelah mengumumkan kekalahannya, Kaisar Hirohito meminta agar para sensei atau guru didata. “Para guru lalu dikumpulkan, diberikan arahan untuk mendidik anak-anak Jepang agar cepat bangkit dari keterpurukan karena kalah perang. Fasilitas diberikan kepada para guru. Guru bekerja keras dan disiplin menjalankan perintah tersebut,” kata Dedi.

Hasilnya, kata Dedi, pada tahun 1970 Jepang sudah bangkit kembali dan menguasai elektronik dunia. “Dalam waktu 25 tahun Jepang mampu bangkit. Luar biasa hebat peran guru dalam membangkitkan semangat anak-anak Jepang. Belum cukup sampai di situ, pada tahun 1990-an Jepang terus melesat merambah otomotif. Dalam waktu 45 tahun Jepang menjadi negara maju,” papar Dedi.

Tak hanya elektronik dan otomotif, Dedi menyebut alat mesin pertanian (alsintan) mayoritas merupakan produk Jepang. Dedi memaparkan kunci kebangkitan Jepang dengan cepat. Berkaca dari Jepang, kunci pembangunan suatu bangsa diawali dari pembangunan SDM.

“Kuncinya adalah pembangunan SDM-nya, pendidikannya, pelatihannya, penyuluhnya,” tegas Dedi. Tak hanya Jepang, Indonesia juga menurut Dedi memiliki pengalaman bagaimana peningkatan kapasitas SDM mampu membawa Indonesia menjadi negara swasembada pangan.

Melihat sejak tahun 1970-an, Indonesia telah mencanangkan program bimbingan massal (Bimas) dan intensifikasi massal melalui Panca Usaha Tani. “Ada pula program pengendalian hama, pengolahan tanah yang baik, penggunaan varietas unggul, inovasi teknologi pertanian dan lainnya yang disampaikan oleh penyuluh kepada petani secara massif,” tutur Dedi.

Langkah tersebut terbukti jitu. Produktivitas pertanian yang awalnya hanya 2,6 ton per hektar naik mendekati 3,0 ton per hektar. Kemudian digulirkan lagi pembangunan irigasi dan bendungan di hampir seluruh Indonesia. produktivitas kembali naik menjadi 3,5 ton per hektar. Langkah berikut adalah pembangunan pabrik pupuk di beberapa kota. “Hasilnya, Indonesia dari negara pengimpor beras terbesar dunia menjelma menjadi negara swasembada,” papar Dedi.

Beberapa negara kemudian belajar kepada Indonesia. salah satunya adalah Vietnam. Dedi menilai kebangkitan SDM adalah faktor pengungkit produktivitas di sektor pertanian. “Dari pengalaman itu kita tarik kesimpulan jika peningkatan kapasitas SDM adalah faktor pengungkit pertama dan utama Indonesia bisa swasembada pangan,” tutur dia.

Dalam kerangka itulah kata Dedi, BPPSDMP menyelenggarakan program “Pelatihan Sejuta Petani”. “Kita akan genjot SDM pertanian kita. Kita akan berikan pelatihan 1 juta petani di seluruh pelosok Tanah Air melalui online,” papar Dedi.

Sementara Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Leli Nuryati menambahkan, pelatihan tersebut nantinya akan mengambil tema “Pengelolaan Kesuburan Tanah”. “Mengapa kita pakai tema tersebut, karena tugas kita meningkatkan produktivitas pertanian. Hal itu harus dimulai dari kesuburan tanah di sekitar kita,” ujarnya.

Leli menerangkan jika tujuan pelatihan ini yakni meningkatkan pengetahuna peserta pelatihan yang terdiri dari penyuluh dan petani mengenai pengelolaan kesuburan tanah. Selain itu juga untuk mendorong pertanian berkelanjutan. “Pelatihan ini akan diselenggarakan secara virtual mulai tanggal 28 Juli hingga 1 Agustus 2021,” terang Leli.

Kepala Pusat Data dan Informasi BPPSDMP Kementan, Roby Darmawan juga menambahkan jika registrasi peserta sudah bisa dilakukan sedari saat ini. Pendaftaran bisa dilakukan di http://latihanonline.pertanian.go.id/registrasi. “Masukkan NIK pada form pendaftaran. Pastikan NIK sudah terdaftar di Simluh. Kalau yang sudah terdaftar di Simluh, di form pendaftaran sudah terdata otomatis, tinggal isi yang kurang. Yang belum terdaftar mengisi form pendaftaran ulang. Lengkapi data Anda dan pilih pelatihan,” papar Roby.

No More Posts Available.

No more pages to load.