JAKARTA – Festival Crossborder Sota 2019 akan segera digelar. Tepatnya pada 14-16 Juni, di Lapangan Pattimura, Distrik Sota, Merauke, Papua. Yang membuat event ini seru, adalah kehadiran Pasar Rakyat. Produk-produk khas Merauke dan Papua Nugini akan ditampilkan.
Festival Crossborder Sota 2019 mengusung tema ‘Indonesia Incorporated’. Event ini menampilkan Nowela Indonesian Idol, Maro Band, hingga New Project Band.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani pun mengatakan, event ini membuka peluang untuk menghidupkan ekonomi masyarakat.
“Festival Crossborder Sota punya potensi ekonomi yang sangat besar. Para pelaku ekonomi lokal bisa mendisplay seluruh produknya lalu menciptakan transaksi. Dari situ, ada value ekonomi yang bisa dinikmati warga di perbatasan. Dan, sejak awal, event tersebut didesain menguatkan roda perekonomian di perbatasan,” ungkap Ricky, Rabu (5/6).
Menguatkan perekonomian perbatasan, space lebar diberikan bagi pebisnis. Festival Crossborder Sota telah menyiapkan banyak booth khusus bagi mereka. Selain lokal, para pebisnis PNG juga berpeluang bisa menggelar displaynya di event tersebut. Bagi yang tertarik ingin memajang dan menjual produknya, silahkan menghubungi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Merauke.
“Festival Crossborder Sota terbuka bagi siapa saja. Silahkan saja kalau ingin mendisplay dan menjual produknya di event tersebut. Masyarakat PNG juga bisa bergabung di sana. Yang penting ikuti aturan main yang ditetapkan,” terang Ricky lagi.
Festival Crossborder Sota membuka pintu bagi semua produk. Pebisnis lokal dan PNG boleh menampilkan produk-produk hasil bumi. Dengan potensinya, Merauke ini menjadi spot indeal dalam pengembangan hortikultura.
Produk andalannya berupa kacang panjang dan cabai. Merauke juga penghasil buah, diantaranya pisang dengan total produksi 12.830,74 ton.
Wilayah Merauke juga menjadi alah satu lumbung padi nasional. Pada 2013, produksi padinya mencapai 177.581 ton. Produksi padi terbesarnya dihasilkan oleh Distri Tanah Miring sebesar 56.444 ton. Untuk perkebunan, Merauke identik dengan kelapa. Menegaskan posisi lumbung pangan, Merauke juga kuat di bidang peternakan. Total ada 46.441 ekor ternak dan 68,47% diantaranya sapi potong.
“Corak agraris Merauke sangat kuat. Sebagai penghasil pangan, produk andalannya cukup beragam. Dengan ditampilkan di Festival Crossborder Sota, peluang untuk pengembangan market sangat besar. Ubtuk kemi mengundang masyarakat untuk bergabung di sana,” papar Ricky.
Ada juga beragam produk olahan. Merauke ini sangat terkenal dengan dendeng rusanya. Wilayah ini juga penghasil aneka produk olahan dengan bahan baku ubi jalar. Produk turunannya, yaitu snack basah dan kering, selai, dodol, permen, saos, tepung granule, juga tapioka.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menjelaskan, aktivitas bisnis di perbatasan sangat potensial.
“Aktivitas bisnisdi perbatasan sangat positif. Untuk itu, Festival Crossborder Sota akan menawarkan aneka produk terbaik. Kami optimistis, event ini bisa menarik kunjungan massa besar. Artinya, potensi transaksinya sangat kompetitif,” jelas Menpa
Melengkapi potensinya, Merauke merupakan penghasil beragam barang kerajinan tangan. Ada produk noken. Karya noker buatan masyarakat di perbatasan sangatlah khas dan unik. Merauke juga penghasil beragam produk lainnya. “Potensi bisnis yang ditawarkan Festival Crossborder Sota harus dioptimalkan. Dengan begitu, manfaat ekonomi yang dinikmati masyarakat di Merauke semakin bagus,” tutup Menpar Terbaik Asia Pasifik tersebut. (***)