Atraksi Seni Liang Ndara Disajikan Kepada Famtrip Promosi Wisata Budaya dan Kuliner

oleh -1,212 views

LABUAN BAJO – Salah satu lokasi yang dikunjungi Famtrip Promosi Wisata Budaya dan Kuliner Kemenpar adalah Liang Ndara. Di tempat ini, para peserta mendapatkan beragam atraksi seni khas Liang Ndara. Kunjungan dilakukan Kamis (10/10).

Liang Ndara berada di Kampung Cecer, Mbeliling, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Tempat ini adalah salah satu situs budaya.

“Kami suguhkan atraksi seni khas Liang Ndara. Sebab, wisatawan yang ke sini biasanya melihat atraksi seni. Kami banyak memiliki tarian adat. Budaya kami tersebut juga ditampilkan kepada peserta famtrip Promosi Wisata Budaya dan Kuliner. Ada 5 tarian khas yang disajikan,” ungkap Ketua Sanggar Riang Tana Tiwa Kristoforus Nison.

Atraksi pertama tradisi Kepok atau penyambutan tamu. Kemudian, 23 peserta famtrip yang berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Australia, diajak mengikuti tradisi makan sirih pinang dalam ruangan khusus sanggar. Selang 15 menit berikutnya, Tari Caci ditampilkan. Peserta menyaksikan tarian ini sembari bersantap siang dan menikmati kopi.

“Tari Caci biasanya paling ditunggu para wisatawan. Tarian ini sangat khas. Ada banyak filosofi dari Tari Caci. Pesannya menyangkut pengendalian diri, peka terhadap sekitar, dan nilai religius,” ujar Kristoforus.

Tari Caci hakikatnya mengajarkan manusia untuk menerima segala sesuatu dengan lapang dada. Filosofi pun diuraikan melalui asesoris kostum yang dikenakan penarinya. Menariknya asesoris ini berhubungan dengan alam. Untuk hiasan kepala, mereka mengenakan Panggal yang terbuat dari kulit kerbau. Ada 5 elemen dasar kepercayaan yang bisa dipelajari dari Panggal.

Elemen dari Panggal diantaranya Pang atau penyambutan. Ritual tersebut diaplikasikan melalui Kepok dan tradisi makan sirih pinang. Ada juga elemen Rumah yang menjadi simbol perlindungan. Panggal ini juga memiliki elemen Waitiku atau air. Oleh masyarakat, air dianggap sebagai sumber kehidupan. Lalu, berikutnya Compang (pusat persatuan) juga Umaluat (kebun sebagai pusat kesejahteraan).

“Liang Ndara dengan beragam fenomena budayanya merupakan destinasi menarik di sana. Siapapun akan mendapatkan warna budaya otentik khas masyarakat Manggarai. Tari Caci memang mengajarkan banyak hal mendasar kehidupan. Bukan sekedar aksi menarik ‘pertarungan’ 2 penarinya saja,” terang Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.

Usai menikmati Tari Caci, peserta famtrip diajak menari bersama. Mereka menari bersama melalui Tari Dunu Ndake. Sembari membuat lingkaran, mereka menari dengan menghentakan kaki. Ada juga Tari Ako Mawo yang menggambarkan aktivitas mengetam padi. Aksi kembali diperlihatkan melalui Tari Rangkuk Alu yang jadi representasi ketangkasan.

Tari Rangkuk Alu menggunakan properti bambu. Jumlahnya ada 10 bambu dan saling menyilang tegak lurus. Memiliki panjang 3,5 Meter, bambu ini digerakan menyentak kanan-kiri oleh 6 penari. Lalu, ada sekitar 2 penari yang beraksi dengan melompat di atas bambu. Biasanya tarian ini ditampilkan di malam bulan purnama. Dan, beberapa peserta famtrip pun diajak menari bersama. Tari penutup adalah Sandai.

“Liang Ndara punya banyak sekali tarian adat. Lebih menarik, bukan sekedar melihat, tapi pengunjung juga diajak menari bersama. Menari bersama ini tentu menjadi experience luar biasa. Sebab, beberapa tarian memiliki tingkat kesulitan dan butuh kelincahan,” jelas Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.

“Ada beragam aktivitas yang bisa dinikmati wisatawan bila berkunjung ke Liang Ndara. Destinasi ini juga memiliki homepod. Yang jelas, wisatawan akan nyaman saat berada di sana. dengan beragam nilai dan keunikannya, wajar bila pergerakan wisatawan di sana bagus,” papar Ricky lagi.

Pergerakan wisatawan di Liang Ndara memang kompetitif. Pada 2018, pergerakan wisatawan mencapai 2.361 orang dengan dominasi wisman. Dominasi wisman 1.003 orang juga terjadi pada 2017. Sebab, arus wisnus hanya 800 orang. Pergerakan slot wisman diantaranya pun ditunjukan paspor Denmark, Israel, Arab Saudi, Amerika Serikat, India, hingga Australia.

“Liang Ndara dengan beragam warna budanya menjadi desinasi rekomendasi di Labuan Bajo. Di sini, para pengunjung akan menikmati sisi lain dari Labuan Bajo yang kental dengan nuansa bahari. Arus dari wisatawan di sana bagus. Ini tentu memiliki impact positif bagi kesejahteraan masyarakat. Tetap datang ke Liang Ndara bila berkunjung ke Labuan Bajo,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik ASEAN.(****)

No More Posts Available.

No more pages to load.