Bappenas Kepicut Perkembangan Pariwisata Banyuwangi

oleh -2,985 views

KAHYANGAN.NET– Perkembangan pariwisata Banyuwang dalam 7 tahun terakhir sungguh luar bisa. Pariwisata mampu memoles wajah The Sun Rise of Java. Hal ini membuat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas memberikan perhatian khusus. Banyuwangi pun dipilih sebagai tempat diskusi terfokus terkait Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Pariwisata 2020-2024.

Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Bappenas, Leonardo AA Teguh Sambodo mengatakan, perkembangan Banyuwangi sangat luar biasa. Dalam waktu singkat, Banyuwangi dapat memposisikan diri sebagai salah satu destinasi pariwisata utama di Indonesia.

Banyuwangi bukan hanya mampu menarik wisatawan. Perkembangan pariwisatanya juga dianggap berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Ini alasan kami menggelar pendalaman di Banyuwangi untuk menyerap best practice pengembangan pariwisata, yang patut dijadikan masukan rencana pariwisata nasional lima tahun ke depan,” kata Leonardo, Jumat (2/11).

Menurut Leonardo ada dua hal penting yang dicermati dari Banyuwangi. Pertama, customer service dalam menyambut wisatawan.

“Ini adalah keunggulan Banyuwangi. Selain ramah terhadap tamu, masyarakat juga cerdas menangkap peluang ekonomi yang muncul dari kegiatan pariwisata,” ujarnya.

Kedua, leadership dan komitmen birokrasi yang kuat. Ia menilai kepemimpinan di Banyuwangi berhasil menggerakkan birokratnya untuk mengembangkan seluruh potensi ekonomi, termasuk pariwisata.

“Di sini sistemnya sudah terbangun. Tidak hanya leader-nya yang berperan, para birokrat juga memiliki fanatisme dan semangat yang sama untuk mencapai satu tujuan. Untuk mendorong kemajuan pariwisata di daerah, pusat harus mendorong ekosistem birokrasi di daerah-daerah seperti yang dilakukan Banyuwangi ini,” lanjut Leonardo.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan pengembangan pariwisata di Banyuwangi melibatkan masyarakat secara aktif agar dampaknya bisa berkelanjutan.

“Warga sudah merasakan dampak pariwisata. Secara ekonomi ada peningkatan cukup signifikan. Kini mereka berlomba-lomba memanfaatkan booming wisata ini dengan banyak mengambil peluang ekonomi dengan membuka berbagai usaha,” kata Anas.

Berdasarkan data BPS, pengembangan ekonomi Banyuwangi dengan pengungkit dari pariwisata berhasil menekan drastis angka kemiskinan menjadi 8,6 persen dari sebelumnya selalu di atas dua digit serta mengerek pendapatan per kapita warganya menjadi Rp45 juta per orang pertahun pada 2017.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi kiprah Banyuwangi di pentas pariwisata nasional. Pasalnya kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini berangkat nyaris dari nol, bahkan minus untuk mengembangkan pariwisatanya. Bagaimana tidak? Banyuwangi tahun 2010 menjadi kota terkotor di Jawa Timur, laporan keuangan selaludisclaimer, dan jauh dari kesan ramah pariwisata.

Kini semua berubah. Banyuwangi bahkan selalu mendapat berbagai pengakuan dari dunia internasional. Di tahun 2016, inovasi pengembangan pariwisata Banyuwangi mendapat apreasiasi dari Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pariwisata (NWTO).

Penghargaannya pun sangat bergengsi, yaitu Awards for Excellence and Innovation in Tourism untuk kategori Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola.
Terbaru, daerah berjuluk The Sunrise of Java ini menyabet penghargaan tertinggi bidang pariwisata tingkat Asia Tenggara. yaitu ASEAN Tourism Standard Award (ASEAN) 2018 kategori Clean Tourist City, di Chiang Mai, Thailand.

“Kemampuan pengembangan pariwisata akan menimbulkan multiplier effect. Perkembangan pariwisata akan sejalan dengan pertumbuhan fasilitas pendukung pada konsep pariwisata. Dengan pesatnya pertumbuhan pariwisata, maka pertumbuhan sektor lainnya langsung mengikuti. Ini yang harus dicontoh daerah lainnya,” ujar Menpar Arief Yahya.

No More Posts Available.

No more pages to load.