SABANG – Jika Anda tengah berkunjung ke Aceh, salah satu wisata menarik yang bisa dikunjungi adalah Monumen Kilometer Nol Sabang. Monumen ini berada di Desa Iboh, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Seperti namanya, Monumen Kilometer Nol ini berada di titik kilometer 0 Indonesia yang dimulai dari ujung utara Pulau Weh. Pulau Weh sendiri merupakan wilayah paling barat yang ada di provinsi Aceh, sekaligus Indonesia. Dibutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan dari Kota Sabang untuk sampai ke monumen ini.
Selama perjalanan, wisatawan akan disuguhkan oleh keindahan alam dari Pulau Weh. Pemandangan menarik berupa hutan perbukitan yang hijau serta pantai-pantai dan pulau-pulau eksotis akan membuat para wisatawan takjub dengan keindahannya. Setelah menempuh perjalanan yang berkelok dan menanjak, wisatawan akan tiba di Kawasan Wisata Kilometer Nol.
Saat tiba di kawasan tersebut, tak jarang wisatawan dapat melihat sekelompok monyet-monyet liar di sepanjang jalan. Monyet-monyet tersebut menatap setiap kendaraan yang melintas di hadapan mereka, berharap mendapat makanan dari para wisatawan yang berkunjung.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Sabang Faisal menjelaskan, Monumen Kilometer Nol ini pertama kali diresmikan pada 9 September 1997 oleh Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno yang menjabat pada masa tersebut. Kemudian dua minggu setelahnya, pada tanggal 24 September, B.J Habibie yang saat itu menjabat Menteri Riset dan Teknologi menambahkan prasasti yang menjelaskan tentang penetapan posisi geografis kilometer nol Indonesia.
Pengukuran tersebut dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dengan menggunakan global positioning system. Saat ini bangunan monumen tersebut telah mengalami beberapa kali renovasi dan terlihat semakin megah.
“Obyek wisata ini sudah dikenal di Indonesia. Maka, dia menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung ke Aceh. Tak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Monumen Kilometer Sabang ini,” kata Faisal, Selasa (23/3/2021). Selain berada pada titik nol kilometer, wisatawan yang berkunjung ke monumen ini juga disuguhkan oleh panorama alam yang sangat menyegarkan mata.
Faisal menjelaskan, bangunan monumen itu memiliki ketinggian 43,6 meter di atas permukaan air laut. Sementara itu, bangunan monumennya memiliki beberapa filosofi, yaitu empat pilar yang menjadi penyangga merupakan simbol dari batas-batas negara Indonesia, Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote. “Adapun lingkaran besar yang ada di tugu merupakan analogi dari angka 0,” tutur dia.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwasata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), Nia Niscaya menuturkan, obyek wisata Monumen Kilometer Nol Sabang ini menjelma menjadi destinasi wisata yang memiliki citra tersendiri. “Kalau kita sebut Kota Sabang pasti yang terbersit adalah Monumen Kilometer Nol Sabang. Destinasi wisata ini begitu melekat di masyarakat Indonesia dan membuat wisatawan yang berkunjung ke Aceh selalu ingin melihat lebih dekat monumen ini,” kata Nia.
Menurut Nia, Monumen Kilometer Nol Sabang merupakan wisata monumental yang membuat wisatawan penasaran ingin mengunjunginya. Tak sedikit mereka yang datang ke Aceh hanya untuk sekadar mengabadikan kehadirannya di destinasi wisata ini. Apalagi, sarana pendukungnya cukup lengkap, sehingga memudahkan wisatawan yang ingin datang berkunjung.
“Ada kebanggaan tersendiri bagi wisatawan ketika mereka telah mengunjungi Monumen Kilometer Nol Sabang ini. Wisata monumental ini begitu membekas bagi mereka yang pernah mengunjunginya,” tutur Nia.
Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area I Kemenparekraf/Baparekraf, Taufik Nurhidayat menambahkan, fasilitas pendukung di obyek wisata Monumen Kilometer Nol Sabang sangat lengkap. “Sebagai sebuah destinasi wisata, sarana pendukung serta fasilitas di Monumen Kilometer Nol ini sangat lengkap. Wisatawan dapat menikmati obyek wisata ini dengan infrastruktur yang memadai,” tuturnya.
Pada situasi era adaptasi kebiasaan baru, Taufik berharap magnit Monumen Kilometer Nol Sabang menjadi daya pikat bagi wisatawan untuk kembali melakukan perjalanan wisata.
Sebagaimana diketahui, pandemi Covid-19 membuat semua sektor terpuruk, tak terkecuali pariwisata. “Pada situasi era adaptasi kebiasaan baru ini Monumen Kilometer Nol Sabang ini dapat menjadi pemantik kebangkitan pariwisata Aceh secara keseluruhan. Destinasi wisata ini sangat diburu oleh wisatawan, sebelum mereka akhirnya melakukan perjalanan wisata ke sejumlah daerah lainnya,” kata Taufik.(*)