Sumut – Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) berinisiatif mengadakan pelatihan budaya tarian adat tortor. Kegiatan dilaksanakan di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatra Utara, Maret – Mei lalu.
Direktorat Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan Sonia Akhtaria mengatakan, budaya merupakan hal yang sangat melekat dan kental di Indonesia. Ada begitu banyak dan beragam budaya yang tersebar di seluruh nusantara. Baik berbentuk pakaian, tarian, upacara-upacara adat, dan lain sebagainya.
“Sumatra Utara sendiri memiliki budaya berupa tarian yang sangat unik dan menarik. Yaitu tarian tortor di Desa Sigapiton. Ini adalah tarian asli budaya Batak yang sering dimainkan pada upacara-upacara tertentu, dalam tradisi adat budaya Batak,” ujarnya, Jumat (4/10).
Seiring perkembangan zaman, tarian ini kemudian mendapat pengaruh dari budaya Hindu-Budha. Sehingga, tarian tortor tidak hanya dijadikan sebagai tarian upacara, melainkan digunakan juga pada acara lain. Busana yang dikenakan penari tortor pun sangat khas, sehingga menarik perhatian orang untuk melihatnya.
“Keunikan tarian ini ada di setiap gerakan tangan yang melambai-lambai dan seirama dengan musik pengiring. Musiknya sendiri menggunakan gondang yang sangat khas, sehingga semakin meriuhkan tarian,” jelasnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengungkapkan, Kemenpar turut mendorong BOPDT untuk berperan dalam memajukan pariwisata. Termasuk menjaga agar nilai-nilai kebudayaan yang ada di wilayah Danau Toba tidak hilang dan punah.
“Kami sangat mengapresiasi upaya BOPDT yang sudah berinisiatif untuk mengadakan pelatihan budaya tarian adat tortor di Desa Sigapiton, bulan Maret sampai Mei 2019 lalu,” ucapnya.
Dikatakan Rizki, pelatihan tersebut berhasil menyedot antusias masyarakat. Dari target 15 peserta, ternyata yang mendaftar justru mencapai 50 peserta. Mereka terdiri dari anak-anak, remaja, sampai orang tua. Peserta pun sangat bersemangat mempelajari budaya yang ada di daerahnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, dari sekian banyak daya tarik wisatawan, budaya menjadi salah satu potensi yang bisa dimaksimalkan. Menurutnya, lebih dari 50% wisatawan mancanegara datang ke Indonesia karena budaya. Karena itu, budaya menjadi sesuatu yang wajib dilestarikan.
“Budaya memiliki nilai komersil. Semakin budaya dilestarikan, maka akan makin mensejahterakan. Karenanya, para penggiat kebudayaan harus mampu menghasilkan daya kreasi yang bernilai komersial tinggi,” terangnya.(***)