SERANG – Pesona alam dan kekayaan budaya yang beragam, membuat Indonesia memiliki competitive advantage yang tiada duanya. Terlebih jika ditambah dengan hasil industri kreatif seperti kerajinan, cinderamata, seni pertunjukan, musik dan film. Tentunya akan semakin memberi nilai tambah pada komponen daya tarik wisata.
Hal itu disampaikan Ketua DPD ASITA Jawa Barat, Budijanto Ardiansjah, saat memberi materi pada kegiatan Forum Bisnis Pariwisata di Hotel Horison Ultima Ratu, Serang, Banten, Senin (21/10) lalu. Menurutnya, pariwisata juga mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan ekonomi kreatif.
“Peran nyata ekonomi kreatif mampu memberi nilai tambah pada daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia. Keduanya memang saling berhubungan. Terlebih, pertumbuhan industri kreatif cukup positif di bidang pariwisata. Ini diyakini dapat menjadi stimulan bagi pertumbuhan subsektor industri kreatif lainnya,” kata dia.
Budijanto menambahkan, industri kreatif dan sektor pariwisata telah membentuk hubungan simbiosis mutualisme. Apalagi dengan adanya unsur seni budaya, tentu kian menambah alternatif atau pilihan bagi para wisatawan.
Pada kesempatan yang sama, Ahli Peneliti Utama IV/e di Litbang Pariwisata Roby Ardiwidjaja mengulas tentang destinasi pariwisata berkelanjutan. Menurutnya, saat ini banyak destinasi wisata yang dikembangkan hanya untuk mendatangkan wisatawan atau memperoleh pendapatan ekonomi sebanyak-banyaknya. Sayangnya, mereka tidak memperhatikan holistik nilai berkelanjutan lingkungan, sosial, budaya, edukasi, ideologi, estetika, serta kepuasan masyarakat setempat.
“Dengan kondisi semacam itu, maka sangat diperlukan konsep pengembangan pariwisata ke depan yang berkelanjutan. Yang mampu melestarikan, sekaligus menampilkan atraksi unik ke-Indonesiaan. Yang sebagai besar berada di daerah pedalaman, terpencil, dan tertinggal kiarena minimnya infastruktur,” jelasnya.
Roby menuturkan, Sustainable Tourism yang juga disebut-disebut sebagai ‘Wise Tourism’, merupakan konsep dasar yang diacu dan memayungi segala aktivitas terkait kepariwisataan. Beberapa pengertian pariwisata berkelanjutan antara lain sebagai upaya terpadu dan terorganisir untuk mengembangkan kualitas hidup. Khususnya melalui pengaturan, penyediaan, pengembangan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sumberdaya alam. Termasuk budaya yang layak secara ekologis dan ekonomi.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengaku sependapat bahwa pembangunan kepariwisataan harus memperhatikan kelestarian, pemanfaatan dan pengembangan sumber daya bagi generasi di masa depan. Tentunya dengan tetap menyesesuaikan kebutuhan wisatawan yang berkunjung.
“Dengan digelarnya Forum Bisnis Usaha Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini, saya berharap bisnis pada sektor pariwisata bisa semakin berkembang. Terlebih, kegiatan ini memang digelar untuk menghidupkan peluang bisnis pariwisata dengan membangun jejaring terhadap steakholder pariwisata Banten dan luar Banten,” bebernya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi setiap daerah yang serius mengembangkan sektor pariwisata, sehingga berkembang dan semakin maju. Untuk mencapai hal itu, memang dibutuhkan kerja sama semua pihak. Diantaranya pemerintah daerah dan para pelaku industri pariwisata.
“Selain mudah dijangkau, Banten juga memiliki berbagai destinasi unggulan. Salah satunya kampung adat masyarakat Baduy yang cukup dikenal oleh para wisatawan, termasuk turis asing. Potensi-potensi tersebut tentunya harus terus dimaksimalkan dan dipromosikan agar semakin terangkat,” tegasnya.(***)