Dengan Forum Bisnis Pariwisata, Pemprov Siap Gali Potensi Banten

oleh -1,193 views
oleh

SERANG – Forum Bisnis Pariwisata Banten resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Banten, H Andika Hazrumy, Senin (21/10). Kegiatan yang berlangsung di Hotel Horison Ultima Ratu, Serang, ini digelar dalam rangka penguatan kerjasama kelembagaan dan implementasi strategi pemasaran pariwisata Banten.

Forum ini dihadiri 70 pelaku pariwisata yang berasal dari Provinsi Lampung, Bali, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Termasuk melibatkan sejumlah pelaku pariwisata seperti Dinas Pariwisata Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Serta Asosiasi Tour and Travel Indonesia (Asita), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Banten, dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Banten H Andika Hazrumy menyampaikan tentang perencanaan proses kebijakan Pemprov Banten terhadap pengembangan wilayah. Karenanya, pihaknya terus memikirkan bagaimana dapat menggali seluruh potensi-potensi yang ada di Banten, termasuk di dalamnya sektor pariwisata.

“Destinasi wisata alam di Provinsi Banten lebih kurang mencapai 344 potensi. Sedangkan destinasi wisata budaya sebesar 591 potensi, dan destinasi buatan ada sekitar 231 potensi. Kita juga sudah memiliki MICE, yaitu ICE BSD yang sudah digunakan untuk event-event nasional maupun internasional. Baik eksibisi, expo, atau konser dan lain-lain,” ujarnya.

Menurutnya, pariwisata merupakan salah satu potensi yang perlu dikembangkan. Sebab, sektor ini memiliki multi efek yang sangat luar biasa, khususnya di bidang penguatan pertumbuhan ekonomi daerah. Termasuk di dalamnya menekan angka kemiskinan, dan menekan tingginya angka pengangguran terbuka.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, pengembangan potensi pariwisata di Provinsi Banten memang perlu diperhatikan dari kontek penguatan aksesibilitas terlebih dulu. Artinya, akses menuju destinasi pariwisata harus betul-betul diperhatikan, sehingga memudahkan wisatawan untuk menjangkaunya.

“Aksesibilitas menjadi satu dari tiga komponen penting dalam pengembangan sektor pariwisata. Di samping dua komponen lain yaitu atraksi dan amenitas. Untuk atraksi sendiri, kita percaya Banten memiliki banyak tempat yang layak di kunjungi. Termasuk yang sekarang tengah dibidik, yaitu wisata religi, dimana Pemprov Banten tengah melaksanakan revitalisasi Keraton Kesultanan Banten,” ungkapnya.

Rizki juga mengaku mengapresiasi dan mendukung gagasan-gagasan atau ide inovatif terkait perubahan untuk pengembangan potensi pariwisata Banten. Baik dari Dinas Pariwisata Provinsi Banten, maupun dari kabupaten-kabupaten yang ada di wilayah Banten.

“Ide atau gagasan yang inovatif sangat diperlukan untuk mengembangkan sektor pariwisata. Sebab, wisatawan juga butuh sajian yang berbeda dan tidak monoton. Jika Banten tidak melakukannya, maka akan tertinggal dengan wilayah-wilayah lain yang juga terus berbenah menampilkan yang terbaik untuk sektor pariwisata,” ujarnya.

Dalam kegiatan Forum Bisnis Pariwisata Banten kali ini, juga dilakukan penandatanganan MoU untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. Termasuk program promosi pariwisata antara Dinas Pariwisata Banten dan Jawa Barat, serta Swiss Bell Hotel dan desainer. Kemudian antara DPD Asita Banten dan DPD Asita Sumatera Selatan, DPD Asita Banten dan DPD Asita Lampung, DPD Asita Banten dan DPD Asita DKI Jakarta, serta DPD Asita Banten dan DPD Asita Bali.

Selanjutnya, antara Dispar Banten dan PT. ASDP Indonesia Ferry, serta Dispar Banten dan BNI Banten. Khusus untuk Mou Jasa Layanan Perbankan dilakukan antara Dispar Banten dan Bank BJB Banten.(***)

No More Posts Available.

No more pages to load.