SAMPANG: Kementrian Pariwisata (Kemenpar) bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sampang sukses menggelar pelatihan dasar SDM Kepariwisataan Goes To Campus, Selasa (6/8/2019). Tak kurang 300 peserta yang merupakan perwakilan mahasiswa dari 11 kampus di Madura dan sekitarnya tampak antusias berdatangan menghadiri kegiatan yang di adakan di gedung Auditorium kampus STKIP PGRI Sampang. Agar tidak melebihi kapasitas gedung dan menjaga kenyamanan acara, panitia pun membatasi jumlah peserta yang hadir.
Pada kegiatan pelatihan tersebut, Kasubbid Sertifikasi dan Kompetensi Kemenpar Kemal Akbar S.Sos, M.Si, mewakili Asdep Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kemenpar, menyampaikan laporan panitia pelaksana kegiatan Goes to Campus.
Kegiatan ini sendiri untuk memberikan pengetahuan tambahan perihal kepariwisataan. Selain itu juga untuk membangkitkan kesadaran mahasiswa membantu promosi pariwisata dan menjaga kelestarian destinasi wisata. Sebelum di STKIP PGRI Sampang, kegiatan ini telah dilakukan di sejumlah kampus.
Plt Sekda Sampang Yuliadi Setiawan S Sos MM mewakili bupati Sampang yang membuka acara ini, mengatakan Sampang memiliki beberapa potensi wisata yang belum dikenal luas. Keterbatasan dana dan SDM membuat sejumlah destinasi wisata potensial belum tereksplore dengan baik dan baru digarap seadanya.
“Kami berharap dengan kegiatan pelatihan dasar SDM ini kesadaran masyarakat Sampang, terutama generasi mudanya mau mempromosikan potensi wisata yang ada. Kami juga berharap kegiatan ini bisa menghasilkan ketersediaan SDM yang siap pakai untuk mengelola potensi wisata Sampang. Jadi kepada mahasiwa mari ikuti kegiatan ini dengan baik sehingga bisa mengaplikasikan dan mendorong kemajuan pariwisata dan potensi wisata yang ada di Sampang,” kata Yuliadi.
Sebagai narasumber dalam kegiatan pelatihan ini, yaitu Kepala Dinas Pariwisata Kab Sampang Drs Aji Waluyo Msi , Ketua STKIP PGRI Sampang Moh Ari Wibowo M.Pd, dari Widyaiswara Kementrian Pariwisata Fransiscus Handoko SST. Par, M. sc, dan sebagai Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia Andi Yuwono.
Kepala Dinas Pariwisata Sampang Aji Waluyo mengatakan hasil pelatihan ini diharapkan bisa diterapkan di lapangan oleh peserta mahasiswa. “Kami minta adik-adik mahasiswa setelah kegiatan ini mau menerapkan apa yang telah didapat dari pelatihan ini. Biar pariwisata di Sampang tambah maju,” kata Aji Waluyo.
Selain mengajak mahasiswa aktif mempromosikan wisata di Sampang, pada kesempatan itu Aji Waluyo juga memaparkan sejumlah strategi kebijakan pariwisata Sampang serta destinasi wisata yang bisa menjadi potensi pendapatan kabupaten Sampang. Menurut Aji Waluyo trend wisatawan di Sampang memang cenderung naik meski wisatawan mancanegara masih relatif kecil. Tahun lalu, 2018 tingkat kunjungan mencapai 2500 wisatawan, meningkat dari sebelumnya yang relatif lebih sedikit.
“Karena itu kami mohon dukungan semua pihak untuk bisa lebih meningkatkan pariwisata kabupaten Sampang. Kepada para mahasiswa, ayo kunjungi destinasi wisata di daerah kita dulu sebelum ke tempat lain. Lantas beri kami masukan demi meningkatnya wisatawan berkunjung ke tempat kita,” kata Aji.
Sementara pembicara lain, Ketua STKIP PGRI Sampang Moh Ari Wibowo lebih menekankan pada Peran Dunia Pendidikan dalam Pengembangan SDM Pariwisata. Menurut Ari kini institusi pendidikan di Sampang mulai tergerak untuk ikut memajukan pariwisata. “Alhamdulillah Sampang saat ini sudah keluar dari zona daerah tertinggal. Seiring dengan itu SDM Sampang juga mulai meningkat dan mulai peduli dengan pariwisata,” kata Ari.
Sebagai pembicara dari Widyaiswara Kemenpar, Fransiscus Handoko mengatakan pentingnya sadar wisata di kalangan mahasiswa dan generasi milenial. Karena saat ini pariwisata menjadi leading sektor yang bisa menggantikan ESDM. Apalagi diharapkan bisa menjadi penyumbang devisa nomor satu diatas migas.
“Jika mahasiswa dan generasi milenial sudah memiliki kesadaran, mereka bisa langsung mengupload foto-foto tempat wisata di daerah mereka atau tempat lainnya yang mereka kunjungi ke media sosial milik mereka. Tak hanya itu, mereka juga akan menulis keterangan fotonya lengkap. Jadi tidak sekadar foto-fot selfi. Ini bagian dari promosi pariwisata yang efektif. Mereka pun melakukannya dengan kesadaran sendiri tanpa diminta,” ujar Fransiscus.
Lebih jauh Fransiscus mengatakan pariwisata Indonesia saat ini menjadi harapan baru. Menurut data, pariwisata internasional adalah penghasil devisa terbesar dunia. Kini pemerintah Indonesia pun menempatkan pariwisata sebagai sektor andalan pemasukan devisa negara. “Banyak potensi wisata kita yang belum dieksplore dan dikelola dengan maksimal. Saat ini pariwisata kita masih ada di urutan ke 42 dunia, masih kalah dengan negara-negara tetangga kita ,” ujar Frans. “Jadi strategi pemerintah untuk mengembangkan SDM kepariwisataan,” tambahnya.
Pembicara terakhir Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia Andi Yuwono menitik beratkan pada Manajemen Pembangunan Desa Wisata. Menurutnya desa wisata sebagai penunjang pariwisata juga memerlukan pengelolaan yang baik. “Desa wisata yang dikelola dengan baik, dikemas sedemikian rupa, dan dipromosikan, maka akan meningkatkan kunjungan wisatawan yang pada akhirnya juga meningkatkan perekonomian masyarakatnya,” kata Andi Yuwono.
Di kesempatan berbeda, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan kegiatan Pelatihan Dasar Kepariwisataan ini bertujuan untuk menyampaikan arah kebijakan kepariwisataan, sekaligus peran perguruan tinggi dalam kemajuan kepariwisataan Indonesia. Selain itu, kata Menpar, kegiatan ini juga untuk meningkatkan kesadaran dan kepekaan terhadap kepariwisataan di daerah masing-masing.
“Kegiatan ini memberikan pengetahuan dasar kepariwisataan kepada industri dan kelembagaan dalam pengembangan kepariwisataan di Indonesia sekaligus menciptakan kader-kader kepariwisataan agar berpartisipasi aktif dalam pengembangan pariwisata,” kata Menpar Arief Yahya.(***)