KEFAMENANU – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali meramaikan crossborder di Nusa Tenggara Timur. Kali ini melalui Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia-Timor Leste. Event ini dimulai Sabtu 16 November 2019 di PLBN Wini.
Selain PLBN Wini, event ini juga akan digelar di PLBN Motaain Atambua, 19 November. Sedangkan babak final akan berlangsung di Plaza Atambua pada 23 November 2019.
Pembukaan Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia-Timor Leste 2019 dihadiri Kepala Kantor Penghubung KBRI Dili di Oecusse Timor Leste, Marya Onny SiIaban, dan Asisten III Administrasi Setda Timur Tengah Utara (TTU) NTT, Reymundus Thaal.
Sementara dari Kemenparekraf diwakili oleh Kasubbid Area III Pemasaran I Herbin Saragi.
Ada 7 tim paduan suara yang ambil bagian dalam festival ini. Dua diantaranya berasal dari Timor Leste, yaitu Paroki Nossa Senhora Do Rosario Oecusee dan Paroki Sao Miguel Aveango Padiae.
Sementara sisanya SMA Negeri Oekolo, Vincenzo Singers, OMK STA Theresia Kefamenanu, SMAN Pantura, dan SMAK STA Filomena Mena.
Menurut Kepala Kantor Penghubung KBRI Dili di Oecusse, Marya Onny SiIaban, kegiatan seperti ini membuat hubungan Indonesia dan Timor Leste semakin baik.
“Masyarakat di perbatasan sangat antusias dengan event-event seperti ini. Event ini bisa menyalurkan talenta seni suara. Dan masyarakat Oecusse sangat antusias. Mereka sangat menantinya meski waktu persiapan singkat,” tuturnya.
Sedangkan Asisten III Administrasi Setda TTU Reymundus Thaal, mengatakan Kemenparekraf sangat membantu daerah perbatasan dengan beragam event.
“Kegiatan ini membantu meningkatkan jumlah wisman dan wisatawan domestik. Perekonomian TTU ikut terangkat. Pariwisata merupakan kekuatan ekonomi bangsa. Bisa menjadi penggerak buat sektor lain. Pemda TTU turut menyadari hal ini. Pemda juga berupaya meningkatkan destinasi,” katanya.
Sedangkan Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenparekraf Muh Ricky Fauziyani mengatakan melalui event ini Kemenparekraf mengangkat sesuatu yang khas dari TTU.
“Menyanyi dan paduan suara bukan hanya seni, tetapi juga iman. Karena bernyanyi bagian dari iman orang Kristiani. Semangat yang menyelimuti event ini adalah persahabatan dan persaudaraan,” kata Ricky.
Dalam penyisihan di PLBN Wini, tampil sebagai dewan juri Theodorus Kiik, Diacono Filipe Monis Laot Fransiskus Delvi Abanit Asa.
Hasilnya ada 5 wakil yang akan tampil di babak final. Yaitu Paroki Nossa Senhora Do Rosario Oecusee, Vincenzo Singers,
Paroki Sao Miguel Aveango Padiae, OMK STA Theresia Kefamenanu, dan SMAN Pantura.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani, crossborder selalu menarik untuk digali.
“Potensi crossborder Timor Leste sangat bagus. Apalagi ada kesamaan budaya dengan masyarakat perbatasan asal Indonesia. Lewat event-event yang menarik, kita akan bisa mendatangkan banyak wisatawan Timor Leste. Salah satunya lewat Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia-Timor Leste,” paparnya.(*)