Dua Ketua Tim Percepatan Kemenpar Kawal Pengembangan Wisata Religi di Tanara

oleh -1,486 views

JAKARTA – Kementerian Pariwisata memperlihatkan dukungan penuh terhadap pengembangan wisata religi di Tanara, Kabupaten Serang, Banten. Hal itu dibuktikan dengan diterjunkannya dua Ketua Tim Percepatan ke Tanara, Rabu (14/8).

Dua Ketua Tim Percepatan yang hadir di Tanara adalah Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Anang Sutono dan Ketua Tim Percepatan Pengembagan Wisata Perdesaan dan Perkotaan Vitria Ariani.

Keduanya menjadi pemateri di FGD Pengembangan Wisata Perdesaan dan Perkotaan dalam rangka Bimbingan Teknis Pengelolaan Wisata Perkotaan. Kegiatan ini dilangsunngkan di Pondok Pesantren An Nawawi, Tanara, Kabupaten Serang, Banten.

Anang Sutono mengenalkan materi mengenai Pariwisata Halal, sedangkan Vitria Ariani menyampaikan materi mengenai Pengembangan Desa Wisata Syariah. Ada juga pembicara lainnya adalah Ahmad Yani dari MDI MUI yang membahas Manajemen Masjid Profesional. Dan Pengembangan Wisata Budaya yang disampaikan langsung Asdep Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini

Menurut Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kemenpar, Anang Sutono, hal yang paling penting saat membicarakan pariwisata, adalah komitmen seorang leader.

“Saat Presiden Joko Widodo menjadikan leading sector, semua perangkat di bawahnya harus memiliki komitmen yang sama. Jadi sayang juga daerah tidak memanfaatkan pariwisata. Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri Pariwisata saja sudah sangat komit,” papar Anang, Rabu (14/8).

Dijelaskan Anang, keseriusan tersebut juga dilakukan terhadap Tanara. Melalui Menteri Pariwisata, pemerintah akan memperkuat pariwisata Tanara. Khususnya, untuk wisata religi.

“Saya hampir setiap minggu datang ke Tanara atas perintah Menteri Pariwisata. Itu bukti komitmen untuk membantu pengembangan wisata di Tanara. Kita juga berharap ada dampak yang positif dari kegiatan ini,” terang Anang lagi.

Anang menambahkan, Tanara bisa belajar dari Lombok untuk mengembangkan wisata religi. Sebab, Lombok cukup sukses mengembangkan wisata halal. Serta turut membantu menjadikan Indonesia destinasi wisata halal terbaik dunia 2019 versi GMTI.

Namun, Anang mengingatkan pentingnya pelayanan dan keramahan dalam sebuah destinasi. “Jika kita tidak memberikan pelayanan terbaik, maka wisatawan tidak mau datang. Pelayanan yang baik dan ramah akan membuat wisatawan hadir kembali,” kataya.

Sementara Asdep Pengembangan Wisata Budaya Kementerian Pariwisata Oneng Setya Harini, mengatakan, kegiatan ini diharapkan bisa membantu Tanara utuk merintis pengembangan wisata budaya dan religi.

“Output yang ingin kita dapat dari kegiatan ini adalah Tanara bisa mengemas dengan baik potensi yang mereka miliki. Terutama, untuk mengembangkan wisata perdesaan dan perkotaan di Tanara. Termasuk mengembangkan wisata religi,” paparnya.

Oneng mengatakan identifikasi produk wisata perdesaan dan perkotaan harus dilakukan Tanara. “Jika ingin mengembangkan wisata religi, Tanara harus menginventarisasi potensi wisata perdesaan dan perkotaan bernuansa religi di Tanara. Kemudian membicarakannya dengan stakeholder terkait, termasuk ke pemerintah dan masyarakat,” ulasnya.

Sementara Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, FGD digelar untuk menyatukan persepsi.

“Menyatukan persepsi untuk mengembangkan pariwisata sangat penting. Agar, tidak ada permasalahan di kemudian hari. Untuk itu, FGD melibatkan stakeholder terkait. Agar Tanara nantinya benar-benar siap mengemas pariwisatanya,” paparnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga memberikan dukungan kepada Tanara untuk mengembangkan sektor wisata religi.

“Mengapa hal itu bagus? Karena Indonesia adalah Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia 2019 versi GMTI. Yang artinya, memang potensi itu. Dan dengan culturenya, Banten bisa mengembang itu,” papar mantan Dirut PT Telkom itu.(***)

No More Posts Available.

No more pages to load.