Gastronomi Tourism Indonesia Curi Perhatian di WTM London

oleh -1,151 views

LONDON – Wonderful Indonesia sukses menarik perhatian seluruh pengunjung London World Travel Mart 2019. Apalagi, Indonesia juga terpilih menjadi satu dari 8 pembicara di Gastronomi Forum. Kegiatan ini dilaksanakan oleh mitra WTM, World Food Travel Association.

Gastronomi Forum diadakan setiap tahun. Dan selalu menjadi perhatian para pelaku industri food travel, media, food writer dan food blogger.

Dalam Gastronomi Forum, Indonesia diwakili oleh Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenparekraf, Vita Datau. Ia juga pendiri Indonesia Gastronomi Network.

Pembicara lainnya adalah Managing Director. Madhya Pradesh Tourism Board Faiz Ahmed Kidwai, dan Deepak Raj Joshi, CEO Nepal Tourism Board.

Turut hadir menyaksikan Deputi Bidang Pemasaran II Kemenparekraf Nia Niscaya, dan Asdep Stakom II Kemenparekraf Diah Paham.

Forum yang dilakukan dengan format panel, dimoderatori langsung oleh Ketua WFTA Erik Wolf. WTFA adalah sebuah institusi yang melakukan banyak riset mengenai Food atau Culinary Tourism.

“Dalam pembukaan, Erik mengatakan gastronomi Indonesia sedang naik daun. Apalagi tahun ini Indonesia menyabet 3 dari 7 penghargaan Food Trekking Awards 2019. Dimana bahan pangan lokal menjadi sesuatu yang membuat penasaran para pemerhati wisata gastronomi dunia,” papar Vita Datau.

Indonesia sendiri mengisi sesi ketiga dihari terakhir WTM bersama dengan India dan Nepal. Sesi ini berjudul “Latest Trend in Gastro Tourism: Asia”

“Salah satu kriteria mengapa Indonesia diundang menjadi narasumber, karena WFTA melihat pergerakan yang masif di gastronomi Indonesia. Dan Kementerian Pariwisata dianggap melakukan strategi khusus. Sehingga mampu menggerakan semua stakeholders secara bersama sama,” tutur Vita lagi.

Pergerakan ini dilihat melalui social media khususnya, kongres Internasional dimana Indonesia selalu tampil sebagai pembicara di panel utama.

Menurutnya, Ubud sebagai UNWTO Destinasi Gastronomi percontohan, menjadi pencapaian yang dianggap luar biasa oleh para stakeholders dunia. Mereka ingin tau apa yang ada dipikiran Indonesia sehingga melakukan langkah masif yang berani dan dilihat banyak orang.

Vita Datau sendiri menjawab semua pertanyaan moderator dengan sangat jelas. Dijelaskannya, trend wisata gastronomi di Indonesia dipengaruhi oleh sebuah pergerakan masif. Pergerakan hasil penerapan sinergitas pemangku kepentingan yang tergabung dalam pentahelix ABCGM.

“Gastronomi Indonesia yang memiliki aset besar, potensi berlimpah. Karena keragaman budaya dan sumber kekayaan alamnya. Modal tersebut yg menjadikan semangat bagi semua pemangku kepentingan untuk bersama sama menjadikannya sebagai salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia,” jelas Vita Datau.

Hal ini sangat mungkin terjadi. Karena dalam 3 tahun terakhir kuliner menjadi penyumbang PDB ekonomi kreatif terbesar. Pengeluaran wisatawan mencapai 30 hingga 35% adalah untuk kuliner dan belanja oleh2.

Vita mengatakan bahwa didalam berwisata gastronomi, para wisatawan mencari sebuah pengalaman otentik yang sarat kearifan lokal. “Bukan hanya menikmati makanan lokal melainkan juga mencari tau elemen dalam ekosistem yg menyertainya,” terangnya.

Sejak tahun 2017, Indonesia telah memilih beberapa destinasi wisata kuliner yang dinilai oleh Tim Percepatan Wisata Kuliner Belanja Kemenpar. Berdasarkan kriteria UNWTO dimana wisata gastronomi adalah sebuah pengalaman yang menyangkut makanan sebagai gaya hidup lokal, warisan, budaya, bahan lokal dan resep tradisional, cerita cerita dibalik makanan, nutrisi dan kesehatan.

“Jika ditelaah Indonesia memang memiliki banyak destinasi yang berpotensi, walaupun Tim menetapkan 10 terbaik dan 3 teratas adalah Bali, Joglosemar dan Bandung,” kata Vita Datau lagi.

Di forum gastronomi WTM inilah Vita Datau menjelaskan apa saja yang menjadi strategi kementerian dalam mendorong pengembangan wisata gastronomi.

Bahan lokal menjadi sebuah kekuatan yang menarik perhatian moderator dan hadirin peserta forum. Apalagi beberapa produk Javara yang sudah punya nilai tambah ekonomi kreatif ikut di display saat sesi ini berlangsung.

Vita Datau menjelaskan bahwa letak geografi Indonesia sbg negara tropis yang memiliki laut, gunung menjadikan faktor penentu yg mempengaruhi kebiasaan makan di masing2 daerah.

“Peran makanan dalam upacara-upacara adat dan keagaman juga menjadi sebuah cerita menarik bagi para wisatawan saat berada di Indonesia. Kelas memasak yang mengangkat resep-resep dan cara masak tradisional menjadi hal yang paling dicari oleh para wisatawan kuliner. Pertanian, perikanan sebagai ekosistem paling hulu menjadi sebuah atraksi edukasi yang menarik. Demikian pula pasar tradisional,” paparnya.

Sesi tanya jawab menjadi saat paling menarik dimana peserta forum yang bertanya mendapat hadiah garam, bumbu dan kopi yang dipamerkan.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenparekraf Nia Niscaya yang juga ketua delegasi Wonderful Indonesia di Pameran Pariwisata kedua terbesar dunia ini, angkat topi buat gastronomi Indonesia.

“Usaha kita memposisikan gastronomi Indonesia di peta wisata dunia membuahkan hasil dengan diundangnya Indonesia di forum2 bergengsi dunia. Kedepannya kita pikirkan bagaimana kita bisa mengembangkan destinasi unggulan dengan prinsip pariwisata berkelanjutan. Tujuannya, agar dapat menarik wisatawan kuliner, gastronomi sesuai target kita kedepan,” tutur Nia Niscaya.(***)

No More Posts Available.

No more pages to load.