Gelar Workshop, Kemenparekraf Tingkatkan Kualitas Pengelolaan Desa Wisata di Aceh

oleh -1,024 views

BANDA ACEH – Kementerian Pariwista dan Ekonomi Kreatif mendukung pengembangan desa wisata di Provinsi Aceh. Dukungan diberikan melalui Workshop Pengembangan Desa Wisata di Provinsi Aceh, Rabu (21/09/2022), di Banda Aceh.

Tampil memberikan Keynote Speech Anggota Komisi X DPR RI Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, S.E. Selain itu, hadir Direktur Pengembangan Destinasi I, Kemenparekraf/Baparekraf, Dr. Wawan Gunawan, S.Sn., MM, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh yang diwakili Sekretaris Dinas, Cut Nurmarita, SE, MM, dan narasumber Irwanto, SH dari Pengelola Desa Wisata Kampung Lama, Deli Serdang.

Anggota Komisi X DPR RI, Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, menyampaikan desa wisata menjadi topik yang menarik dalam kondisi pandemi, krisis, dan dalam kondisi lainnya.

“Tentu keberadaan desa wisata menjadi pilihan yang dari masyarakat Indonesia tidak perlu pergi ke daerah khusus yang menghabiskan banyak uang, tentu desa wisata menjadi pilihan, dan tentu pada saat kondisi pandemic kemarin melanda kita semua, desa wisata semakin berkembang dan maju,” katanya.

Illiza juga mengapresiasi workshop dan berharap peserta dapat mengimplementasikan yang didapat dari kegiatan ini untuk mengembangkan desa wisata.

“Saya berharap teman-teman pokdarwis, pengelola homestay dan semua yang hadir dapat menyimak dengan baik materi yang disampaikan narasumber karena kalau tidak memulai sekarang dengan hal-hal yang kecil maka sesuatu yang besarpun tidak akan mungkin diraih,” kata Mantan Walikota Banda Aceh itu.

Direktur Pengembangan Destinasi I, Kemenparekraf/Baparekraf, Dr. Wawan Gunawan, S.Sn., MM, mengatakan pengembangan desa wisata merupakan program prioritas sebagaimana amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Kementerian/Lembaga terkait didorong untuk mendukung pengembangan desa wisata. Desa wisata berbasis alam maupun desa wisata berbasis budaya.

“Tugas kami di Kemenparekraf dalam pengembangan destinasi pariwisata Indonesia salah satunya adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi wisata. Bagaimana hal itu dapat dilakukan, yaitu salah satunya dengan meningkatkan kapasitas pengelola desa wisata, “ kata Wawan.

Menurutnya, Kemenparekraf berkomitmen untuk mendorong implementasi pariwisata berbasis masyarakat melalui pengembangan desa wisata.

Koordinator Destinasi Area I, Ali Nurman, menambahkan pada ADWI Tahun 2021 Provinsi Aceh berhasil mengirimkan Desa Wisata Nusa dari Kab. Aceh Besar masuk 50 besar. Pada ADWI Tahun 2022 berhasil mengirimkan 3 desa wisata di Aceh masuk 100 besar ADWI 2022.

Ketiga desa tersebut masing-masing yakni Wisata Iboih di Sabang, Desa Wisata Ketambe Aceh Tenggara dan Desa Wisata Ulee Lheue di Kota Banda Aceh. Dan pada 50 besar ADWI 2022 yang bertahan ada 1 desa wisata yaitu Gampong Ulee Lheue dari Kota Banda Aceh dan sudah dikunjungi Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno pada 4 Agustus 2022.

“Bapak Menparekraf selalu menyampaikan 3G – Gercep, Geber dan Gaspol. Untuk itu, mari kita bersama-sama, gerak bersama-sama mengembangkan desa, kalau bukan kita siapa lagi. Mari kita bergerak cepat memanfaatkan kesempatan, kalau bukan sekarang, kapan lagi. Dan, mari kita manfaatkan potensi desa kita untuk dapat menjadi desa wisata yang harum Namanya dan banyak dikunjungi wisatawan. Pada muaranya hal tersebut akan dapat membawa kesejahteraan untuk seluruh lapisan masyarakat di Provinsi Aceh,” lanjut Wawan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh yang diwakili oleh Cut Nurmarita, SE, MM, Sekretaris Dinas, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kemenparekraf/ Baparekraf dan Anggota Komisi X DPR RI yang mendukung Workshop Pengembangan Desa Wisata di Provinsi Aceh.

Cut Nurmarita menyampaikan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh sejak beberapa tahun terakhir telah berusaha mendorong terbentuknya desa wisata di Provinsi Aceh melalui sosialisasi dan pelatihan pengembangan SDM Desa Wisata, hingga kegiatan benchmark ke desa-desa wisata terbaik yang telah ada.

“Pada dasarnya, pengembangan desa wisata ini harus direncanakan dengan hati-hati agar dampak yang ditimbulkan dapat dikontrol. Terdapat 2 (dua) pendekatan yang perlu diperhatikan , yaitu Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat dan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan,” kata Cut Nurmarita.

Menurutnya, Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menaruh perhatian khusus pada sektor pariwisata, hal ini didukung pula dengan pilihan destinasi wisata dan atraksi dari Aceh.

“Potensi ini harus selalu kita dukung dan manfaatkan dengan baik. Salah satu kebermanfaatan dengan membentuk desa-desa wisata. Melalui kegiatan ini, kami berharap akan menghasilkan pengelola-pengelola desa wisata yang berkompeten serta profesional sebagai ujung tombak terciptanya desa wisata berkelanjutan dari Provinsi Aceh,” lanjutnya.

Sementara narasumber Irwanto,SH, Ketua Bumdes Desa Wisata Kampoeng Lama, Kabupaten Deli Serdang, menyampaikan materi tentang Tata Kelola Desa Wisata serta Best Practise Pengelolaan Desa Wisata Kampoeng Lama.

Irwanto berbagi pengalaman dalam pengembangan desa wisata Kampoeng Lama dari desa yang tadinya nyaris tak mengenal pariwisata, akhirnya menjadi desa wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan serta berbagi cerita bagaimana desa wisata memberikan perubahan pada wajah dan mental masyarakat setempat, dan tentunya berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat.

“Dengan prinsip “Komisi – Komunikasi dan Sinergi” semua pihak mulai dari Pemerintah Desa dan perangkatnya, Pokdarwis dan BUMDes, Masyarakat, UMKM, Pelaku Usaha, Sanggar Seni, Budayawan, Instansi Pemerintah Daerah serta CSR perusahaan dapat menciptakan kekuatan bersama. Prinsip “Komisi “ menjadi faktor yang sangat penting guna lebih lanjut membangun integrasi dan kolaborasi, “ kata Irwanto.

Andhy Marpaung, Sub Koordinator Destinasi I A, berharap pelaksanaan workshop ini dapat meningkatkan wawasan melalui sharing informasi dan pengalaman dari narasumber untuk mempercepat pengembangan daerah melalui pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Serta ikut mendukung pemerintah daerah yang secara konsisten berkomitmen dalam mengembangkan desa wisata di wilayahnya agar terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, pengurangan kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, budaya dan lingkungan hidup,” katanya. (***)

No More Posts Available.

No more pages to load.