Utrecht – Indonesia ambil bagian dalam acara 50 tahun Pameran Pariwisata terbesar di Belanda, Vakantiebeurs,14-15 Januari 2020. Momen ini dimanfaatkan untuk memperkenalkan Bali, dan 5 (lima) destinasi super prioritas, meliputi Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur) serta Likupang (Sulawesi Utara).
Di 50 Tahun Vakantiebeurs, Indonesia membawa 18 (delapan belas) industri pariwisata. Terdiri dari hotel/resort, tour operator, travel agent, DMC dan 1 airlines (Garuda Indonesia). Mereka menempati Paviliun Indonesia seluas 140m2, di Hall 12, dengan nomor booth C078.
“Sesuai arahan Menparekraf, Pemasaran Destinasi Super Prioritas mulai kami gencarkan sambil menunggu kesiapan pembangunan destinasi tersebut yang ditargetkan Presiden selesai tahun 2020 ini,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Nia Niscaya.
Dijelaskan Nia, yang membuat kehadiran Indonesia berbeda dari sebelumnya, adalah paviliun Indonesia fokus pada tema responsible-sustainable tourism kombinasi dengan promosi kuliner Indonesia, hasil kreasi duta ikon kuliner Indonesia di Belanda Chef Agus Hermawan.
Kreasi khasnya seperti Taco Ayam Besisit Bali, Ikan Kemiri, dan BBQ Sate Ayam ditampilkan di area khusus seluas 120 m2 bertajuk ‘Wonderful Indonesia Terrace’, yang berada tepat di depan paviliun pameran.
Di area ini, Bali khususnya Ubud diangkat sebagai hightlight, sebagai komitmen Kemenparekraf membantu promosi Ubud sebagai prototype Destinasi Gastronomi Dunia yang dinilai oleh UNWTO, untuk ditetapkan pada tahun 2020.
“Gastronomi punya peran penting dalam industri pariwisata karena sebagian besar pengeluaran wisatawan untuk kuliner baik makanan dan minuman. Bila Ubud terpilih, tentu akan memotivasi wisatawan lebih banyak lagi mengunjungi Indonesia“ tambah Nia.
Sementara Asdep Pengembangan Pemasaran II Regional IV Agustini Rahayu menambahkan, Tahun lalu, Vakantiebeurs dihadiri 103.312 pengunjung, 1.147 exhibitor dari 120 negara dengan skema 2 hari trade fair (B2B) dan 3 hari consumer day (B2C).
“Partisipasi kembali pada Vakantiebeurs adalah upaya Indonesia dalam mendukung pencapaian target kunjungan wisawatan mancanegara tahun 2020 secara total sebesar 17,5 juta. Pada tahun sebelumnya, wisman Belanda menyumbang angka kunjungan sekitar 202.116 (data hingga November 2019) dengan pengeluaran rata-rata perkunjungan sejumlah USD 1.866 dengan lama tinggal 17,52 hari,” tuturnya.
Beberapa kegiatan strategis promosi Wonderful Indonesia di Vakantiebeurs kali ini sebagai berikut:
Travel Congress (14 Januari 2020). Kongres travel internasional ini mengangkat tema terkait marketing & communication, transformation & technology, dan sustainability.
“Diharapkan kongres memberikan insight dalam penyusunan strategi menyikapi tren industri wisata 4.0, yang fokus pada customer journey berbasis digital namun tetap memperhatikan human touch, salah satunya dengan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI),” jelasnya.
Indonesia juga ambil bagian dalam Media Workshop (15 Januari 2020). Event ini salah satu momentum penting untuk dapat memberikan informasi mengenai up and rising destination yang menjadi highlight tahun 2020 kepada para media partners.
Kegiatan lain yang diikuti adalah Gathering dan Networking (15 Januari 2020) yang akan dihadiri oleh para partner bisnis Kemenpar dan co-exhibitor yang tergabung di paviliun Indonesia.
Ada juga Cultural Performance dan Digital Interaktif untuk memberikan gambaran kekayaan alam dan budaya Indonesia. Yang akan ditampilkan adalah pertunjukan tarian, karnaval, musik, dan Indonesian henna art serta pemutaran film di TVC tagline Wonderful Indonesia yaitu explore further, sebuah ajakan untuk mengeksplor keindahan alam, kesenian dan kerajinan yang unik, musik yang khas, kekayaan gastronomi, destinasi wisata.
“Selain itu, pengunjung juga berkesempatan mencoba virtual reality untuk merasakan sensasi berselancar di pantai Indonesia. Hospitality sebagai perwujudan keramahan masyarakat Indonesia dengan sajian makanan khas, kopi, dan minuman tradisional,” terang Agustini lagi.(*)