KAHYANGAN.NET– Pelaksanaan International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2018, berdampak sangat positif bagi Banyuwangi. Sebab sejumlah akses jalan menjadi diperhatikan. Dari event ini Banyuwangi juga memperkenalkan kotanya ke mancanegara. Baik melalui balutan sejarah maupun keindahan destinasinya.
Saking pentingnya event ini, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bahkan mengawal langsung seluruh rangkaian di etape I. Mulai dari flag off di depan Kantor Pemkab Banyuwangi, hingga ke Rowo Bayu, Songgon. Atau berjarak sekitar 153,1 Km.
“International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) ini berdampak sangat positif buat kita. Karena turut membuka dan dan memperbaiki akses jalan. Salah satunya di Rowo Bayu ini. Sebelumnya tidak banyak yang datang kesini. Tapi sekarang menjadi, bahkan oleh orang-orang mancanegara,” paparnya, Rabu (26/9), di Rowo Bayu.
Rowo Bayu sendiri dipilih sebagai lokasi finish karena menjadi bagian dari sejarah perjalanan Banyuwangi. Selain itu, viewnya juga keren. Yaitu berupa hutan pinus yang sangat rapi. “Dari Rowo Bayu inilah Banyuwangi berasal. Dan dari Rowo Bayu juga kita akan melangkah ke depan. Yaitu melalui International Tour de Banyuwangi Ijen ini,” jelasnya.
Tidak hanya Rowo Bayu, Banyuwangi juga memperkenalkan ruang terbuka hijau yang menjadi kebanggaan baru, Maron. Taman Maron akan menjadi lokasi start untuk etape III, Jumat (28/9).
Namun, nuansa tourism akan semakin kuat di etape IV, Sabtu (29/9). Rute ini menjadi yang paling ditunggu para pembalap. Etape terakhir dari ITdBI ini mengambil lokasi start di Sarongan. Daerah terkenal dengan Green Bay alias Teluk Hijau. Etape ini akan berakhir di Paltuding, kawasan Gunung Ijen. Gunung keren ini juga menjadi salah satu daya tarik ITdBI
Daya tarik Ijen, juga diakui pembalap asal tim St George Continental Australia Marcus Culey. Ia adalah juara etape I ITdBI 2018. “Ini bukan penampilan pertama saya di Banyuwangi. Tentu saya senang dengan hasil yang saya dapat. Tapi saya tetap menunggu rute Ijen,” paparnya.
International Tour de Banyuwangi Ijen sendiri masuk dalam kategori 2.2 UCI,Federasi Balap sepeda Dunia. Atau berada di level kedua. Di Indonesia, lomba balap sepeda yang masuk level pertama UCI (2.1) baru Tour d’Indonesia. Tahun ini, ITdBI diikuti 19 tim dari 25 negara.
Bagi Menteri Pariwisata Arief Yahya, sport tourism yang dikemas Banyuwangi ini sangat luar biasa. Sebab, tetap mengedepankan prestasi namun mampu memperkenalkan kota dan destinasinya.
“Inilah keunggulan sport tourism. Value yang didapat dari setiap sport tourism sangat tinggi. Untuk itu, Kementerian Pariwisata selalu mendukung pelaksanaan sport touris. Apalagi jika event yang digelar mampu mendatangkan wisatawan,” tutur Menteri yang membawa Kemenpar No 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryofTourism2018 se Asia Pacific di Bangkok.