BANDUNG – Pengembangan pariwisata Jawa Barat (Jabar) diyakini akan semakin pesat. Apalagi, mendapat dukungan penuh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Salah satunya melalui Bimtek Sosialisasi Pemasaran Pariwisata. Kegiatan ini digelar di Hotel Aston Tropicana, Bandung, Jumat (6/9).
Bimtek menyasar seluruh stakeholder pariwisata Jabar. Tidak kurang 100 orang peserta ambil bagian dalam kegiatan itu. Ada Anggota DPR, unsur Pemerintah Jabar, Pokdarwis, PHRI, Travel Agent, serta Tokoh Masyarakat.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, Bimtek dilakukam untuk mengakselerasi potensi pemasaran pariwisata Jabar.
“Jabar memiliki potensi yang luar biasa. Maka dari itu dibutuhkan strategi pemasaran yang baik sehingga makin banyak wisatawan yang datang dan membuat perokonomian Jabar makin terangkat dari sektor pariwisata,” kata Rizki, Minggu (8/9).
Keseriusan Kemenpar pun terlihat dengan deretan pembicara yang hadir. Ada Anggota Komisi X DPR RI Popong Otje Djundjunan, Kepala Bidang Pemasaran Disparbud Jabar Iwan Darmawan, serta Kepala Bidang Pemasaran Area I (Jawa) Kemenpar Wawan Gunawan. Kegiatan ini pun juga turut dihadiri oleh dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Asep Kamaluddin Nashir.
“Pariwisata saat ini menjadi leading sector dengan pertumbuhan tercepat no 1 di Asia Tenggara. Pariwisata akan menjadi investasi masa depan karena jika mengandalkan sumber daya mineral suatu saat akan habis. Kota Bandung memiliki potensi wisata yang utama yaitu sumber daya manusia yang kreatif. Contoh kerajinan dan kuliner yang sangat beragam dan ini menjadi daya tarik wisata yang mumpuni untuk dipasarkan,” ujar Popong Otje Djundjunan.
Anggota DPR yang akrab dipanggil Ceu Popong itu menegaskan, pariwisata merupakan sektor yang menjadi perhatian pemerintah pusat. Karena itu, daerah harus juga mendorong sektor pariwisatanya. Bukan saja mengundang wisatawan datang, tetapi juga membuat spending wisatawan di daerah lebih besar.
“Pariwisata akan mendorong sektor industri kreatif yang ada di Jabar. Ini peluang besar. Maka dari itu langkah selanjutnya membuat wisatawan bisa masuk mengenal industri kreatif yang ada. Paket-paket wisata yang ada bisa diarahkan ke sana. Imbasnya terjadi peningkatan perekonomian dari spending wisatawan,” paparnya.
Senada dengan hal tersebut, Iwan Darmawan dalam paparannya di sesi ke 2 menekankan strategi branding bagi industri kreatif. Sehingga produk-produk lokal dapat mendunia dan menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan yang berkunjung ke Jabar.
“Branding yang kuat jelas akan semakin mengangkat produk-produk tersebut. Wisatawan juga akan semakin aware dengan produk yang dihasilkan. Polanya adalah bagaimana menciptakan image belum ke Jabar kalau belum membeli produk tersebut. Entah itu kuliner maupun kerajinan,” kata Iwan.
Sesi ketiga, paparan oleh Kepala Bidang Pemasaran Area 1 (Jawa) Kemenpar, Wawan Gunawan mengenai pemasaran pariwisata. Dalam paparannya menyebutkan Provinsi Jawa Barat menjadikan Pariwisata sebagai Leading Sector. Kemudian mengimplementasikan Promosi Wisata Provinsi Jawa Barat berupa (Branding, Advertising and Selling).
Beliau juga mendorong Penyelenggaraan Event Berstandar Nasional dan Internasional di Provinsi Jawa Barat yang harus memenuhi unsur 5C : (Creative Value, Commercial Value, Communication Value, Consistent & Commitment). Juga peningkatan Sinergitas dan Kolaborasi seluruh Pentahelix dalam pemasaran Pariwisata Provinsi Jawa Barat
Sementara itu Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut jika sangat pas Jabar menjadikan Pariwisata sebagai Leading Sector. Karena jelas, Jabar sangat potensial untuk menjadi pusat pariwisata.
Bandung misalnya, kota ini terkenal sebagai destinasi wisata kota yang lengkap. Wisatawan bisa dihibur dengan berbagai kegiatan, mulai dari atraksi budaya Sunda, detinasi kuliner yang unik, lokasi berbelanja yang menarik, maupun suasana kota yang inspiratif. Selain itu jarak yang tidak terlalu jauh dari Ibukota Jakarta menjadi sebuah keunggulan tersendiri bagi Jabar.
“Ini merupakan keunggulan serta tantangan bagi Jabar. Karena dekat banyak wisatawan dari Jakarta yang sering berkunjung. Nah sekarang menjadi tantangan supaya wisatawan tidak bosan dan bagai mana membuat wisata mengeluarkan spending yang besar buat perekonomian Jabar.
Atraksi yang berstandar nasional dapat menjadi senjatanya. Tetapi jangan lupa kurasinya juga harus baik sehingga menjadi menjanjikan.
Selain itu sinergitas dan Kolaborasi seluruh Pentahelix dalam pemasaran pariwisata Jabar juga harus ditingkatkan,” ucap Menteri Pariwisata Arief Yahya.