LOMBOK – Mendekati pergantian tahun, pergerakan wisatawan mulai terlihat di beberapa kota. Hal itu disambut baik oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf). Koordinator Pemasaran Regional 1 Area 1 Kemenparekraf/Baparekraf, Taufik Nurhidayat menekankan, hal terpenting dari pergerakan wisatawan ke destinasi wisata adalah kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan/handsanitizer.
Salah satu pergerakan pariwisata dan ekonomi kreatif terlihat pada event Accomodation Expo & Tenun Fest Lombok Sumbawa 2020 yang diselenggarakan di Lombok Epicentrum Mall 7-8 Desember 2020. Kegiatan yang merupakan program reaktivasi misi penjualan pariwisata NTB (Nusa Tenggara Barat) itu telah terjadi pergerakan orang yang cukup signifikan.
“Kita sudah melihat adanya pergerakan mereka dari berbagai daerah di Pulau Lombok serta Sumbawa dan kota-kota lainnya di event ini. Kita berharap protokol kesehatan tetap dijalankan secara disiplin,” harap Taufik, Senin (7/12/2020). Taufik menjelaskan, sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia, sektor pariwisata adalah yang paling terdampak cukup serius. Betapa tidak, pariwisata yang mensyaratkan adanya pergerakan wisatawan harus terhenti lantaran hal tersebut tidak mungkin dilakukan dimasa pandemi.
Pandemi COVID-19 juga membuat wisatawan takut melakukan perjalanan wisata. Hal itu berkaitan dengan keselamatan kesehatan mereka selama berada di destinasi wisata. Kemenparekraf/Baparekraf, kata Taufik, juga menyelaraskan permintaan dan perubahan perilaku wisatawan dalam berwisata di masa pandemi. Untuk itu, Kemenparekraf/Baparekraf gencar melakukan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Enviromental Sustainable) di seluruh destinasi wisata di Indonesia.
Tujuannya, kata Taufik, untuk memberikan jaminan kesehatan sekaligus keamanan kepada wisatawan agar mereka tak tertular COVID-19 saat berwisata. Hal itu penting agar roda perekonomian rakyat berputar kembali. “DNA pariwisata itu pergerakan. Bayangkan pandemi yang melarang pergerakan orang, maka pariwisata terdampak cukup serius,” ujarnya.
Memasuki era adaptasi kebiasaan baru atau new normal, Taufik menegaskan lembaganya ikut mendorong penyelenggaraan event, membantu festival dan kegiatan-kegiatan di daerah yang kaitannya adalah meningkatkan sektor ekonomi dari pariwisata dan ekonomi kreatif,” papar Taufik.
Untuk itu, Taufik mengajak semua pihak untuk menjalankan protokol kesehatan dengan baik di mana pun berada. Sebab, meskipun vaksin telah ditemukan, namun protokol kesehatan adalah upaya terbaik yang bisa dilakukan untuk menekan laju transmisi COVID-19. “Sejak Januari dan puncaknya Maret 2020 pariwisata kita sudah mengalami krisis, namun saat ini sudah mulai ada pergerakan. Kuncinya adalah disiplin menerapkan protokol kesehatan,” tegas Taufik.
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah berharap implementasi protokol kesehatan dengan disiplin dapat menjadi jaminan kepada wisatawan agar mau datang lagi berlibur di NTB. “Saat ini faktor kesehatan yang mampu menjaga kita agar aman dari wabah Corona. Ini momentum yang pas yang sangat baik. Mudah-mudahan kita tetap patuh pada protokol kesehatan, tapi pada saat yang sama juga memaksimalkan keunggulan kita sebagai salah satu destinasi wisata yang diinginkan oleh para pelancong,” tutur dia.
NTB, ia melanjutkan, memiliki segalanya dalam hal pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk itu, agar roda pariwisata dan ekonomi kreatif bergerak lagi yang berorientasi pada berputarnya perekonomian rakyat, ia menilai pentingnya disiplin protokol kesehatan. “Mudah-mudahan menghasilkan semangat yang baru, tapi jangan terlalu mepet harus tetap menjaga protokol kesehatan, seraya mengingatkan kepada para pengunjung, Jangan sampai kerumunan menyebabkan satu cluster Corona yang baru. Oleh karena itu, mari hal ini kita jaga dengan baik,” kata dia.(*)