KAHYANGAN.NET– Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Halmahera Barat membuat terobosan dengan menghadirkan destinasi digital baru. Namanya Pasar Teluk Jailolo. Yang luar biasa, band legendaris Slank turut mempromosikan pasar ini. Lewat video pendek, Slank mengajak kita meramaikan pembukaan.
Sebagai pemusik yang pernah mengunjungi Halmahera Barat, Slank mendukung penuh hadirnya destinasi digital tersebut. Mereka pun tak segan merekomendasikan para pelancong untuk sesekali berwisata ke Jailolo.
“Ini destinasi digital yang keren. Terlebih, akan digelar Grand Opening Pasar Teluk, tanggal 25 November 2018 nanti, di lokasi Festival Teluk Jailolo,” ujar Kaka, salah satu pentolan Slank, Rabu (14/11).
Pasar Teluk Jailolo didesain untuk generasi millenial. Di sini, kita bisa menikmati kreasi kuliner khas daerah setempat. Salah satunya papeda. Bubur sagu ini memang menjadi makanan khas warga Maluku secara umum.
Di Jailolo, bubur sagu atau papeda dimakan bersama kuah ikan tongkol. Dilengkapi dengan tumis bunga pepaya, kelapa muda parut yang diberi bumbu seperti bumbu urap, dan ikan tongkol. Juga dengan pisang cocor bebek yang direbus.
Suasana yang ditawarkan Pasar Teluk pun sangat menarik. Selfie ataupun wefie yang menjadi kebiasaan kaum milenial, dijamin tersalurkan di sini. Banyak spot foto keren yang disiapkan. Tak hanya itu, panggung hiburan yang menampilkan performance dari beragam komunitas pun siap untuk menemani space kongkow para pengunjung.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, digital destination merupakan strategi untuk merebut wisatawan. Termasuk wisatawan mancanegara (wisman).
Arief menjelaskan, destinasi digital adalah destinasi yang heboh di dunia maya, viral di media sosial dan nge-hits di Instagram.
“Generasi milenial atau lebih populer kids zaman now sering menyebut diferensiasi produk destinasi baru ini dengan istilah Instagramable. Saya ingin tahun 2018 ini ada 100 destinasi digital di 34 provinsi di Tanah Air,” ujarnya
Menurutnya, destinasi digital menjadi tuntutan di era booming teknologi. Dimana generasi milenial merupakan konsumen yang paling haus akan pengalaman dibanding generasi-generasi sebelumnya. Sementara untuk nomadic tourism, akan fokus membahas pada nomadic aksesibilitas dan nomadic amenitas berikut atraksinya yang dapat mendorong para pelaku industri pariwisata. (*)