NUNUKAN – Langkah strategis terus dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di border area. Program Festival Crossborder Nunukan 2019 pun diperkuat lewat siaran langsung di RRI, Sabtu (13/7). Dalam wawancara ini terkuak berbagai potensi besar pariwisata di tapal batas. Salah satunya destinasi yang bisa menawarkan paket Arung Jeram yang menjadi salah satu unggulan pariwisata Nunukan.
“Potensi besar yang bisa dimaksimalkan. Ini merupakan sebuah keunggulan yang dimiliki Nunukan. Ini menarik terutama untuk wisatawan pencinta petualangan,” ujar Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung, Sabtu (13/4).
Tampil didampingi Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Nunukan Syafarudin, Adella meyakini jika Arung Jeram bakal menjadi unggulan di Nunukan. Pasalnya Kabupaten Nunukan, Kaltara memiliki track arung jeram yang cukup panjang. Bentangannya dari Kecamatan Lumbis hingga Kecamatan Lumbis Ogong.
Lokasi arung jeram tersebut pun sangat strategis. Tracknya berada di Sungai Pensiangan yang berhulu di wilayah Negeri Sabah, Malaysia.
“Wisatawan mancanegara paling suka dengan petualangan menantang seperti ini. Saya yakin jika ini dikelola dengan baik akan banyak wisatawan terutama wisatawan Malaysia yang mengunjungi obyek wisata itu untuk berwisata. Makanya kita terus menggelar berbagai event di perbatasan untuk mengangkat potensi yang ada,” ungkap Adella.
Memang tak dapat dipungkiri, peningkatan wisman bergulir setiap tahunnya diperbatasan. Apalagi semenjak berbagai evet digenjot di perbatasan oleh Kemenpar. Peningkatannya mencapai 30 persen setiap tahunnya. Dengan itu tentunya harus dicermati oleh daerah. Karena jelas, pariwisata tidak bisa berjalan dengan sendirinya. Perlu peran aktif dari daerah untuk mengangkatnya. Apalagi daerahlah yang mengerti keunggulan dan potensi yang dimilikinya.
“Ini saja sudah program ke 4 yang kita gelar di Nunukan sepanjang 2019. Dan festival ini merupakan salah satu nawa cita Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari pinggiran,” papar Adella.
Adella menambahkan, Festival Crossborder pun memiliki nilai langsung lainnya. Dengan diadakannya festival ini tentunya akan terjadi perputaran perekonomian di daerah perbatasan.
“Bisa lihat ada pameran, ada bazaar, ada kuliner, ada produk-produk lokal unggulan daerah yang ikut dipasarkan pada saat festival berlangsung. Ini tentunya membawa pemasukan bagi pelaku UMKM di daerah,” terangnya.
Dalam wawancara langsung diatas panggung tersebut, Kadis Nunukan Syafarudin mengatakan jika festival ini merupakan salah satu bentuk perhatian pusat kepada daerah. Dengan festival ini maka berbagai destinasi yang ada di Nunukan semakin terekspose lagi.
“Ini adalah bentuk perhatian pemerintah pusat, pemerintah pusat sangat hadir di daerah. Kita punya air terjun, arung jeram, bahkan wisata bahari kita juga oke. Ini akan kita siapkan untuk dipasarkan bagi wisman Brunei dan Malaysia,. Terima kasih Kemenpar yang sudah ada bersama kami di perbatasan ini,” kata Syafarudin.
Makin masifnya kawasan perbatasan berbenah membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya pun lebih semangat. Apalagi Nunukan memiliki potensi wisata yang berlimpah, baik itu wisata alam maupun budaya. Oleh karena itu, sangat tepat kalau Nunukan mulai menempatkan Pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan dalam pembangunan.
Disamping itu, pariwisata juga mempunyai karakteristik yang sangat positif termasuk di dalam hal pelestarian alam dan budaya. Terbukti, alam dan budaya itu di dalam pariwisata “semakin dilestarikan semakin mensejahterahkan”.
“Tren wisata saat ini telah berubah. Wisatawan saat ini mencari pengalaman otentik ketika berwisata. Mereka selalu ingin menikmati sesuatu yg lokal baik itu budaya atau pun alamnya. Dan itu semua dimiliki Nunukan. Apalagi lokasinya sangat strategis yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Brunei. Sudah tepat Nunukan menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan,” ujar Mantan Dirut Telkom itu. (*)