Kolaborasi dengan Pemprov DKI dan STP Trisakti, Kemenparekraf Dukung Percepatan Pengembangan Kampung Tugu

oleh -3,140 views

Jakarta Utara – Untuk mengembangkan wisata Kampung Tugu, Jakarta Utara, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti menyelenggarakan Kegiatan Diskusi Terpumpun (FGD) Penyusunan Konsep Pengembangan Destinasi Wisata Kampung Tugu, Kamis, (27/10/2022), di El Hotel Royale Jakarta.

FGD ini berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Hadir sebagai narasumber Direktur Pengembangan Destinasi I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wawan Gunawan, Plh. Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Utara, Shinta Nindyawati, SKU Destinasi Bidang Destinasi dan Pengembangan Disparekraf Provinsi DKI Jakarta, Jonie P Rumimper, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian STP Trisakti, Rahmat Ingkadijaya.

Selain itu, hadir Tenaga Ahli Penyusunan Konsep Pengembangan Destinasi Wisata Kampung Tugu 2022, Adam Rachmatullah, Sejarawan dan Budayawan Jakarta, JJ Rizal, Tim Ahli Kajian Penyusunan Konsep Pengembangan Destinasi Wisata Kampung Tugu dari STP Trisakti dan Ikatan Keluarga Besar Kampung Tugu, serta para peserta dsri kalangan pentahelix.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Vinsensius Jemadu, mengapresiasi kegiatan tersebut.

Ia berharap FGD mampu menciptakan gagasan baru untuk pengembangan destinasi wisata di Kampung Tugu.

“Sejalan dengan arah pandang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kampung Tugu harus bisa mengimplementasikan Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi dengan semangat Gercep, Geber dan Gaspol,” katanya.

Dalam pemaparannya Direktur Pengembangan Destinasi I, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wawan Gunawan, mengungkapkan berbagai tantangan dalam pengembangan destinasi wisata.

“Tantangan itu seperti Minim 3A Pariwisata (Aksebilitas, Amenitas, Atraksi), Minim Kunjungan Wisatawan, Minim Budaya Lokal, Jadi Atraksi, Minim PAD Sektor Wisata, Ego Sektoral Birokrasi Internal / Eksternal,” katanya.

Menurut Wawan, Pengembangan Destinasi Wisata menjadi jawaban untuk tantangan tersebut.

“Destinasi Wisata menjadi kunci utama untuk menjawab tantangan itu, Destinasi Wisata untuk menciptakan peningkatan nilai tambah ekonomi baru, menekan angka urbanisasi, Menjaga ekosistem daerah serta pengembangan keseluruhan wilayah, Pemberdayaan masyarakat (Pariwisata adalah hal baru bagi (sebagian besar) masyarakat, Pendidikan dan Pengentasan Kemiskinan,” katanya.

“Peluang ini harus ditangkap oleh Kampung Tugu sebagai destinasi wisata unggulan di Jakarta Utara,” ucap Wawan.

Wawan menambahkan, konsep pengembangan wisata budaya yaitu melalui Extra Ordinary Experience berupa Jelajah Budaya, Narasi Budaya dan Interaksi Budaya.

“Ketiga poin tersebut sangat penting untuk bisa mengembangkan Wisata Budaya di Kampung Tugu nantinya bisa menjadi destinasi wisata yang terintegrasi dengan destinasi lainnya seperti DTW Rumah Sipitung, Masjid dan Makom Habib Husen Luar Batang dan Makam Keramat Mbah Priok sebagai destinasi wisata religi,” ujarnya.

Wawan pun mempunyai Rumus Geber Semangat 7 Nilai atau yang biasa disebut dengan Spirit Sapta Ajen. 7 poin tersebut adalah Nilai Spiritual, Nilai Budaya, Nilai Kreatif, Nilai Ekonomi , Nilai Komunikasi, Nilai Komitmen, dan Nilai Kontinyu / Keberlanjutan.

“Pentingnya sebuah Destinasi Wisata untuk menciptakan Bisnis Plan Destinasi Wisata dengan memperkuat pariwisata, ekraf, UMKM, Ekonomi dan Keuangan didukung transformasi transaksi keuangan digital di Destinasi Wisata dengan melibatkan Bank Indonesia,” kata Wawan Gunawan yang lebih dikenal sebagai Ki Dalang Wawan Ajen sekaligus pemilik Sanggar Seni Wayang Ajen Kota Bekasi.

Selain itu perlu di dorong untuk penyelenggaraan event nasional dan internasional yang berkelanjutan dan konsisten didukung oleh digital marketing yang massif serta mengoptimalkan Promosi & Pemasaran Kampung Tugu.

“Dalam mengembangkan Destinasi Wisata, Pemerintah dan Para Pengelola DTW untuk bisa memperkuat sinergitas dan integrasi di Lintas Kedeputian Kemenparekraf, Lintas KL, Lintas Stekholder, & Lintas Daerah untuk mewujudkan Destinasi Wisata Destinasi Berkualitas, Terintegrasi dan Berkelanjutan,” kata Wawan lagi.

Wawan pun merencanakan tindak lanjut kegiatan FGD ini akan diadakan pertemuan Kemenparekraf, Dispar Prov DKI, Suku dinas Parekraf Jakarta Utara, STP Trisakti dan Ikatan Keluarga Kampung Tugu dilaksanakan bulan November 2022 di Kampung Tugu Jakarta Utara.

Respon yang diberikan para peserta sangat beragam dan menjadi masukan yang sangat positif dalam FGD ini.

Camat Cilincing, Anita mengatakan, Pengembangan Kampung Tugu merupakan mimpi yang berharap menjadi kenyataan.

“Komitmen masyarakat di sekitar Kampung Tugu sangat kuat, kami berharap pemerintah pusat dan daerah sama-sama dapat mendukung Kampung Tugu jadi Destinasi prioritas di Jakarta,” ujarnya.

Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara, Cahyo mengatakan ada 12 potensi wisata pesisi yang bisa menjadi daya tarik wisata.

“Padahal ke 12 potensi ini beberapanya sudah hampir hilang seperti keroncong tugu, event natal dan ziarah kurang dimanfaatkan, dan beberapa event di Kampung Tugu hilang,” ujarnya.

Ketua Ikatan Keluarga Kampung Tugu, Rensi, mengucapkan terima kasih pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemprov DKI dan Universitas Tri Sakti yang telah mengadakan kegiatan ini.

“Ini sangat luar biasa sebagai bentuk perhatian pemerintah pada kami keluarga Kampung Tugu, kampung tugu harus dilestarikan lagi. Area Gereja menjadi sekretariat fungsi menerima tamu, kondisi tidak layak pakai, harusnya ada revitalisasi, mohon dukungan dari Bapak Ibu semua,” katanya.

Lisa wakil ketua ikatan keluarga kampung Tugu menambahkan, Kampung Tugu memiliki sebuah Gereja Tua yang dibangun pada tahun 1747. Warga keturunan masih menempati area sekitar Gereja.

“Budaya dan adat istiadat masih tetap dipertahankan. Budaya Adat Rabo-rabo, Mande-Mande masih dilaksanakan setiap tahunnya. Makanan khas tugu Bandeng Serani, Gado-gado Tugu, Kue pisang udang adalah sebagian dari kuliner favorit dari kampung tugu. Keroncong Tugu musik kebanggan dari Kampung Tugu,” urainya.

PLH. Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Utara, Shinta Nindyawati menyambut positif pada kegiatan FGD ini. Kampung Tugu merupakan salah satu destinasi andalan di DKI Jakarta.

“Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk berkolaborasi dalam pengembangan destinasi di Kampung Tugu,” katanya

Identitas Sejarah Orang Kampung Tugu Jakarta — Keberadaan orang Tugu di Jakarta tak dapat dilepaskan dari sejarah Bangsa Portugis ke Nusantara. Bangsa Portugis datang mulai tahun 1510-1511 tepat saat Alfonso de Albuquerque menakhlukkan Goa dan Malaka.

Sementara di Sunda Kelapa, kedatangan Bangsa Portugis diinisiasi oleh Tome Pires (1513) yang mencari rempah-rempah antara Malaka dan Maluku.(*)

No More Posts Available.

No more pages to load.