BANDUNG – Kemenparekraf memperluas area pemasaran. Kali ini, yang akan dioptimalkan adalah pasar Afrika. Kemenparekraf akan memperkenalkan Bandung dan Bali lewat Famtrip Media Ethiopia, 27 November hingga 3 Desember 2019. Famtrip juga menyertakan perwakilan dari Ethiopian Airlines.
Di Bandung, Jawa Barat, para peserta famtrip akan mengunjungi sejumlah destinasi. Seperti Tangkuban Parahu, The Lodge, Orchid Forest, dan Saung Angklung Ujo. Sedangkan destinasi di Bali yang akan dikunjungi adalah Batu Bulan Village, Nonton Barong dan Keris, Istana Tampak Siring, dan Kintamani. Peserta juga diajak mengeksplorasi Ubud King Palace, Tanah Lot, Uluwatu, Garuda Wisnu Kencana, serta Kuta.
Nantinya peserta famtrip juga menjalani sesi wawancara khusus dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bangli di Restoran Apung, Kintamani.
“Famtrip menarik dengan destinasi terbaik. Kini penguatan pasar Afrika dilakukan dengan melibatkan media dari Ethiopia. Sebab, pasar ini didukung maskapai Ethiopian Airlines yang sudah terbang ke Indonesia. Melalui program famtrip ini, wisatawan Ethiopia dan Afrika akan terus tumbuh,” tutur Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenparekraf Nia Niscaya, Kamis (28/11).
Famtrip akan melibatkan 4 media Ethiopia dan staff Ethiopian Airlines. Program Famtrip ini menjadi sinergi antara Kemenparekraf dengan Ethiopian Airlines. Dituangkan dalam Letter of Intent, kerjasama terpadu ini jadi treatment menaikan arus wisatawan Afrika ke Indonesia.
Ethiopian Airlines juga terkoneksi dengan banyak kota di Benua Afrika. Pada 2018, Ethiopian Airlines diganjar status sebagai Best Airline in Africa oleh SkyTrax. Industri Ethiopian Airlines juga sedang tumbuh positif dengan laba bersih USD233 Juta di periode 2017/2018. Angka ini naik 43% dari periode sebelumnya.
“Kami memang bekerjasama dengan Ethiopian Airlines secara komprehensif. Maskapai tersebut terus tumbuh positif dengan pasar luas di Afrika. Kualitasnya juga diakui SkyTrax. Lebih menarik, mereka ini terkoneksi ke Indonesia. Satu sisi, posisi Ethiopia juga diuntungkan secara geografis,” terang Nia.
Posisi Ethiopia memang strategis di Afrika. Berada di sisi timur Laut Afrika, kawasan ini terkenal sebagai Tanduk Afrika. Ethiopia berbatasan langsung dengan Sudan Utara dan Sudan Selatan pada sisi Barat. Sisi Timurnya berbatasan dengan Somalia dan Djibouti. Ada Eritrea di Utara dan Barat Laut, lalu Kenya pada sisi Selatan.
“Posisi Ethiopia sangat strategis sebagai poros pasar wisatawan di sana. Ethiopia secara tidak langsung menjadi Hub bagi beberapa negara di sekitarnya. Hal ini tidak lepas dari peran aktif maskapai Ethiopian Airlines di Afrika. Kami optimistis, poros Afrika-Indonesia melalui Ethiopia akan tumbuh optimal di masa mendatang,” tegas Nia lagi.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Regional III Kemenparekraf Sigit Wicaksono, menilai kegiatan ini akan memberikan dampak positif.
“Famtrip Media Ethiopia dan kolaborasi dengan Ethiopian Airlines akan memberi impact positif. Kami yakin poros ini akan menjadi gemuk dalam waktu singkat. Aksesibilitasnya ada, lalu Indonesia memiliki banyak destinasi super eksotis,” jelas Sigit Wicaksono.(***)