JAKARTA – Universitas Borobudur Jakarta menggelar Seminar Nasional, Sabtu (7/12), di Kampus Universitas Borobudur, Jl. Kalimalang – Jakarta Timur. Seminar kali ini membahas perkembangan industri 4.0.
Tampil sebagai narasumber Guru Besar FEB IPB sekaligus Guru Besar PPs Universitas Borobudur Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS., Dipl. Ing., DEA. Ia membawa materi mengenai Revolusi Industri 4.0 & Internet of Things dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia.
Menurut Prof. Musa, ada 4 hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Yaitu menguasai teknologinya, kemudian buktikan dan pastikan teknologi tersebut tidak mengancam kehidupan manusia, lalu mengembangkan teknologi tersebut, dan memanfaatkan teknologi tersebut secara proporsional dalam kehidupan manusia.
Pembicara lainnya adalah Direktur Pascasarjana program Doktor Manajemen Universitas Pasundan (Unpas), Prof. Dr. M. Sidik Priadana, MS. Ia menyampaikan materi Empowering Innovation Character And Knowledge In Era Industrial Revolution 4.0 and Internet of Things.
Prof Sidik mengatakan, ada 3 hal yang wajib dibangun dalam diri manusia untuk menghadapi 4.0. Yaitu good competency, good character, good communication. Menurutnya, ketiga hal ini merupakan aset yang harus dimiliki dan harus dibangun di dalam diri manusia untuk siap menghadapi era digital 4.0
Prof Sidik menambahkan, 4.0 bukanlah destinasi dari peradaban manusia. Karena ia hanya sebagai tahap kelanjutan yang harus dihadapi yaitu era 5.0, hingga mencapai tujuan akhir manusia yaitu the better life.
Dalam seminar, tampil sebagai moderator Khoirul Umam, SE. M.I.Kom yang sekaligus merupakan mahasiswa S3 Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta. Sementara sambutan pembukaan disampaikan Ketua Program S3 Universitas Borobudur Prof. Heru Subiyantoro, MA. Ph.D. Dan dihadiri juga Ketua Program S2 Universitas Borobudur Dr. Hj. Pudji Astuti, SE, MM.
Menurut Ketua Panitia Pelaksana, Yulius Eka Agung Seputra, SE., ST., M.Si, seminar ini diikuti sekitar 150 peserta terdiri dari dosen & mahasiswa S3 dan S2 Universitas Borobudur, juga mahasiswa S3 dari Bangka Belitung, Riau, Cirebon, Bandung, Bengkulu, dan lainnya.
Peserta seminar terdiri dari berbagai unsur. Dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan berbagai kampus. Yaitu Universitas Indonesia, Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA), Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Indonusa Esa Unggul, Universitas Bina Sarana Informatika (BSI), STIBI, STIMIK Nusamandiri, STIE Tri Bhakti, IBI Kwik Kian Gie, Universitas 17 Agustus.
Ada juga dari PT Hantaran Prima Mandiri, Fakultas Ekonomi Universitas Moh Thamrin, Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan, IAI Agus Salim Metro Lampung, Stikom CKI, SDN Cipinang, SMK Negeri 2 Tasikmalaya.
“Kita memberikan pengetahuan untuk para mahasiswa. Bekal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Bagaimana revolusi industri 4.0 bisa mempengaruhi sektor ekonomi Indonesia. Serta bagaimana mahasiswa menyikapinya,” paparnya.
Ia berharap seminar ini mampu menjadi bekal buat para mahasiswa untuk bersaing di era revolusi industri 4.0.
“Revolusi industri 4.0 adalah era digital. Era modern. Kita semua harus siap dengan perkembangan ini, termasuk para mahasiswa. Oleh sebab itu, kita berharap seminar ini akan bermanfaat, serta menjadi bekal buat mereka,” tutur Yulius.
Sementara pelaksana lapangan seminar, Hidayat menambahkan, meski seminar ini sangat serius, suasananya tetap berlangsung santai. Sebab, seminar diisi dengan berbagai kegiatan. Seperti penyerahan cinderamata kepada Narasumber, penyerahan sertifikat secara simbolis kepada perwakilan peserta seminar.
“Yang seru, saat coffe break, peserta seminar kita ajak membuat yel yel. Jadi suasananya sangat seru. Selain itu, ada juga hiburan dan doorprize,” paparnya.(*)