MEDAN – Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Medan melengkapi mahasiswanya dengan berbagai ilmu. Termasuk pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). pengetahuan ini bisa diterapkan di industri hospitality.
Menurut Direktur Politeknik Pariwisata Medan Anwari Masatip, P3K pada sebuah organisasi atau perusahaan penting untuk diterapkan. Karena menjadi penanganan awal kepada korban sebelum dibawa ke tempat rujukan.
“Pengetahuan dini tentang pertolongan pertama wajib diberikan kepada para mahasiswa. Hal ini kita realisasikan dengan mengundang dosen tamu yang berkecimpung dalam kegiatan Palang Merah Indonesia untuk berbagi pengetahuan kepada para mahasiswa Poltekpar Medan,” kata Anwari Masatip Direktur Politeknik Pariwisata Medan, Jumat (18/10).
Anwari menambahkan, tujuan dari P3K adalah memberi perawatan darurat pada korban. Pertolongan sebelum dokter atau petugas kesehatan lainnya datang. Pertolongan yang bisa membantu korban menghindari penyakit/cidera menjadi lebih parah.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Ni Wayan Giri Adnyani, mendukung hal ini.
“Kita terkadang tidak menyadari adanya sumber bahaya di tempat bekerja dan belum mengetahui bagaimana cara mengendalikannya. Bahaya ini dapat terjadi pada rekan kerja maupun bagi orang lain yang berada disekitar kita. Saya sangat setuju apabila pengetahuan P3K ini diberikan kepada para mahasiswa. Persiapan ini merupakan sebuah nilai plus bagi mereka terutama nanti saat bekerja di bidang industri hospitality,” kata Giri Adnyani.
Narasumber yang dihadirkan adalah M.Ridho Simanungkalit. Beliau memberikan informasi kepada para mahasiswa terkait jenis bahaya yang biasa terjadi dalam bidang hospitality.
Seperti jatuh dari ketinggian, tersandung, tergelincir, kejatuhan benda, terkilir, terpotong, terjepit diantara benda, tersengat listrik dan masih banyak jenis kecelakaan lainnya.
Dalam kesempatan ini beliau juga mengajarkan secara praktek langsung bagaimana para mahasiswa harus bertindak terlebih dahulu apabila terjadi kecelakaan. Sehingga mahasiswa tidak hanya memperoleh informasi tetapi juga secara praktek.
“Insan Pariwisata harus dibangun dengan menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, pengetahuan umum, seni dan kesehatan. Tidak perlu mendetail tetapi harus mengetahui dasar, seperti Pertolongan Pertama pada Kecelakaan ini. Dengan demikian diharapkan sumber daya manusia pariwisata yang dihasilkan memiliki kemampuan untuk mengantisipasi apabila ada bahaya yang terjadi saat mereka bekerja nantinya,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan level pendidikan di PTNP Poltekpar Medan.
“Sehingga kita dapat melengkapi pengetahuan hospitality bagi mahasiswa. Perlu diingat pengetahuan lebih akan menjadi nilai lebih bagi kita, karena sebuah institusi dibedakan oleh manusianya,” kata Menpar Arief Yahya.(***)