SERANG – Tak banyak yang tahu, Tanara sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Serang dulunya merupakan kota bisnis yang ramai dikunjungi orang baik dari kawasan Nusantara, Asia bahkan Eropa. Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan apa yang terjadi sekarang. Saat ini Tanara seakan terlupakan dan menjadi kawasan di pinggir kota yang kurang diperhatikan.
Sebuah ide muncul untuk membangun kembali kota yang tertidur panjang itu. Ambisi membangkitkan kembali kota yang dulu menjadi kebanggaan warga Banten ini pun mulai dijalankan. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerjasama dengan pihak-pihak terkait berusaha menjadikan Tanara sebagai pusat kajian Islam dan wisata religi. Untuk mewujudkan itu semua Rencananya bakal dibangun Nawawi Center di kawasan Pondok Pesantren An Nawawi, Tanara.
Menurut Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya, Tendy Nuralam, pemerintah kabupaten Serang telah menyediakan lahan seluas 5 hektar untuk dibangun Islamic Center dengan nama Nawawi Center.
“Nantinya Nawawi Center ini bisa menjadi pusat kajian Islam dari seluruh dunia. Karena di daerah inilah telah lahir ulama besar yang sudah mendunia, Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar. Kini kita-kitab beliau jadi salah satu rujukan umat Islam di dunia,” kata Tendy di sela-sela kagiatan Bimtek Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya di Tanara, Banten, Rabu (28/8).
Dikatakan Tendy, nantinya konsep Islamic center yang namanya Nawawi Center ini bakal menjadi pusat wisata religi di Tanara. “Saya yakin ilmuwan-ilmuwan Islam nanti banyak yang akan berkunjung ke Nawawi Center. Karena mereka, khususnya di Nusantara, mereka mempelajari kitab-kitab dan sejarah Syaikh Nawawi. Tentu mereka ingin lebih tahu tentang sosok Syaikh Nawawi. Maka di sini mereka bisa menggali lebih dalam soal Syaikh Nawawi,” ujar Tendy.
Selain menjadi pusat kajian, kata Tendy, nantinya Nawawi Center juga menjadi tempat wisata yang nyaman. Mereka bisa sambil baca menikmati suasananya dan mengajak mereka kembali ke masa kejayaan Tanara di masa lalu. Dulu Tanara sebuah kota perdagangan, dari mana-mana orang berdatangan, dari Asia maupun Eropa.
Menurut Tendy kalau Tanara sudah menjadi destinasi wisata religi yang keren dan ramai dikunjungi maka masyarakatnya akan bangga jika di tanya asalnya. “Tapi sambil berjalan, kesadaran masyarakatnya akan kebersihan dan pariwisata harus terus ditanamkan. Karena kalau daerah itu kotor orang juga jadi malas berkunjung,” kata Tendy.
“Kita bangun juga SDM nya, kita berdayakan masyarakatnya. Yang suka kuliner atau buat kerajinan kita berdayakan. Sampah plastik kita manfaatkan buat kerajinan, sehingga orang tidak lagi buang sampah ke sungai. Ada bank sampah. Kalau masyarakatnya sudah sadar maka ini akan berjalan baik,” tutur Tendy.
Pada kesempatan itu, Tendy juga menyoroti soal pentingnya homestay di Tanara. Menurutnya homestay juga bisa mengangkat ekonomi masyarakat. Selain homestay penting juga sebagai pemasukan, homestay juga solusi bagi wisatawan yang ingin berlama-lama di Tanara. “Kalau sudah ramai pengunjung, tentu homestay sangat dibutuhkan,” katanya.
Menurut Tendy, selain sejarah dan petilasan Syekh Muhammad Nawawi bin Umar, Tanara juga memiliki aliran sungai yang sebenarnya juga bisa dimanfaatkan sebagai wisata air. “Kita lihat sekarang masih dirapikan, terutama bangunan liar di sepanjang pinggir kali. Kalau sudah rapi dan bersih aliran kali ini bisa dimanfaatkan sebagai wisata air,” kata Tendy.
Kementerian Pariwisata memang mendorong wisata religi di Ponpes An Nawawi Tanara untuk dapat mendatangkan wisatawan domestik dan mancanegara. Apalagi, wisata religius di Tanara sebagai tempat kelahiran Syekh Kyai Muhammad Nawawi Bin Umar, seorang ulama dunia dan melahirkan kurang lebih 115 kitab berisikan ilmu Tauhid, Fiqh, dan Hadist serta menafsirkan kitab kuning.
Syekh Nawawi juga pernah menjadi Imam di Masjidil Haram, Arab Saudi dan menjadi guru Hasjim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). “Saya kira destinasi wisata religi di Tanara akan menjadikan cikal bakal pembangunan Islamic Center juga Sungai Cidurian akan direvitalisasi sebagai destinasi wisata air Kali Mati,” kata Menpar Arief Yahya pada kesempatan berbeda beberapa waktu lalu saat berkunjung ke Ponpes An Nawawi.
Selama ini, wisata religi di Tanara setiap tahun menyelenggarakan haul Syekh Nawawi dan dibanjiri pengunjung hingga ribuan orang. Saat ini, pengembangan wisata religi di Ponpes An Nawawi Tanara perlu dilakukan penataan-penataan. Selain itu juga Kemenpar akan melakukan pembinaan-pembinaan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) seperti santri, ustad dan warga sekitar.
Pengembangan wisata religi itu secara otomatis akan mensejahterakan pengelola ponpes dan juga masyarakat setempat. “Bila terwujud kami yakin wisata religi Tanara akan mendatangkan kesejahteraan masyarakat setempat,” kata Arief Yahya.