Menelisik Sejarah dan Budaya Kerajaan Melayu di Kabupaten Lingga

oleh -1,273 views

LINGGA – Ada banyak daerah di Provinsi Kepulauan Riau yang menyimpan keindahan alam, sehingga layak dikunjungi sebagai tujuan wisata. Salah satunya Kabupaten Lingga yang disebut-sebut sebagai Bunda Tanah Melayu.

Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Lingga, Raja Fahrurrazi mengatakan, sebutan itu tersemat karena dahulu di wilayah Lingga terdapat sebuah kerajaan Melayu, tepatnya di Kota Daik.

“Daik Lingga adalah pusat pemerintahan kebesaran Kesultanan Lingga pada tahun 1878 hingga 1900. Kebesaran ini telah meninggalkan peradaban kejayaan yang masih dapat dilihat di Lingga hingga sekarang,” ujarnya, Selasa (3/9).

Ada berbagai situs cagar budaya yang tersebar di hampir seluruh perairan Daik, Dabo Singkep, dan Senayang. Lingga sebagai salah satu pusat budaya Melayu, juga tercermin dalam bahasa, adat istiadat, dan sikap-sikap kemelayuan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

“Terdapat ratusan situs sejarah yang bernilai bagi pengembangan wisata di Lingga. Sejauh ini, sudah ada 10 situs yang tercatat di Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPPP). Artinya, situs-situs tersebut dilindungi undang-undang melalui Keputusan Menteri No.KM.14/PW.007/MKP/2004,” bebernya.

Selain itu, ada 25 karya budaya Lingga yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Antara lain tepuk tepung tawar, silat pengantin, bubur lambok, mandi safar, ratib saman, tudung manto dan teater melayu bangsawan, serta tari inai dan ritual bejenjang.

Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Boeralimar menambahkan, potensi Lingga tak hanya sebatas wisata sejarah. Lingga juga memiliki potensi wisata alam yang penuh pesona. Mulai dari pantai, pegunungan, hingga air terjun. Ada Gunung Daik, Pemandian Tengku Ampuan Zahara, Air Terjun Resun, Batu Belah Daik, dan Air Terjun Tanda.

“Dengan 604 gugusan pulau yang tersebar di Lingga, memperkuat potensi wisata bahari yang dimiliki daerah ini. Daya tarik Pulau Benan, Pantai Dungun, Pulau Benaah, Pulau Berhala dan Pulau Dayung, seluruhnya memiliki potensi dan pemandangan bawah laut yang menawan,” ungkapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, kekayaan budaya menjadi salah satu daya jual bagi suatu daerah kepada wisatawan. Baik nusantara maupun mancanegara. Dengan latar belakang sejarah dan beragam budaya yang dimiliki, diharapkan sektor pariwisata di Lingga bisa ikut terdorong. Terlebih, keindahan alam Lingga juga tak kalah dengan daerah-daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau.

“Budaya menjadi salah satu alasan wisatawan untuk berlibur ke suatu daerah. Karena itu, budaya harus dilestarikan. Saya juga berharap para penggiat kebudayaan mampu menghasilkan daya kreasi yang bernilai komersil tinggi. Yakin saja, semakin budaya dilestarikan, maka makin mensejahterakan,” jelasnya. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.