JAKARTA – Kementerian Pariwisata kembali melakukan terobosan untuk menggoda wisatawan mancanegara. Melalui Tim Percepatan Wisata Belanja dan Kuliner, Kemenpar meluncurkan menu take over.
Ketua Tim Percepatan Wisata Belanja dan Kuliner Kemenpar, Vita Datau menjelas jika menu take over adalah cara cerdas.
“Jadi, kita ‘memancing’ di restoran mancanegara yang menyajikan masakan dari negara Asia. Caranya, memberikan menu khas Indonesia untuk memikat lidah. Lewat pengenalan ini, kita harapkan wisatawan akan mendapatkan kesan,” papar Vita, Jumat (12/7).
Dengan cara ini, Kemenpar tidak harus bersusah payah menambah jumlah restoran Indonesia di luar negeri. Cukup menambah penyebaran menu khas Indonesia. Dan menggandeng restoran khas Asia lainnya.
“Ini adalah sebuah cara diplomasi kuliner dalam memperkenalkan destinasi wisata Indonesia. Sebuah cara yang smart dan cepat. Kita “take over” menu dari restoran budaya Asia lainnya dengan menu khas Indonesia,” paparnya.
Vita menjelaskan, banyak wisatawan terinspirasi untuk mencoba kuliner saat mengunjungi destinasi. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan.
Untuk segmen wisata kuliner, biasanya wisatawan akan memutuskan destinasi tujuan karena beberapa alasan. Seperti ingin mempelajari dan merasakan rasa otentik. Juga mendapat pengalaman kuliner yang baru.
“Hal seperti ini banyak sekali terjadi pada wisatawan dari Amerika Serikat, Australia dan Inggris. Kita mengacu pada data dari Good Indonesian Food, sebuah gastronomic tourism activities operator terbesar di Indonesia yang senantiasa membantu foodie of the world,” paparnya.
Good Indonesian Food turut membantu foodie mancanegara dalam mengeksplorasi kekayaan kuliner Indonesia.
Untuk mendukung menu take over, Wonderful Indonesia mengundang chef dari 3 restoran Asia terkemuka di London, yaitu Sticky Mango, Shan Shui dan Rasa Sayang.
Mereka akan diajak berkunjung ke Indonesia mengeksplorasi warisan kuliner Indonesia. Serta, mengenal lebih lanjut berbagai destinasi. Juga kegiatan wisata kuliner yang bisa dilakukan di Indonesia.
Sticky Mango adalah restoran Asia Tenggara modern terletak di Waterloo. Sticky Mango merupakan satu-satunya restoran khas Asia Tenggara yang selalu masuk menjadi top 10 restoran di London Besar pada situs TripAdvisor.
Sedangkan Shan Shui adalah restoran masakan Asia yang terletak di Blister Village, sebuah kompleks factory outlet terbesar di Inggris. Dan Rasa Sayang adalah restoran masakan khas Asia Tenggara yang pertama ada di London, Inggris. Lokasinya tepat di Chinatown London yang sangat iconic.
“Para chef yang diundang akan melakukan berbagai kegiatan di Bali sejak 10 – 18 Juli 2019. Adapun kegiatan mereka adalah food tour, cooking class, tradional market exploration, hingga cultural dining immersion,” paparnya.
Semua kegiatan ini membantu para Chef untuk dapat mengenali esensi dari masakan Indonesia. Dan, membantu mereka untuk dapat menciptakan resep masakan Indonesia di negara mereka.
“Ketika kembali ke London, para chef di ketiga restoran ini harus memasukan Indonesia kedalam menu mereka. Serta menjadikan masakan Indonesia sebagai focus menu promosi di restoran mereka. Dengan kata lain menjadi mitra kita untuk mempromosikan wisata kuliner. Cara ini diharapkan akan menggugah keinginan calon wisatawan dari Inggris. Mereka yang tadinya akan datang ke negara Asia lainnya, menjadi ingin mengubah destinasi tujuan liburannya ke Indonesia,” ujarnya.
Acungan jempol diberikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurutnya, pariwisata dan kuliner adalah hal yang tidak bisa dipisahkan.
“Kuliner adalah bagian yang menempel dalam pariwisata. Karena, setiap wisatawan datang ke destinasi, kuliner adalah hal yang juga mereka cari. Hal ini berhubungan dengan kebutuhan mereka untuk makan. Dan biasanya kuliner menjadi salah satu pertimbangan wisatawan untuk datang kee sebuah destinasi,” paparnya.
Mantan Dirut PT Telkom itu menambahkan, menu take over sejalan dengan strategi yang tengah dijalankan oleh Kementerian Pariwisata.
“Untuk mencapai target kunjungan wisatawan internasional ke Indonesia, kita harus “memancing turis di kolam tetangga”. Dan menu take over menjadi bagian dari itu,” katanya.(***)