BANDAR LAMPUNG: Tari kreasi Ramik Ragoom yang merupakan karya istri Gubernur Lampung Riana Sari Arinal menjadi pembuka acara seremonial malam pembukaan Lampung Krakatau Festival 2019 di Lapangan Saburai, Jumat (23/8/2019). Tari Ramik Ragoom ini menggambarkan Lampung sebagai miniatur Indonesia yang penuh keanekaragaman namun bersatu di bawah panji-panji merah putih.
Selain Ramik Ragom, pada pembukaan Lampung Krakatau Festival 2019 ini juga ditampilkan sendra tari Diunggak Krakatau, sebuah tarian yang terinspirasi dari legenda Tukkok Majaksi yang menceritakan tentang asal muasal meletusnya gunung krakatau. Sendra tari ini merupakan persembahan Prodi seni tari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Tak hanya itu, penyanyi papan atas, Kikan juga ikut memeriahkan pembukaan sekaligus menghibur masyarakat Lampung. Lewat tembang-tembang hitsnya Kikan menghangatkan suasana. Suasana semakin hangat saat Kikan mengajak duet Pak Gubernur untuk menyanyikan tembang karya Iwan Fals, Bento.
Lampung Krakatau Festival 2019 yang dibuka Gubernur Lampung Arinal Djunaidi didampingi Staf Ahli bidang Management Event sekaligus Ketua Calender of Event (CoE) Esthy Reko Astuti ini berlangsung 23 – 25 Agustus 2019. Festival ini banyak menampilkan sederet atraksi budaya, kuliner, musik, dan banyak lagi. Festival ini juga sekaligus menandai berkembangnya pariwisata Lampung.
Setelah pembukaan, dilanjutkan agenda acara ‘Krakatau Expo’ dimeriahkan lomba kuliner dan pameran produk ekonomi kreatif di Lapangan Saburai, 23 Agustus-25 Agustus. Ada pula Trip Krakatau’ pada 24 Agustus, berlayar menyaksikan metamorfosis Gunung Anak Krakatau, memperingati peristiwa meletusnya Gunung Krakatau, 26 Agustus 1883.
Menurut Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, pariwisata Lampung akan semakin berkembang dimana kawasan Bakauheni nanti tak hanya sekadar pelabuhan penyebrangan tetapi akan menjadi kawasan pariwisata. “Jadi nantinya akan ada kapal yang melayani pariwisata untuk menikmati pesona anak krakatau. Ke depan kami akan kembangkan infrastruktur di sana yang mendukung pariwisata, seperti mall, dan berbagai area wisata buatan,” ujar Gubernur.
“Kalau selama ini dari Jakarta orang berwisata ke Puncak dan Bandung, ke depan nanti kita tarik mereka untuk juga mau berwisata ke Lampung,” ujar Arinal.
Di Lampung sendiri ada 42 event dimana 2 diantaranya merupakan Top 100 Calender of Event (CoE). Dua event itu adalah Krui World Surfing League di Krui dan Lampung Krakatau Festival di Bandar Lampung.
Menurut Esthy Reko Astuti Kemenpar sendiri dalam menentukan top 100 CoE menggunakan parameter 5 C, yakni:
a.Creative Value: Koreografi, Desainer, Aransemen, memanfaatkan panggung yang besar.
b.Commercial Value: Jumlah wisatawan
c.Communication Value: media value, camera genic.
d.Commitment CEO: Gubernur dan Bupati harus Committed, termasuk anggaran.
e.Consistency: minimal 3 tahun berturut-turut.
Menurut data Kemenpar, pariwisata di provinsi Lampung meningkat cukup signifikan dari tahun ketahun. Pada 2016 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 155.053 orang, 2017: 245.372 (naik 58%), 2018: 274.742 (naik 12%), dan 2019 hingga Juni mencapai 100.469. Diperkirakan akhir tahun 2019 bisa mencapai lebih dari 274.742 orang.
“Kami yakin dengan komitmen yang tinggi dari pejabat daerah untuk memajukan pariwisata, Lampung akan menjadi kawasan pariwisata yang bakal bersaing dengan daerah wisata lainnya yang memang sudah terkenal,” ujar Esthy.