Pemandu Wisata di Kabupaten Bintan Dapat Pelatihan

oleh -1,982 views

BINTAN – Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata Kabupaten Bintan terus dipoles. Berbagai program semakin gencar dilakukan untuk mewujudkannya. Termasukmenggelar Pelatihan Pemandu Wisata Budaya Kuliner Kabupaten Bintan. Kegiatan ini digelar digelar tanggal 11-13 Juni 2019 di Hotel Bhadra Resort, Bintan.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi bagi pelaku usaha wisata. Harus adanya sinergitas antara pemandu wisata, agent travel dan pelaku usaha agar bersama-sama membangun pariwisata meningkatkan ekonomi daerah,” kata Kadispar Bintan, Wan Rudy Iskandar, Selasa (11/6).

Kegiatan pelatihan ini dimoderatori Kabid Destinasi dan Industri Pariwisata, Dahsyat Gafnesia. Narasumber yang ditampilakan pun berbobot, yaitu dari tenaga pengajar Sahid Bintan Tourism Institute. Selama tiga hari pelatihan diisi dengan materi dan praktik tentang Gourment Food, Frozen Food dan Pastry and Bakery. Tak hanya itu, di hari ketiga akan ada pelatihan packaging dan entrepreneurship kepada peserta.

Tidak kurang sebanyak 57 peserta mengikuti pelatihan tersebut. Mereka berasal dari masyarakat peminat pelaku usaha wisata. Dari mulai pelaku UMKM Se-Kabupaten Bintan, Himpunan Pramuwisata Indonesia Kabupaten Bintan, Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia Kabupaten Bintan dan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Kabupaten Bintan.

“Kunci sukses adalah selalu berinvoasi dan kreatif, jika sudah mati jangan harap kita dapat melangkah dengan lompatan yang terbaik. Kita sebagai tuan rumah harus mampu membuat wisatawan untuk tinggal berlama lama di Bintan dengan adanya kreatifitas,” ujar Sekda Kabupaten Bintan Adi Prihantara yang turut membuka pelatihan tersebut.

Selepas pelatihan ini Sekda Kabupaten Bintan mengharapkan para peserta dapat mengembangkan angan-angan yang lebih besar. Sehingga dapat menggali kembali potensi yang ada serta menyajikan kembali kuliner dengan inovasi dan kreatifitas.

Pelatihan ini pun disambut baik Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa. Apalagi saat ini Kemenpar sedang giat-giatnya memaksimalkan pariwisata di Bintan yang merupakan daerah perbatasan. Letak Bintan yang strategis menjadi pintu gerbang dalam menjaring wisatawan baik itu dari Singapura dan Malaysia. Angka kunjungan wismannya pun selalu terkoreksi positif.

Pada Bulan Januari-April 2019 kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 916.260, meningkat 15,80% dibanding Tahun 2018 sebanyak 791.225 wisman ke Provinsi Kepulauan Riau. Dimana Bintan menyumbang 205.064 wisman atau 22,38% dari total kunjungan.

“Menpar Arief selalu mengingatkan bahwa kalau ingin menjadi global player, maka harus menggunakan global standard. SDM kita harus berstandar global. Sekolah pariwisata kita harus berstandar global. Kurikulum kita harus berstandar global, Begitupun tenaga pariwisatanya” ujar Rizki.

Kadispar Provinsi Kepri Buralimar juga seirama. Dengan pelatihan ini dirinya yakin akan semakin memperkuat pariwisata Bintan. Apalagi Bintan memiliki potensi alam yang luar biasa. Mulai dari laut hingga daratan semua ada di Bintan. Budayanya dan kulinernya pun juara.

“Keindahan dan luas wisata bahari kita tidak kalah dengan destinasi favorit lain, maka dari itu, kita memerlukan SDM yang handal untuk sama-sama memajukan pariwisata Kepri khususnya Bintan,” kata Buralimar.

Mendengar hal tersebut Menteri Pariwisata Arief Yahya pun sumringah. Karena dengan itu diperoleh SDM yang kompeten untuk melayani para wisatawan. Menteri yang kampium marketing itu menyebut investasi di SDM ini paling tidak kelihatan wujudnya, tapi sangat terasa impact-nya.

“Sejak di PT Telkom saya paling komit, bahwa investasi SDM itu sangat penting untuk win the future customers. Karenanya para pelaku pariwisata ini merupakan ujung tombak dari pariwisata Indonesia. Kemampuan mereka harus terus ditingkatkan untuk bisa melayani wisatawan dengan sebaik mungkin,” ujar Menpar Arief Yahya.

Menteri asal Banyuwangi ini berpesan, seluruh tenaga kerja pariwisata di Indonesia nantinya harus menggunakan standar global.

“Di kita saat ini, menggunakan regional standar yang sering disebut ASEAN MRA, Mutual Recognition Arrangement. Kompetensi selevel ASEAN. Kalau mau bersaing di level global, gunakan global standard juga,” kata Menpar Arief Yahya.(****)

No More Posts Available.

No more pages to load.