Pengembangan Pariwisata ke Depan Tak Lepas dari Peran Guru

oleh -1,745 views

SURABAYA: Tak bisa dipungkiri peran guru sangat penting bagi kehidupan masa depan bangsa. Semua bidang tentu membutuhkan guru sebagai dasar pengembangan, termasuk pariwisata. Berangkat dari sinilah Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Bagi Guru di Surabaya, Rabu (19/6/2019).

Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Jawa Timur Ramlianto, guru memiliki posisi strategis bagi pengembangan brand image kepariwisataan. Guru berperan menciptakan brand image.
“Pesan yang disampaikan guru terhadap obyek wisata yang dikunjungi, dibacanya, akan membangun brand image bagi siswanya,” kata Ramli.

Dalam meteri yang yang disampaikan Ramlianto, “Peran Guru Dalam Pengembangan Pariwisata Indonesia”, ada strategi yang bisa dilakukan untuk pengembangan pariwisata oleh guru, antara lain riset, literasi, publikasi, sosialisasi, dan komunitas.

“Riset, guru bisa melakukan riset kecil-kecilan di daerahnya, bertanya ke siswa, teman, kolega soal ketertarikan mereka pada pariwisata yang seperti apa, dengan demikian bisa dikembangkan pariwisata ke arah mana,” kata Ramlianto.

Kemudian, kata Ramlianto, literasi. Guru sebagai pendidik bisa mengajak dan mendorong siswa untuk calisline (baca tulis online) soal kepariwisataan. “Coba ajak siswa menulis karangan soal pariwisata di sekitar mereka. Tulisan apa aja soal obyek-obyek wisata di medsos. Tulisan itu, entah karangan, puisi, foto dan sebagainya tentang obyek-obyek wisata bisa langsung dipublikasikan ke tulisan online dan medsos,” kata Ramli.

Guru juga bisa mensosialisasikan obyek-obyek wisata yang dikunjunginya kepada siswa, dan komunitas mereka. Entah komunitas PKK, pengajian, medsos dan lain-lain. “Jadi bentuklah komunitas yang memang bermanfaat di grup wa dan medsos. Jangan buat komunitas yang mengada-ada ga penting,” kata Ramli..

Selain itu, guru juga bisa memberikan wawasan ke siswa tentang bisnis pariwisata yang menjanjikan. “Dari data tahun 2016, dari 707600 tenaga pariwisata yang dibutuhkan baru tersedot 82 171. Jadi masih kurang 625,425. Ini peluang yang sangat besar untuk diisi,” kata Ramli.

Sementara Kasi Pemberdayaan dan Tata Kelola Destinasi Dinas Pariwisata Jawa Timur, Sai’in mengatakan peran guru tak hanya di kelas tapi juga pengajar di luar kelas. “Peran guru sangat penting bagi generasi milenial karena mereka ini yang menangani generasi milenial saat ini. Generasi milenial butuh penanaman akan cinta negeri. Kita tanamkan mereka untuk mencintai alam, budaya dan destinasi pariwisata Indonesia yang akhirnya mencintai negeri sendiri,” ujar Sai’in.

Sai’in mengatakan Jawa Timur sendiri memiiliki 808 destinasi wisata. Unsur budaya yang terbanyak yakni 42,6% termasuk desa wisata. “Budaya ini termasuk kerajinan, cara bercocok tanam dan desa wisata,” kata Sai’in. Untuk alam, kata Sai’in 32,8% dan buatan 24,6%.

Di sisi lain Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani secara terpisah mengatakan, lebih dari enam dekade pariwisata menjadi sektor tercepat dalam aktivitas ekonomi dunia. Namun demikian, membangun sektor pariwisata tidak bisa dilakukan hanya oleh Kemenpar saja. Dalam pengembangan SDM Kepariwisataan misalnya, dibutuhkan juga kolaborasi dan koordinasi atas segala unsur. Meliputi akademisi, pelaku bisnis, pemerintah pusat dan daerah, serta komunitas pariwisata dan media.

“Program ini kami gelar dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan wawasan SDM pariwisata. Khususnya yang ada di kawasan-kawasan potensial seperti Surabaya. Dari kegiatan ini, kami berharap akan muncul kader-kader pariwisata yang bisa berpartisipasi dalam mengembangkan wisata berkelanjutan,” ujarnya.

Giri Adnyani menambahkan, pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa. Padahal, pariwisata memiliki spektrum fundamental pembangunan yang lebih luas. Antara lain sebagai alat persatuan dan kesatuan bangsa, penghapusan kemiskinan (poverty alleviation), dan pembangunan berkesinambungan (sustainable development).

“Pariwisata juga terbukti mampu meningkatkan ekonomi dan perkembangan industri. Karenanya, kita dorong pariwisata melalui penguatan SDM ini,” imbuhnya.

Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antarlembaga Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya menyatakan, peran SDM merupakan faktor yang sangat strategis, khususnya pada sektor pariwisata yang karakteristik usahanya lebih banyak bersifat jasa.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun memberikan apresiasi atas keterlibatan para guru. Sebab, informasi yang mereka terima bisa langsung disampaikan ke para siswa.

“Sampaikan jika pariwisata adalah masa depan bangsa. Pariwisata adalah core economy yang akan menjadi penyumbang devisa nomor satu di Indonesia. Kita membutuhkan SDM-SDM andal untuk menanganinya. Dan kita membutuhkan guru untuk memberikan informasi itu,” kata Arief.(****)

No More Posts Available.

No more pages to load.