JAKARTA – Promosi besar mengangkat destinasi super prioritas terus dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Kali ini giliran Danau Toba yang bakal diangkat kepermukaan. Strateginya dengan menggelar famtrip bagi media Jepang ke Danau Toba, pada 14-20 Oktober 2019.
“Langkah ini merupakan tindak lanjut dari program Pemerintah mengenai ’Bali Baru’ dengan status Super Prioritas. Karena destinasi ini merupakan salah satu destinasi potensial yang perlu dipromosikan dan dijual ke pasar wisman Jepang,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata Nia Niscaya, Jumat (11/10).
Nia menambahkan, famtrip kali ini akan diset untuk menciptakan pemberitaan perjalanan wisata. Semua akan digiring untuk mendapatkan angle-angle menarik yang bisa menggoda pasar Jepang untuk berwisata ke Indonesia.
Selain Danau Toba, mereka pun akan diajak mengeksplorasi Pulau Weh, Aceh. Maklum pulau tersebut merupakan salah satu latar dari film ‘Umi wo Kakeru’ (The Man from The Sea) yang cukup laris di Jepang. Apalagi pangsa pasar Jepang sangat menyukai destinasi bahari. Dengan itu diharapkan akan semakin banyak wisman Jepang yang tertarik berkunjung ke Indonesia.
Upaya yang dilakukan Kemenpar menarik minat wisman Negeri Sakura ini bukanlah tanpa sebab. Menurut Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran II Regional II Kemenpar Ardi Hermawan, sepanjang Januari hingga Juli tahun 2019, jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia mengalami kenaikan dibandingkan periode sama pada 2018. Torehannya, Jepang hanya memasok 352.900 wisman pada tahun 2018. Sedangkan pada 2019 mampu mencatat 389.700 wisman.
Spending wisman Jepang cukup besar. Begitu juga lama berkunjungnya juga cukup baik. Sekali berkunjung ke Indonesia, wisatawan Jepang pada umumnya menghabiskan waktu enam hari hingga seminggu. Mereka mengeluarkan uang rata-rata sebesar USD 1,013 per visit.
“Latar belakang ini menjadi pendorong Kemenpar dalam meningkatkan berbagai upaya promosi pariwisata Indonesia bagi pasar Jepang. Ditambah lagi, tahun ini Kemenpar menargetkan 657.700 kunjungan wisatawan asal Jepang,” jelas Ardi.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya sendiri menilai fam trip ini menjadi momentum untuk membuktikan betapa Indonesia memiliki pilihan destinasi yang banyak kepada masyarakat Jepang. Melalui pemberitaan-pemberitaan para jurnalis Jepang, Indonesia seakan ingin menunjukkan bahwa Danau Toba serta Aceh merupakan destinasi yang sangat molek.
“Kita akan terus membangun industri pariwisata dan menjadikan negara-negara Asia, khususnya Jepang sebagai salah satu pasar utama wisatawan ke Indonesia,” tuturnya.
Selain itu, Arief Yahya juga mengategorikan famtrip itu sebagai selling. Dalam framework BAS. Branding, advertising, selling menjadi salah satu rumus strategi promosi Kemenpar. “Famtrip, mendatangkan endorser pariwisata, pelaku bisnis pariwisata, media, itu penting untuk serangan udara, efektif mempengaruhi opini publik traveler. Itu sebabnya kita mengundang media besar Jepang berpengaruh untuk menulis dahsyatnya Wonderful Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya. (*)