BALIGE – Kawasan Wisata Super Prioritas Danau Toba semakin menggeliat, Keberadaannya terus didorong untuk berdenyut kencang. Pembangunan destinasi pariwisata di Kawasan Danau Toba membutuhkan kolaborasi lintas sektor dan lintas pusat dan daerah.
Hal itu disampaikan oleh nara sumber dari Direktorat Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif BAPPENAS, Istatius Angger Anindito, dalam kegiatan “Sosialisasi Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Danau Toba, di
Labersa Toba Hotel & Convention Centre, Balige, Sumatera Utara, Selasa (6/10).
Sosialisasi Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Danau Toba yang diinisiasi oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/ Baparekraf ini diselenggarakan secara offline dengan penyampaian paparan dari nara sumber
secara daring melalui zoom.
“Kolaborasi lintas sektor dan lintas pusat dan daerah dalam membangun destinasi pariwisata itu mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS), selain itu berdasarkan arahan presiden pada Perpres 64/2014 dengan perubahan Perpres 14/2018 dan Percepatan penyiapan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dan 5 Destinasi Super Prioritas (DSP), ujar Istatius Angger Anindito.
Lebih lanjut Istatius Angger Anindito menjelaskan, “Pembangunan Destinasi kepariwisataan ini tidaklah mudah, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti banyaknya Masterplan, seperti yang kita tahu kementerian memiliki masterplan sektoral dan wilayah, begitupun pemerintah daerah memiliki masterplan. Tantangan yang lain adalah Infrastruktur dasar dan konektifitas terbatas serta daya dukung lingkungan kurang berkelanjutan”.
“Pembangunan Destinasi Danau Toba dibutuhkan juga Keterlibatan Aktif pemangku kepentingan, mulai dari stakeholders, pemerintah pusat, pemerintah daerah, mitra internasional, konsultan, akademisi dan pihak swasta,” ujarnya
Akhir Sosialisasi ITMP Danau Toba ini, ditutup oleh paparan mengenai Rencana Aksi Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Danau Toba yang disampaikan oleh nara sumber dari konsultan ITMP Danau Toba, Myra P. Gunawan.
Berbicara mengenai mengenai posisi Kawasan Danau Toba dan Provinsi Sumatera Utara, Myra P. Gunawan mengatakan, “Peran Pariwisata dalam perekonomian masih rendah, kemudian untuk kawasan danau toba, sektor ekonomi masih sangat didominasi oleh sektor primer pertanian dan perkebunan”.
“Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB masih rendah, alokasi anggaran daerah untuk pariwisata masih sangat terbatas,” ujarnya
“Berbagai masalah strategis yang ada saat ini, seperti kondisi dan sistem manajemen data kepariwisataan, kenyamanan destinasi mulai dari kebersihan, ketidak teraturan dan aksebilitas, tak berfungsinya sarana, dengan sarana yang makin tua dan tak memenuhi standar, investasi baru yang belum terarah dan masih banyak lagi beberapa permasalahan strategis lainnya”, kata dia
Selanjutnya, jelas Myra P. Gunawan, “Permasalahan strategis yang ada, harus menjadi perhatian bagi kita semua dan menjadi tugas tanggung jawab kita bersama”.
‘Kemudian bagaimana dengan adanya musibah pandemi covid-19 terhadap pengembangan destinasi wisata danau toba?”, Myra P. Gunawan berpendapat, “Sementara lupakan angka angka proyeksi wisatawan, tetapi kita harus tetap optimis. Konsep tetap sesuai prinsip pembangunan dan perlu makin diperkuat”.
“Dengan atau tanpa adanya covid-19, posisinya tetap bersifat pemulihan artinya perbaiki tingkatkan semua yang medasar sesuai dengan rencana, kemudian perkuat monitoring dan evaluasi dalam segala bidang, keberadaan data yang baik dan benar makin penting untuk pengambilan keputusan yang akan datang”. kata Myra P. Gunawan
“Jadikan gangguan ini sebagai pendorong untuk memperbaiki segala sesuatu dan tampil lebih baik, dengan ketaatan kepada protokol kesehatan, peningkatan kualitas pengalaman dan kesempatan mengubah pola pikir”, tutup Myra P. Gunawan