Pandeglang – Pesta Rakyat Cibaliung (PRC) 2019 ditutup dengan pagelaran Wayang Golek Giri Harja, Sabtu (17/8) malam. Puncak kegiatan ini terlihat sangat meriah. Pungunjung tampak begitu menikmati sajian seni budaya khas masyarakat Sunda tersebut.
Ketua Panitia Pelaksana PRC, Tarmin, mengaku puas dengan kegiatan penutup yang dipusatkan di alun-alun Sukajadi ini. Menurutnya, pertunjukan Wayang Golek Giri Harja mendapat sambutan luar biasa. Kegiatan ini mampu menghadirkan ribuan penonton. Bahkan, pengunjung diprediksi mencapai lebih dari 40 ribu orang.
“Semua penonton tumpah di alun-alun. Anak-anak, remaja, orang tua, semua gembira bersama memadati lokasi pertunjukan. Mungkin karena momentnya sangat pas. Yaitu bersamaan dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-74,” ujarnya, Minggu (18/8).
Tamrin menambahkan, wayang golek adalah salah satu hiburan yang wajib ditampilkan pada malam puncak PRC 2019. Jika tak ada wayang golek, maka kegiatan ini dianggap tidak berhasil. Selain itu, wayang golek yang ditampilkan harus betul-betul bersinergi secara emosional dengan masyarakat.
“Dari dulu, wayang golek selalu ditampilkan pada kegiatan PRC. Ini sudah menjadi tontonan wajib yang ditunggu-tunggu setiap tahun. Dalangnya pun tidak asal comot. Tetapi harus keturunan dari Asep Sunandar Sunarya,” jelasnya.
Sementara itu, Dalang Wisnu Sunarya merasa bangga dan senang sekali bisa berpartisipasi dalam acara PRC 2019. Ia juga sangat bersyukur dapat menghibur masyarakat Cibaliung. Terlebih, persembahan wayang golek ini menjadi idola masyarakat setempat.
“Cerita yang saya bawakan berbeda dari tahun lalu. Jika sebelumnya saya membawakan kisah Mahabarata, kali ini saya membawakan kisah pewayangan Ramayana. Tentunya, banyak filosofi dan pesan moral yang terkandung dalam cerita,” kata Dalang Wisnu yang merupakan salah satu keturunan Dalang Asep Sunandar Sunarya ini.
Kepala Dinas Pariwisata Pandeglang Asmani Raneyanti mengatakan, PRC 2019 dimeriahkan dengan beragam kegiatan. Mulai dari pertunjukan wayang golek, pertandingan sepakbola dan bola voli, Festival Qasidah, Festival Band, Tabligh Akbar, hingga Festival Kolecer.
“Ada pula pentas seni tradisional, lomba karaoke, dan muka timbel bareng. Bahkan, panitia juga menghadirkan konser musik dengan bintang tamu Krisyanto (Jambrud) pada 12 Agustus lalu,” bebernya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Rizki Handayani menyatakan, Pesta Rakyat Cibaliung adalah tema dari kegiatan Perayaan Hari Besar Nasional (PHBN) Kecamatan Cibaliung. Event ini tumbuh besar melalui proses semangat nasionalisme yang panjang. Dibangun oleh sinergitas masyarakat, pemerintah, dan para pemuda setempat.
“PRC merupakan hajat masyarakat Pandeglang sejak 50 tahun lalu. Kegiatan ini semakin menumbuhkan semangat masyarakat untuk terus melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal. Acara ini menjadi moment aktualisasi kreativitas budaya dan usaha ekonomi masyarakat,” terangnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, esensi penyelenggaraan pesta rakyat atau sebuah event bukan semata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Ada dampak positif lain yang diharapkan mampu dirasakan warga setempat. Yaitu hidupnya perekonomian di wilayah sekitar.
“Dengan adanya event ini, bisa dipastikan banyak pedagang yang ambil bagian untuk mencari keuntungan. Dari kerajinan, kuliner, hingga kebutuhan lain. Wisatawan datang menonton dan belanja. Artinya, ada perputaran ekonomi secara langsung di sini,” pungkasnya. (*)