Berawal dari Hobi, Hingga Meraih Omset Puluhan Juta

oleh -1,205 views

MAGETAN – Sektor pertanian terbukti menjanjikan. Bahkan seorang sarjana kimia di Magetan, Jawa Tengah, memilih menjadi petani. Ia kini memiliki omzet hingga puluhan juta.

Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri memiliki target penumbuhan pengusaha pertanian milenial hingga 2,5 juta petani milenial pada tahun 2024. Selain Kementan memiliki banyak program strategis diantaranya program petani milenial, penumbuhan wirausahawan muda pertanian (PWMP), Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA), penerapan digitalisasi pertanian dan sebagainya.

Salah seorang DPM dari Kabupaten Magetan, Dedih Kurniawan, melakukan resonansi kepada petani milenial di daerah Magetan yang diawali dari Kecamatan Plaosan untuk tergabung dalam taruna tani.

Dedih Kurniawan, adalah lulusan sarjana dari Universitas Brawijaya Malang jurusan Kimia. Ia memilih menjadi petani diawali dari sebuah hobi. Ia berujar bahwa dunia pertanian membuatnya semangat dalam berwirausaha agribisnis sebagai pilihan hidupnya dalam bekerja.

“Saya  mulai usaha pertanian secara serius pada tahun 2016 selepas menjadi manager program  pertanian terintegrasi di badan amil zakat Kabupaten Sragen. Tahun 2019 saya resign dan membesarkan pertanian milik saya di Magetan lalu bergabung di kelompok tani,” tutur Dedih.

Berbagai tanaman sayuran seperti kentang, wortel, brokoli, tomat, cabai keriting, kubis ditanam di lahan seluas 1 Ha, ditambah dengan peternakan ayam kampung yang khusu produksi DOC dan ayam pedaging serta pengolahan susu sapi menjadi olahan yogurt.

“Dalam satu hari, saya bisa mengolah susu sapi sebanyak 16 liter dari para peternak sapi perah yang berjumlah 70 orang di sekitar Plaosan. Saya mengolah menjadi olahan yogurt dan stik susu, dan saat ini sedang menunggu izin edar dari BPOM,” imbuh Dedih.

Semangat Dedih dalam berusahatani tak main-main. Saat ini ia tengah mengembangkan beras sehat yakni beras merah dan beras hitam varietas ciherang bebas residu kimia. Sebagai sarjarna kimia, Dedih membuat pupuk sendiri lalu diujinya sendiri di lahan yang gunakan untuk bertanam. Beras sehat yang ia maksud full perlakuan tanpa pupuk kimia dan rabuk kendang, dan hanya menggunakan nutrisi hayati. Tak hanya itu, untuk pengembangan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Sarangan Agro Lestari miliknya, Dedih juga tengah focus mengembangan agro edu wisata dengan pertanian ramah lingkungan, disamping sarana prasarana untuk kegiatan pembelajaran atau permagangan di P4S nya.

“Berawal dari hobi bercocok tanam, saat ini usaha yang saya rintis ini beromzet 30 juta bersih. Hal ini menjadi modal bagi saya untuk terus berusaha, dan terus menjalin jejaring dengan petani lainnya. Hal ini sangat penting, mengingat kondisi masih pandemic Covid dan berpengaruh pada kondisi usaha kami,” tandas Dedih.

Sebagai petani binaannya, Suminten sebagai Koordinator BPP Plaosan menuturkan, bahwa Dedih Kurniawan telah banyak pengalaman untuk berbagi ilmu bagi petani di wilayah Plaosan khususnya, dan Kabupaten Magetan umumnya.

“Dedih telah mampu bersinergi bersama penyuluh dan petani lainnya dalam dunia pertanian dan penumbuhan petani muda. Apalagi wilayah kami ini sangat dekat dengan wisata air yakni Telaga Sarangan yang mampu menarik minat wisatawan menikmati keindahan telaga dan alam sekitar Sarangan,” tutur Suminten.

Ia juga menambahkan, melalui rutinitas pertemuan kelompok tani di daerah Plaosan, sinergi yang dibangun berjalan baik. Bahkan saat ini terdapat 88 kelompok tani binaan di BPP Plaosan dengan total luas lahan tanam 6 ribu Ha, 85% tanaman hortikultura dan sisanya tanaman pangan. Selain itu terdapat banyak peternak sapi dan ayam di wilayah binaan BPP Plaosan.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan Indonesia memiliki potensi agraris yang melimpah, jika dikolaborasikan dengan baik niscaya akan menjadi peluang sumber lapangan yang luar biasa.

“Pertanian itu jelas janjinya, jelas menguntungkan, kamu belum tau aja, kamu belum coba. Belum pernah saya melihat pertanian yang dilakukan secara baik dan benar membuat orang mengalami kerugian dan kesulitan, karena pertanian tidak pernah ingkar janji,” kata Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, juga memperkuat pernyataan tersebut. Menurutnya, masa depan tonggak pertanian dan saat ini ada di tangan anak muda.

“Pertanian adalah sebuah masa depan yang pasti dibutuhkan, selama manusia hidup selama itu pula pertanian menjadi suatu kebutuhan. Pertanian adalah masa depan untuk memimpin pembangunan pertanian Indonesia,” tutup Dedi Nursyamsi.

No More Posts Available.

No more pages to load.