JAKARTA – Tatanan ekonomi baru dipercaya akan muncul pascapandemi Covid-19. Bersama program 10 Rumah Aman, warga terus bersiap dan menguatkan konsep ekonominya sendiri. Medianya melalui Usaha Kecil Menengah (UKM) warga. Mengedepankan gotong royong dan kemandirian, rintisannya mulai digulirkan. Sampel produknya bahkan akan digunakan sebagai pendamping sembako bantuan.
“Kami belajar banyak dari kasus pandemi Covid-19 ini. Perekonomian banyak warga sampai lumpuh. Untuk itu, kami coba bangkit dengan kreativitas yang ada. Apalagi, kami sekarang sudah terbiasa lagi bergotong royong. Kami akan ambil peranan saat tatanan ekonomi baru yang bergulir setelah isu Covid-19 selesai,” ungkap Ketua RT.008/RW.04 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, Zainal Abidin.
Bernaung dalam program 10 Rumah Aman, warga berhasil keluar dari tarikan negatif Covid-19. Mereka menyikapi tekanan ekonomi melalui amal. Bantuan berupa sembako hingga uang dikumpulkan warga lalu didistribusikan kepada tetangga yang membutuhkannya. Aktivitas ini dilakukan rutin bersamaan dengan pencatatan suhu tubuh warga oleh aktivis Dasa Wisma.
Sembari mengurai isu Covid-19, warga terus berpikir kritis dan produktif. Mereka pun merintis sendiri konsep ekonominya. Melalui konsep UKM, beragam produk kuliner unggulan akan diluncurkan. Lalu, awalannya berupa produk kuliner Madumongso dan Sambal Pecel. Kedua kuliner itu bahkan dipakai sebagai logistik pendamping sembako amal bagi warga.
“UKM warga terus dikuatkan. Itu menjadi cara efektif agar eksis dalam tatanan ekonomi baru setelah Covid-19 mereda. UKM itu tahan tekanan dan bisa diakses luas setiap warga. Kami sudah rencanakan 2 produk yang akan disertakan juga dalam sembako amal. Madumongso untuk menggantikan Kurma. Sambal Pecel itu pengganti Mi Instan. Apalagi, sebentar lagi masuk Bulan Ramadhan,” kata Zainal.
Dilakukan secara bergotong royong, produk Madumongso dan Sambal Pecel milik warga RT.008/RW.04 Balekambang sudah siap didistribusikan. Jumlahnya besar. Untuk Madumongso ada 50 pax, adapun Sambal Pecelnya sekitar 100 kemasan dengan berat seperempat kilogram. Produk ini bisa dinikmati 33 kepala keluarga (KK) warga RT.008/RW.04 Balekambang yang kurang beruntun secara ekonomi.
“Produk Madumongso dan Sambal Pecel hasil sumbangan uang warga. Mereka memang menyumbang uang dan sembako. Untuk sembako langsung didistribusikan, adapun uang dikumpulkan lebih dahulu sesuai kesepakatan. Setiap hari ada updatenya. Kami berharap Madumongso dan Sambal Pecel ini bisa menginspirasi warga. Dikembangkan lebih lanjut ke depannya menjadi usaha produktif,” tegas Zainal.
Sebagai gambaran, Madumongso adalah kudapan manis. Bahan bakunya Ketan Hitam hasil fermentasi. Menurut historynya, Madumongso sudah ada sejak era Mataram Kuno. Pada masanya, Madumongso menjadi kuliner istimewa yang dinikmati para raja. Untuk membuatnya relatif mudah. Bahan bakunya ada Ketam Hitam yang sudah disosoh. Ada juga air, kelapa, daun pandan, gula merah, dan gula pasir.
Adapun Sambel Pecel memiliki beragam varian. Bahan bakunya pun simpel, seperti kacang tanah yang goreng, gula, garam, dan air asam jawa. Ada juga bawang putih, cabai, kencur, juga daun jeruk. Untuk menikmatinya, Sambal Pecel biasanya diguyurkan dalam aneka sayuran. Komposisinya, Tauge, Kacang Panjang, Mentimun, Kemangi, Bayam, Kuncup Bunga Turi, Kubis, Kangkung, Labu Siam, dan Kenikir.
“Kami berharap warga terus mengonsumsi makanan sehat. Kuliner olahan tersebut tentu bebas bahan pengawet. Beragam jenis sayuran itu bagus untuk tubuh dan menyehatkan. Saat ini Madumongso juga Sambal Pecel cukup untuk 2 pekan ke depan. Bisa untuk persediaan makanan di Bulan Ramadhan,” ujar Zainal lagi.
Selain Madumongso dan Sambal Pecel, warga RT.008/RW.04 Balekambang juga siap mengembangkan produk kuliner olahan lainnya. Sebut saja Tahu Bakso, Singkong Gurih, Serundeng, Teri Balado, Sambal Terasi, Sambal Bawang Kemasan, dan lainnya. Zainal pun menambahkan, warga akan mengembangkan beragam produk tersebut berbasis UKM.
“Didorong program 10 Rumah Aman, pandemi Covid-19 telah memunculkan banyak ide kreatif. Selain ‘program’ Madumongso dan Sambal Pecel yang sudah digulirkan, saat ini ada banyak produk kuliner yang siap dicoba. Jumlahnya sementara ada sekitar 6 produk dan itu pasti akan bertambah. Yang jelas, pelatihan cara membuatnya nanti akan diberikan,” lanjut Zainal.
Skenario pelatihannya sudah disiapkan secara ‘online’ melalui WhatsApp Group (WAG). Nantinya beragam bahan baku dan cara mengolahnya akan dishare secara detail. Para warga bisa mencobanya di rumah masing-masing sembari menjalankan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di area Jakarta, 10-23 April 2020. Jadi, waktu yang ada tetap produktif dan menghasilkan value ekonomi besar.
“Waktu yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Mengembangkan kuliner melalui UKM sangat bagus bagi warga. Mereka ini akan mendapatkan jaminan ekonomi lebih baik pascapandemi Covid-19. Pangsa pasarnya tentu sangat menjanjikan. Kami akan support beragam ide kreatif untuk menunjang perekonomian warga,” tutup Kepala Staf Presiden Moeldoko.(****)