JAKARTA – Di hadapan para pengurus RT, RW, dan Karang Taruna Kelurahan Pondok Kelapa, seorang pria paruh baya dengan logat Betawi kental hadir dalam sebuah forum silaturahmi sederhana namun penuh makna, Rabu (30/7/2025).
Pria itu membagikan sesuatu yang lebih dari sekadar pidato, yaitu perjalanan hidupnya yang menginspirasi banyak orang.
Pria itu bukan orang biasa. Ia adalah H. Achmad Azran, anggota DPD RI dari Daerah Pemilihan Daerah Khusus Jakarta.
Senator yang akrab disapa Bang Azran mengawali kisahnya dari masa muda, ketika ia pertama kali menjadi Ketua Karang Taruna tingkat RT di lingkungannya.
“Ternyata apa yang kita lakukan di forum kecil Karang Taruna itu bermanfaat banget buat karir saya,” ucapnya dengan mata menerawang ke masa lalu.
Bagi Bang Azran, Karang Taruna bukan sekadar organisasi kepemudaan. Ia menyebutnya sebagai modal awal. Sebab dari sana ia belajar banyak hal, dari cara berkomunikasi, menghargai sesama, membangun solidaritas, dan menerima perbedaan.
Hal-hal yang di kemudian hari menjadi fondasi kokoh saat ia melangkah ke jenjang organisasi yang lebih tinggi hingga akhirnya dipercaya oleh masyarakat menjadi senator di DPD RI.
Namun, perjalanan Azran bukan tanpa hambatan. Ia mengakui bahwa sebagai putra Betawi asli, sering kali dirinya diremehkan dan dipandang sebelah mata.
“Anak Betawi itu biasanya dicap cuma bisa nongkrong, ngandelin kontrakan bapaknya,” kata Azran, setengah berkelakar.
Namun ia membuktikan jika stigma itu bisa dipatahkan.
Setelah Karang Taruna, ia dipercaya menjadi ketua remaja masjid di tingkat RW, lalu aktif di organisasi kepemudaan seperti AMPI. Dari situlah karakter kepemimpinannya terbentuk.
Namun, Ia tidak mengikuti arus stereotipikal anak muda Betawi pada umumnya saat itu. Sebaliknya, ia memilih jalan keterbukaan, dialog, dan pengabdian.
Bagi Bang Azran, semua dimulai dari ruang kecil, dari lingkungan RT dan RW.
“Jangan dilihat kecilnya Karang Taruna tingkat RT. Justru dari situ kita belajar komunikasi, saling mendukung, tidak menjustifikasi teman yang kurang baik,” ujarnya.
Putra asli Betawi itu menekankan pentingnya peran anak muda dalam membangun lingkungan.
Ia mencontohkan seorang Ketua RT muda di Jakarta Utara yang mampu membangun sarana lingkungan dari dana pribadi.
“Kalau dia bisa, kenapa kita tidak?” tanya Azran, menyemangati para pemuda Karang Taruna yang hadir.
Suasana dalam forum silaturahmi itu hangat. Tak sedikit senyum dan anggukan muncul ketika Bang Azran berbicara. Ucapannya bukan sekadar cerita, melainkan cermin dari sebuah perjalanan yang bisa menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
Di akhir pertemuan, Bang Azran menyampaikan harapannya.
“Mudah-mudahan, 5 atau 10 tahun ke depan, ada di antara kalian, anak-anak muda Karang Taruna Pondok Kelapa ini, yang menggantikan saya sebagai senator di DPD RI,” tuturnya.
Pesan itu bukan sekadar motivasi, tapi juga tantangan. Sebuah panggilan bagi generasi muda untuk bangkit, berorganisasi, dan mengambil peran nyata dalam membangun bangsa. Karena seperti yang ditunjukkan oleh Bang Azran, semua bisa dimulai dari sebuah forum kecil bernama Karang Taruna.