PANDEGLANG – Di tengah merebaknya virus Covid-19 yang belum mereda, panen raya terus berlangsung di sejumlah wilayah di Tanah Air. Salah satunya di Desa Tanjung Jaya Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten yang dihadiri Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Panen padi Inbrida di lahan seluas 250 hektare ini dikelola Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Tani dengan varietas Ciherang.
“Negara sedang dalam kondisi yang tidak biasa dan kita sebagai pejabat pemerintah di bidang pertanian harus hadir menyelamatkan 267 juta jiwa penduduk Indonesia,” ujar Mentan SYL, Kamis (23/4).
Menurut Mentan SYL, masa pandemi Covid-19 ini adalah saatnya pemerintah bergerak untuk membantu dan meyakinkan bahwa kondisi akan baik-baik saja. Contohnya, seperti yang terlihat bahwa panen padi masih berlangsung di beberapa wilayah, kebutuhan pangan rakyat dipastikan tercukupi.
“Ada dua sektor yang tidak boleh berhenti dalam situasi seperti ini yaitu sektor pertanian dan dan kesehatan. Oleh karena itu, dengan Ibu Bupati yang sangat aktif ini saya semakin bersemangat dan ini adalah tanda tanda kemajuan bagi Kabupaten Pandeglang,” tuturnya.
Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, panen raya padi yang sudah dan akan berlangsung sampai akhir April 2020 di seluruh wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten, adalah seluas 35.468 ha yang tersebar di beberapa kecamatan.
Sebagian besar varietas yang ditanam adalah jenis Ciherang dengan rata-rata produksi 5,7 ton per hektare gabah kering panen (GKP). Indek Pertanaman (IP) di Kabupaten Pandeglang dengan mayoritas sawah tadah hujan bisa mencapai 2-3 kali dalam setahun.
“Kami mempunyai semangat untuk membantu sekor pertanian dan siap menjadi penyangga ibu kota negara. Hanya saja kami belum memiliki sarana dan prasarana yang cukup banyak,” ujar Irna.
Bupati Irna berharap pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bisa menunjang dengan program yang bisa memberi semangat para petani. Menurut Irna, petani Pandeglang optimistis untuk mewujudkan swasembada pangan dengan adanya sinergi dalam pendampingan budidaya pertanian oleh penyuluh pertanian di balai penyuluh pertanian (BPP).
“Tentunya yang didukung dengan infrastruktur dan alat pertanian yang telah dibantukan yang akan dinikmati petani dengan tiada hari tanpa tanam dan tiada hari tanpa panen,” sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Mentan SYL juga memberikan bantuan bantuan berupa benih jagung hibrida, mesin pascapanen atau power theser, sarana dan prasarana dan bantuan pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp10 miliar dan ongkos pengolahan lahan.
Tidak jauh dari lokasi panen, Mentan SYL juga mengunjungi RMU (Rice Milling Unit ) milik Kelompok Tani Mekar, Kampung Mekar Jaya, Desa Panimbang, Jaya Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang.
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengungkapkan, di Pandeglang saat ini juga dilakukan kegiatan irigasi perpipaan dan perpompaan, serta pembangunan embung.
“Infrastruktur prasarana dan sarana ini untuk menunjang peningkatan produksi pertanian di wilayah Pandeglang,” ujar Sarwo Edhy.
Kegiatan irigasi perpipaan ada satu unit di Desa Parigi Kecamatan Saketi yang dikelola kelompok tani Yama Vaulsar. Pembangunan embung ada dua unit berada di Desa Harapan Karya Kecamatan Pagelaran yang dikelola Poktan Mandiri dan di Desa Kramatmanik Kecamatan Angsana yang dikelola Poktan Berkan Mandiri.
Sementara, irigasi perpompaan ada 7 unit yang berada di Desa Sumur Batu, Kecamatan Cikeusik (Poktan Merak Tani), Desa Simpangtiga, Kecamatan Patia (Poktan Mandiri), Desa Kadumalati, Kecamatan Sindangresmi (Poktan Cipta Tani 2), Desa Kadubera, Kecay Picung (Poktan Putra Desa), Desa tarumanagara Kecamatan Cigeulis (Poktan Bimandiri), Desa Angsana Kecamatan Angsana (Poktan Sindang), dan Desa Surakarta Kecamatan Pagelaran (P3A Jaya Mandiri).
“Semua sesuai dengan kebutuhan petani. Dananya disalurkan melalui sistem bantuan pemerintah ke rekening petani dan dibangun dengan swakelola petani. Dengan swakelola oleh petani, jaringan irigasi umumnya akan lebih bagus dan petani merasa lebih memiliki. Kita membangun secara bertahap berdasarkan kebutuhan masyarakat petani,” ujar Sarwo Edhy.(***)