Bandung – Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian sebagai bagian dari Kementerian Pertanian mempunyai peran penting dalam pengembangan SDM Pertanian. Pengembangan kapasitas SDM Pertanian menjadi salah satu tugas pokok BPPSDMP dalam pembangunan pertanian.
Menteri Pertanian ( Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian.
“Salah satu fokus kita adalah meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian,”ujar Mentan Syahrul.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa BPPSDMP berada di garis terdepan dalam pembangunan SDM pertanian. “Itu berati segala sesuatu yang terkait peningkatan kapasitas SDM merupakan tugas BPPSDMP ujar Dedi Nursyamsi, Rabu malam (30/6).
Dalam sambutannya secara virtual kepada peserta pertemuan koordinasi Penguatan Kegiatan Pusat Pelatihan Pertanian, Dedi menjelaskan tentang tiga pilar dalam peningkatan SDM pertanian. “Pilar pertama adalah penyuluhan,pilar kedua pelatihan dan pilar yang ketiga adalah Pendidikan dan semua harus berjalan seiring dan seimbang, tiga pilar yang mengemban tugas peningkatan SDM pertanian ini untuk peningkatan produktifitas”, jelasnya.
Lebih lanjut Dedi mengungkapkan untuk mencapai produktifitas yang baik di butuhkan SDM pertanian yang handal yaitu petani dan penyuluh, bagaimana menciptakan penyuluh dan petani dengan kualifikasi tersebut. Dan hal tersebut adalah tugas pelatihan, tugas widyaswara dan pengelola pelatihan pertanian.
“Pertanian adalah bisnis, berarti pertanian harus menghasilkan, pertanian harus menguntungkan, untuk itu tugas widyaswara dan pengelola pelatihan untuk mampu melatih para peserta memahami bisnis prosesnya, dimulai dengan bagaimana mencari modal dimana KUR dapat dijadikan pilihan, mengolah lahan sampai menjual produknya”, tambahnya.
Ditambahkannya keberhasilan pelatihan tidak diukur semata berapa jumlah petani atau penyuluh yang sudah dilatih tapi bagaimana hasil pelatihan tersebut diterapkan oleh penyuluh dan petani.
Sementara Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati menambahkan seperti disampaikan sebelum nya oleh Kepala Badan, Pelatihan merupakan salah satu pilar yang sangat penting dalam peningkatan SDM pertanian. Melalui pelatihan baik aparatur dan non aparatur, para petani dan praktisi pertanian diharapkan peningkatan kapasitas SDM pertanian.
“Pelatihan pertanian tidak hanya ditujukan kepada aparatur tapi juga non aparatur seperti pelatihan kepada petani milenial, pelatihan pada poktan/gapoktan. KWT semua harus kita lakukan yang pada akhirnya adalah peningkatan produktifitas”, ujar Leli.
Leli juga menjelaskan sebagai bagian dari pelatihan maka disusunlah rancangan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dibidang penyuluhan sebagai standar kompetensi dalam membangun aparatur penyuluhan pertanian. “Penyusunan kualifikasi rancangan KKNI ini berkaitan karena dalam waktu dekat kita akan melakukan sertifikasi untuk 2168 THL TBPP agar dapat lulus menjadi PPPK”, tambahnya.
Selain membahas KKNI, penguatan Kegiatan Pusat Pelatihan Pertanian juga membahas program lingkup pusat pelatihan pertanian, dan konsolidasi internal untuk program PHLN Rural Empowerment Agricultural Development Scaling Up Initiative (READSI) yang ada di 6 Provinsi dan 18 kabupaten.
Pertemuan ini diselenggarakan dua hari (30 Juni s.d 2 juli) di Hotel Holiday Inn Bandung dan di hadiri 90 orang dari lingkup BPPSDMP, Tim Penyusunan KKNI bidang Penyuluhan Mitra Assesor dan Penyuluh dan diselenggarakan secara offline dan online. (esapt)